Nurdin Abdullah Minta Perangkat Kerja di Pemprov Sulsel Tak Jadi Duri Penghalang
pada tanggal
11 Juni 2019
MAKASSAR, LELEMUKU.COM - Gubernur Sulawesi Selatan Prof. HM. Nurdin Abdullah menegaskan kepada seluruh perangkat kerja di Pemerintah Provinsi agar tidak menjadi duri penghalang untuk mewujudkan seluruh program yang diperuntukkan bagi masyarakat Sulsel.
Untuk itu, pada momen usai Idul Fitri ini, Nurdin meminta agar setiap perangkat kerja mengoreksi kinerja di instansi masing-masing.
“Jadi momentum hari raya Idul Fitri ini saya mohon untuk mengkoreksilah sebelum kita mengambil langkah-langkah. Sekali lagi saya tidak ingin punya team work tapi ada duri dalam daging, nggak boleh, nggak boleh itu terjadi ini mengganggu kerja kita, mengganggu, sangat mengganggu,” tegas orang nomor satu di Sulsel itu, dalam sambutannya di lapangan upacara Kantor Gubernur Sulsel, Jalan Urip Sumoharjo Makassar, Senin, (10/6).
Nurdin menyebutkan, selama sembilan bulan, setiap OPD telah diberikan kesempatan, bersaing membangun sebuah program, bukan terus membangun pemberitaan keliru (hoaks).
“Tetapi serangan begitu kencang, bukan terus mencerca saja. Tetapi bagaimana kita mensolidkan tim kita untuk menuju tujuan yang lebih baik,” tegas mantan Bupati Bantaeng 2008-2018 itu.
Pada kesempatan itu, guru besar Unhas ini juga meminta dari lubuk hati yang paling dalam untuk menghentikan penyebaran berita hoaks serta suplai data yang tidak benar.
“Saya berdosa kalau ini salah, tapi saya meyakini bahwa ini benar. Oleh karena itu sekali lagi kalau gentleman datang sama saya pak mohon maaf saya tidak setuju dengan bapak, saya akan tinggalkan Provinsi ini, ngapain kita pertahankan jika hanya merusak pemerintahan ini,” ujar Nurdin Abdullah.
Nurdin Abdullah juga menguraikan persoalan dari oknum yang dianggap duri dalam daging tersebut.
“Saya tahu ini persoalan apa. Ini soal kehilangan kenyamanan. Saya dengan pak Wagub tidak mentolerir sebuah langkah-langkah yang keliru apalagi merugikan pemerintah daerah. Mereka sudah kehilangan zona nyaman. Jadi sekali saya berharap saya dan pak Wagub ini jihad pak, 9 bulan kita bersabar tentu saya tidak bisa terus bersabar, karena rakyat yang kita rugikan,” tegas alumni Universitas Jepang itu.
Olehnya itu dirinya berharap, seluruh perangkat Pemprov Sulsel agar bekerja secara profesional, tidak ada lagi duri dalam daging.
“Kalau dia tidak menghadap kepada saya. Saya akan berhentikan, Insyaallah. Kami berdua tidak ada kepentingan pribadi, apalagi kepentingan proyek. Nggak ada. Sama sekali nggak ada, saya 10 tahun di Bantaeng nggak ada reputasi bupati yang bermain-main dengan anggaran dan sebagainya,” urainya.
Lebih lanjut Nurdin Abdullah, meminta kepada seluruh pejabat dan pegawai di Pemprov Sulsel agar jangan mau dihujat terus oleh rakyat karena pemerintahan yang lemah.
“Saya kira masih banyak orang, 90 persen pegawai yang ada di pemerintahan provinsi ini adalah orang-orang yang memiliki kapasitas, sangat punya qualified, sangat punya integritas, masa harus dikalahkan sama dengan 10 persen itu,” pungkasnya disambut tepuk tangan ASN yang menjadi peserta upacara. (HumasSulsel)
Untuk itu, pada momen usai Idul Fitri ini, Nurdin meminta agar setiap perangkat kerja mengoreksi kinerja di instansi masing-masing.
“Jadi momentum hari raya Idul Fitri ini saya mohon untuk mengkoreksilah sebelum kita mengambil langkah-langkah. Sekali lagi saya tidak ingin punya team work tapi ada duri dalam daging, nggak boleh, nggak boleh itu terjadi ini mengganggu kerja kita, mengganggu, sangat mengganggu,” tegas orang nomor satu di Sulsel itu, dalam sambutannya di lapangan upacara Kantor Gubernur Sulsel, Jalan Urip Sumoharjo Makassar, Senin, (10/6).
Nurdin menyebutkan, selama sembilan bulan, setiap OPD telah diberikan kesempatan, bersaing membangun sebuah program, bukan terus membangun pemberitaan keliru (hoaks).
“Tetapi serangan begitu kencang, bukan terus mencerca saja. Tetapi bagaimana kita mensolidkan tim kita untuk menuju tujuan yang lebih baik,” tegas mantan Bupati Bantaeng 2008-2018 itu.
Pada kesempatan itu, guru besar Unhas ini juga meminta dari lubuk hati yang paling dalam untuk menghentikan penyebaran berita hoaks serta suplai data yang tidak benar.
“Saya berdosa kalau ini salah, tapi saya meyakini bahwa ini benar. Oleh karena itu sekali lagi kalau gentleman datang sama saya pak mohon maaf saya tidak setuju dengan bapak, saya akan tinggalkan Provinsi ini, ngapain kita pertahankan jika hanya merusak pemerintahan ini,” ujar Nurdin Abdullah.
Nurdin Abdullah juga menguraikan persoalan dari oknum yang dianggap duri dalam daging tersebut.
“Saya tahu ini persoalan apa. Ini soal kehilangan kenyamanan. Saya dengan pak Wagub tidak mentolerir sebuah langkah-langkah yang keliru apalagi merugikan pemerintah daerah. Mereka sudah kehilangan zona nyaman. Jadi sekali saya berharap saya dan pak Wagub ini jihad pak, 9 bulan kita bersabar tentu saya tidak bisa terus bersabar, karena rakyat yang kita rugikan,” tegas alumni Universitas Jepang itu.
Olehnya itu dirinya berharap, seluruh perangkat Pemprov Sulsel agar bekerja secara profesional, tidak ada lagi duri dalam daging.
“Kalau dia tidak menghadap kepada saya. Saya akan berhentikan, Insyaallah. Kami berdua tidak ada kepentingan pribadi, apalagi kepentingan proyek. Nggak ada. Sama sekali nggak ada, saya 10 tahun di Bantaeng nggak ada reputasi bupati yang bermain-main dengan anggaran dan sebagainya,” urainya.
Lebih lanjut Nurdin Abdullah, meminta kepada seluruh pejabat dan pegawai di Pemprov Sulsel agar jangan mau dihujat terus oleh rakyat karena pemerintahan yang lemah.
“Saya kira masih banyak orang, 90 persen pegawai yang ada di pemerintahan provinsi ini adalah orang-orang yang memiliki kapasitas, sangat punya qualified, sangat punya integritas, masa harus dikalahkan sama dengan 10 persen itu,” pungkasnya disambut tepuk tangan ASN yang menjadi peserta upacara. (HumasSulsel)