Kawasan Kemiri Tak Cocok Jadi Tempat Relokasi Korban Banjir Bandang
pada tanggal
21 Juni 2019
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura, Provinsi Papua diminta tak menjadikan kawasan Kemiri, Kota Sentani, sebagai tempat untuk merelokasi warga terdampak banjir bandang.
Menurut Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Papua, Jan Jap Ormuseray menegaskan kawasan Kemiri, Sentani, merupakan wilayah rawan banjir dan berpotensi sebagai daerah rawan bencana secara permanen. Oleh karenanya, ia mengusulkan agar Pemerintah Kabupaten Jayapura, mencari lokasi lain yang lebih tepat, sehingga tak menimbulkan masalah dikemudian hari.
“Kalau rencana relokasi sendiri prinsipnya kita mendukung. Hanya yang harus jadi pertimbangan, kawasan Kemiri merupakan daerah rawan banjir. Bahkan pada lahan milik Pemprov seluas 33 hektar yang dikelola dinas kehutanan pun tergenang banjir kemarin. Kemudian, kolam yang tadinya masyarakat gali untuk ambil pasir juga terdampak banjir hingga tertutup tanah maupun batu. Makanya kita minta jangan direlokasi ke Kemiri, sebab jangan nanti kita bikin susah masyarakat lagi disitu,” tegas Jan usai rapat dengan Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Papua Noak Kapisah bersama instansi terkait, Kamis (20/06/2019), menyikapi rencana relokasi warga terdampak banjir, di Kemiri, Kabupaten Jayapura.
Menurut dia, dalam rapat tersebut semua pihak sepakat untuk menolak rencana merelokasi warga terdampak banjir di kawasan Kemiri, Sentani. Sebab menurutnya, kawasan Kemiri lebih cocok dijadikan sebagai hutan kota bukan untuk pemukiman.
“Kalau jaman Belanda kan lokasi Kemiri itu dipergunakan sebagai arboetum atau tempat berbagai pohon ditanam dan dikembangbiakkan untuk tujuan penelitian atau pendidikan. Makanya, usulan kami biarlah tempat itu kita kembalikan sebagai tempat untuk arboretum yang tujuannya untuk penghijauan. Sehingga kalau usulan pemerintah kabupaten yang lebih pas bagi kami yang adalah hutan kota. Sebab dulu kan di kawasn kemiri itu ada himpunan pohon-pohon dalam jumlah banyak dan Sentani Kota butuh itu,” tegasnya.
Senada disampaikan Asisten Bidang Perekonomian Sekda Papua Noak Kapisa. Oleh karenanya, ia bersama instansi terkait pada pekan depan bakal bertemu Pemkab Jayapura, guna meyakinkan agar mencari lokasi lain.
“Sebab memang lokasi kaki gunung cyclop ini merupakan lokasi yang kurang tepat untuk dijadikan pemukiman. Sehingga kita harap agar dicari lokasi lain yang lebih baik,” tuntasnya. (DiskominfoPapua)
Menurut Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Papua, Jan Jap Ormuseray menegaskan kawasan Kemiri, Sentani, merupakan wilayah rawan banjir dan berpotensi sebagai daerah rawan bencana secara permanen. Oleh karenanya, ia mengusulkan agar Pemerintah Kabupaten Jayapura, mencari lokasi lain yang lebih tepat, sehingga tak menimbulkan masalah dikemudian hari.
“Kalau rencana relokasi sendiri prinsipnya kita mendukung. Hanya yang harus jadi pertimbangan, kawasan Kemiri merupakan daerah rawan banjir. Bahkan pada lahan milik Pemprov seluas 33 hektar yang dikelola dinas kehutanan pun tergenang banjir kemarin. Kemudian, kolam yang tadinya masyarakat gali untuk ambil pasir juga terdampak banjir hingga tertutup tanah maupun batu. Makanya kita minta jangan direlokasi ke Kemiri, sebab jangan nanti kita bikin susah masyarakat lagi disitu,” tegas Jan usai rapat dengan Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Papua Noak Kapisah bersama instansi terkait, Kamis (20/06/2019), menyikapi rencana relokasi warga terdampak banjir, di Kemiri, Kabupaten Jayapura.
Menurut dia, dalam rapat tersebut semua pihak sepakat untuk menolak rencana merelokasi warga terdampak banjir di kawasan Kemiri, Sentani. Sebab menurutnya, kawasan Kemiri lebih cocok dijadikan sebagai hutan kota bukan untuk pemukiman.
“Kalau jaman Belanda kan lokasi Kemiri itu dipergunakan sebagai arboetum atau tempat berbagai pohon ditanam dan dikembangbiakkan untuk tujuan penelitian atau pendidikan. Makanya, usulan kami biarlah tempat itu kita kembalikan sebagai tempat untuk arboretum yang tujuannya untuk penghijauan. Sehingga kalau usulan pemerintah kabupaten yang lebih pas bagi kami yang adalah hutan kota. Sebab dulu kan di kawasn kemiri itu ada himpunan pohon-pohon dalam jumlah banyak dan Sentani Kota butuh itu,” tegasnya.
Senada disampaikan Asisten Bidang Perekonomian Sekda Papua Noak Kapisa. Oleh karenanya, ia bersama instansi terkait pada pekan depan bakal bertemu Pemkab Jayapura, guna meyakinkan agar mencari lokasi lain.
“Sebab memang lokasi kaki gunung cyclop ini merupakan lokasi yang kurang tepat untuk dijadikan pemukiman. Sehingga kita harap agar dicari lokasi lain yang lebih baik,” tuntasnya. (DiskominfoPapua)