George Toisutta, Sang Kapitan Elake Patiloe Manawa Kabaressi Kebanggaan Maluku
pada tanggal
13 Juni 2019
JAKARTA, LELEMUKU.COM - George Toisutta, Sang Kapitan Elake Patiloe Manawa Kabaressi atau Pemimpin Besar Pemersatu yang Tangguh dari Majelis Latupati Maluku telah kembali ke haribaan Ibu Pertiwi pada Rabu (12/06/2019). Berita duka atas wafatnya Mantan KASAD ke-26 tersebut disampaikan Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen TNI Candra Wijaya dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Dijelaskan Kadispenad, mantan Kasad yang terkenal dengan ketegasannya tersebut, wafat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, karena sakit yang dideritanya.
“Hari ini kita kehilangan salah satu putra terbaik bangsa. Almarhum Jenderal TNI (Purn) George Toisutta, sebelumnya mendapatkan perawatan medis di RSPAD, dikarenakan menderita sakit kanker usus. Keluarga maupun Tim Medis (RSPAD), seluruhnya telah berupaya secara maksimal dan melakukan yang terbaik, namun Allah, SWT telah berkehendak,” jelas Candra.
Atas keberhasilan dalam mengharumkan Maluku di pentas nasional maupun internasional serta ketegasan dalam memimpin pasukan sampai menjadi orang nomor satu di TNI AD, pada tahun 2010. Almarhum Jenderal Toisutta mendapatkan gelar kehormatan Sang Kapitan Elake Patiloe Manawa Kabaressi.
“Sebagaimana umumnya, setelah dinyatakan wafat oleh tim dokter, selepas dimandikan tadi pagi, jenazah almarhum disholatkan di Masjid As-Syifa RSPAD dan disemayamkan di Rumah Duka RSPAD,”terang Candra.
TNI AD Berduka
Lebih lanjut dijelaskan Kadispenad bahwa semenjak terdengarnya berita duka tersebut, para pejabat TNI AD maupun purnawirawan TNI serta keluarga almarhum berdatangan untuk bertakziyah dan turut melaksanakan sholat jenazah.
“Selain Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa beserta istri, juga hadir para pejabat teras TNI AD, para mantan Kasad, para purnawirawan Pati TNI untuk memberikan penghormatan terakhir dan mendoakan agar almarhum Jenderal TNI (Purn) George Toisutta diterima di sisi-Nya dan husnul khotimah”, ujar Candra.
“Dan dalam kesempatan tersebut, Kasad dan Ny. Hetty Andika Perkasa bertemu dengan keluarga dan kerabat almarhum saat disemayamkan,” imbuhnya.
Saat Upacara pemberangkatan jenazah yang dipimpin langsung oleh Kasad di halaman Rumah Duka RSPAD, lanjut Candra, para peserta yang hadir tidak dapat menutupi rasa haru mereka yang sangat mendalam.
“Terlebih saat penghormatan jenazah, seluruhnya memberikan penghormatan terakhir dengan penuh haru kepada almarhum yang jenazahnya diusung dalam peti berselubung bendera Merah Putih. Ini tentunya menujukkan betapa tinggi kharisma almarhum dihadapan keluarga, rekan maupun anak-buahnya selama ini,”tegas Candra.
Dijelaskan usai upacara pemberangkatan, jenazah almarhum diberangkatkan ke Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) melalui Bandara Halim Perdanakusuma dengan pesawat Hercules C 130 untuk dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dadi, Makassar. Serangkaian acara pemakaman juga telah disiapkan di Makassar.
Dikatakan Candra, setelah setibanya di Lanud Makassar, jenazah almarhum akan langsung dibawa menuju rumah duka di Jl. Rotan No. 80, Gunung Sari Makassar untuk disemayamkan dan selanjutnya disholatkan di Masjid Nurul Ilmi Makassar.
“Pemakaman akan dilaksanakan di TPU Dadi, Makassar. Bertindak selaku Irup yaitu Wakasad Letjen TNI Tatang Sulaiman dimana pelaksanaannya akan dikordinasikan oleh Garnisun setempat,”tegasnya.
Meski berdarah Ambon, Maluku, Jenderal Toisutta dilahirkan di Makassar pada tanggal 1 Juni 1953, dan saat ini meninggalkan tiga orang anak dari pernikahannya dengan Hj. Nur Alam. Selama hidupnya, selain memegang teguh filosofi kerohanian Islam yaitu semua harus sama, almarhum juga menyukai tokoh wayang Begawan Bisma yang terkenal jujur dan pemberani.
“Latar belakang jabatan dan penugasan Almarhum sangat lengkap hingga menjabat menjadi Kasad dari tahun 2009 sampai 2011. Sebelum menjadi Kasad, pada tahun 2009, beliau menjadi Pangkostrad menggantikan Mayjen TNI Erwin Sujono, waktu itu. Beliau juga pernah menjabat sebagai Panglima Kodam XVII/Trikora (sekarang Kodam XVII/Cen dan Kodam XVIII/Ksr) dan Kodam III/Slw, dan sebelum menjabat sebagai Pangdivif 1/Kostrad, pernah ditugaskan sebagai Pangkoops TNI di Aceh pada tahun 2003,” kata Candra.
Bendera Setengah Tiang
Sebagai bentuk penghormatan dan rasa duka cita yang mendalam, seluruh satuan jajaran TNI Angkatan Darat mengibarkan bendera setengah tiang selama tujuh hari mulai tanggal 12 hingga 18 Juni 2019.
"Selamat jalan Sang Bisma Angkatan Darat, sebagai Kapitan Elake Patiloe Manawa Kabaressi, Darma Bhaktimu tidak hanya tertanam dalam diri setiap prajurit TNI AD, namun juga akan terkenang oleh seluruh rakyat Indonesia, dari Aceh hingga Papua," ucap Chandra. (Dispenad)
Dijelaskan Kadispenad, mantan Kasad yang terkenal dengan ketegasannya tersebut, wafat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, karena sakit yang dideritanya.
“Hari ini kita kehilangan salah satu putra terbaik bangsa. Almarhum Jenderal TNI (Purn) George Toisutta, sebelumnya mendapatkan perawatan medis di RSPAD, dikarenakan menderita sakit kanker usus. Keluarga maupun Tim Medis (RSPAD), seluruhnya telah berupaya secara maksimal dan melakukan yang terbaik, namun Allah, SWT telah berkehendak,” jelas Candra.
Atas keberhasilan dalam mengharumkan Maluku di pentas nasional maupun internasional serta ketegasan dalam memimpin pasukan sampai menjadi orang nomor satu di TNI AD, pada tahun 2010. Almarhum Jenderal Toisutta mendapatkan gelar kehormatan Sang Kapitan Elake Patiloe Manawa Kabaressi.
“Sebagaimana umumnya, setelah dinyatakan wafat oleh tim dokter, selepas dimandikan tadi pagi, jenazah almarhum disholatkan di Masjid As-Syifa RSPAD dan disemayamkan di Rumah Duka RSPAD,”terang Candra.
TNI AD Berduka
Lebih lanjut dijelaskan Kadispenad bahwa semenjak terdengarnya berita duka tersebut, para pejabat TNI AD maupun purnawirawan TNI serta keluarga almarhum berdatangan untuk bertakziyah dan turut melaksanakan sholat jenazah.
“Selain Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa beserta istri, juga hadir para pejabat teras TNI AD, para mantan Kasad, para purnawirawan Pati TNI untuk memberikan penghormatan terakhir dan mendoakan agar almarhum Jenderal TNI (Purn) George Toisutta diterima di sisi-Nya dan husnul khotimah”, ujar Candra.
“Dan dalam kesempatan tersebut, Kasad dan Ny. Hetty Andika Perkasa bertemu dengan keluarga dan kerabat almarhum saat disemayamkan,” imbuhnya.
Saat Upacara pemberangkatan jenazah yang dipimpin langsung oleh Kasad di halaman Rumah Duka RSPAD, lanjut Candra, para peserta yang hadir tidak dapat menutupi rasa haru mereka yang sangat mendalam.
“Terlebih saat penghormatan jenazah, seluruhnya memberikan penghormatan terakhir dengan penuh haru kepada almarhum yang jenazahnya diusung dalam peti berselubung bendera Merah Putih. Ini tentunya menujukkan betapa tinggi kharisma almarhum dihadapan keluarga, rekan maupun anak-buahnya selama ini,”tegas Candra.
Dijelaskan usai upacara pemberangkatan, jenazah almarhum diberangkatkan ke Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) melalui Bandara Halim Perdanakusuma dengan pesawat Hercules C 130 untuk dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dadi, Makassar. Serangkaian acara pemakaman juga telah disiapkan di Makassar.
Dikatakan Candra, setelah setibanya di Lanud Makassar, jenazah almarhum akan langsung dibawa menuju rumah duka di Jl. Rotan No. 80, Gunung Sari Makassar untuk disemayamkan dan selanjutnya disholatkan di Masjid Nurul Ilmi Makassar.
“Pemakaman akan dilaksanakan di TPU Dadi, Makassar. Bertindak selaku Irup yaitu Wakasad Letjen TNI Tatang Sulaiman dimana pelaksanaannya akan dikordinasikan oleh Garnisun setempat,”tegasnya.
Meski berdarah Ambon, Maluku, Jenderal Toisutta dilahirkan di Makassar pada tanggal 1 Juni 1953, dan saat ini meninggalkan tiga orang anak dari pernikahannya dengan Hj. Nur Alam. Selama hidupnya, selain memegang teguh filosofi kerohanian Islam yaitu semua harus sama, almarhum juga menyukai tokoh wayang Begawan Bisma yang terkenal jujur dan pemberani.
“Latar belakang jabatan dan penugasan Almarhum sangat lengkap hingga menjabat menjadi Kasad dari tahun 2009 sampai 2011. Sebelum menjadi Kasad, pada tahun 2009, beliau menjadi Pangkostrad menggantikan Mayjen TNI Erwin Sujono, waktu itu. Beliau juga pernah menjabat sebagai Panglima Kodam XVII/Trikora (sekarang Kodam XVII/Cen dan Kodam XVIII/Ksr) dan Kodam III/Slw, dan sebelum menjabat sebagai Pangdivif 1/Kostrad, pernah ditugaskan sebagai Pangkoops TNI di Aceh pada tahun 2003,” kata Candra.
Bendera Setengah Tiang
Sebagai bentuk penghormatan dan rasa duka cita yang mendalam, seluruh satuan jajaran TNI Angkatan Darat mengibarkan bendera setengah tiang selama tujuh hari mulai tanggal 12 hingga 18 Juni 2019.
"Selamat jalan Sang Bisma Angkatan Darat, sebagai Kapitan Elake Patiloe Manawa Kabaressi, Darma Bhaktimu tidak hanya tertanam dalam diri setiap prajurit TNI AD, namun juga akan terkenang oleh seluruh rakyat Indonesia, dari Aceh hingga Papua," ucap Chandra. (Dispenad)