Bentrok Antar Warga Sampoabalo dan Gunung Jaya, 56 Rumah dan Kendaraan Terbakar
pada tanggal
06 Juni 2019
PASARWAJO, LELEMUKU.COM – Bentrok antar warga terjadi di Desa Sampoabalo dan Desa Gunung Jaya, Kecamatan Siontapina, Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terjadi pada Rabu (05/06/2019) siang.
Akibat bentrok yang terjadi pada Hari Raya Idul Fitri ini sekitar 56 rumah warga, satu unit kendaraan roda empat dan 1 unit sepeda motor di Desa Gunung Jaya hangus terbakar.
Menurut informasi yang dihimpun Lelemuku.com pemicu kerusuhan di awali ketika puluhan pemuda dari Desa Sampuabalo melakukan konvoi kendaraan roda dua dengan menggunakan knalpot racing dan melakukan keributan pada Selasa (04/06/2019) pukul 20.00 WITA. Hal ini membuat warga Desa Gunung Jaya terganggu.
Konvoi itu kemudian kembali melewati Desa Gunung Jaya pada pukul 20.45 WITA dan melakukan upaya pelemparan ke rumah warga sekitar mulai dari pertigaan dua desa tersebut. Tidak terima dengan pelemparan itu pemuda Desa Gunung Jaya melakukan pelemparan balasan dan berujung pada keributan. Hal ini kemudian berhenti saat dilerai oleh anggota Polsek Sampuabalo.
Selanjutnya pada Rabu (05/06/2019) pukul 14.30 WITA, massa dari Desa Sampuabalo menyerang dan membakar rumah warga Desa Gunung Jaya dengan bom molotof yang dilempar. Hal ini ditanggapi warga Gunung Jaya dengan melakukan pelemparan balasan kepada massa yang menyerang.
Bentrok ini tidak memakan korban jiwa, 1 orang warga menjadi korban luka dibagian pergelangan tangan kanan akibat terkena sabetan senjata tajam.
Sementara orang tua, wanita dan anak-anak dengan total 89 jiwa atau hampir 20 kepala keluarga (KK) warga Desa Gunung Jaya mengungsi ke Desa Matanauwe, dan 3 KK ke Desa Walompo. Sementara para pemuda dan para pria masih berjaga di lokasi sekitar desa.
Wakapolres Buton, Kompol Arnaldo Von Bullow S.IK yang memimpin satu peleton Dalmas dan kemudian mengamankan kedua massa yang bertikai.
Sementara aparat gabungan dari TNI dan Polri masih melakukan pengamanan di titik-titik strategis serta melakukan pendekatan kepada warga Desa Gunung Jaya guna mencegah upaya serangan balasan akibat belum terima aksi pembakaran serta upaya provokasi dari kelompok-kelompok tidak bertanggung jawab. (Albert Batlayeri)
Akibat bentrok yang terjadi pada Hari Raya Idul Fitri ini sekitar 56 rumah warga, satu unit kendaraan roda empat dan 1 unit sepeda motor di Desa Gunung Jaya hangus terbakar.
Menurut informasi yang dihimpun Lelemuku.com pemicu kerusuhan di awali ketika puluhan pemuda dari Desa Sampuabalo melakukan konvoi kendaraan roda dua dengan menggunakan knalpot racing dan melakukan keributan pada Selasa (04/06/2019) pukul 20.00 WITA. Hal ini membuat warga Desa Gunung Jaya terganggu.
Konvoi itu kemudian kembali melewati Desa Gunung Jaya pada pukul 20.45 WITA dan melakukan upaya pelemparan ke rumah warga sekitar mulai dari pertigaan dua desa tersebut. Tidak terima dengan pelemparan itu pemuda Desa Gunung Jaya melakukan pelemparan balasan dan berujung pada keributan. Hal ini kemudian berhenti saat dilerai oleh anggota Polsek Sampuabalo.
Selanjutnya pada Rabu (05/06/2019) pukul 14.30 WITA, massa dari Desa Sampuabalo menyerang dan membakar rumah warga Desa Gunung Jaya dengan bom molotof yang dilempar. Hal ini ditanggapi warga Gunung Jaya dengan melakukan pelemparan balasan kepada massa yang menyerang.
Bentrok ini tidak memakan korban jiwa, 1 orang warga menjadi korban luka dibagian pergelangan tangan kanan akibat terkena sabetan senjata tajam.
Sementara orang tua, wanita dan anak-anak dengan total 89 jiwa atau hampir 20 kepala keluarga (KK) warga Desa Gunung Jaya mengungsi ke Desa Matanauwe, dan 3 KK ke Desa Walompo. Sementara para pemuda dan para pria masih berjaga di lokasi sekitar desa.
Wakapolres Buton, Kompol Arnaldo Von Bullow S.IK yang memimpin satu peleton Dalmas dan kemudian mengamankan kedua massa yang bertikai.
Sementara aparat gabungan dari TNI dan Polri masih melakukan pengamanan di titik-titik strategis serta melakukan pendekatan kepada warga Desa Gunung Jaya guna mencegah upaya serangan balasan akibat belum terima aksi pembakaran serta upaya provokasi dari kelompok-kelompok tidak bertanggung jawab. (Albert Batlayeri)