Sri Mulyani Ungkap Realisasi APBN Masih Relatif Baik, Capai Rp728 Triliun
pada tanggal
23 Juni 2019
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengemukakan, hingga akhir Mei 2019, realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih relatif baik. Angka PMI (Purchasing Managers Index) masih di atas 50 dan penerimaan negara tumbuh sebesar 6,2% atau sebesar Rp728,5 triliun.
“Kalau dilihat dari aktivitas ekonomi, ada beberapa indikator yang menunjukkan ekonomi berjalan cukup baik. Ini terlihat dari PMI (Purchasing Managers Index/Indeks Manajer Pembelian) Indonesia 51,6. Angka di atas 50 itu berarti masih ekspansi. Jadi ada kenaikan yang cukup signifikan dari sisi produksi, terutama manufaktur,” kata Menkeu dalam konferensi pers APBN KiTa (Kinerja dan Fakta), di Aula Djuanda gedung Juanda I Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (21/06/2019).
Untuk konsumsi, lanjut Menkeu, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) naik 128,2. Indeks tendensi bisnis juga positif. Secara umum, pelaksanaan APBN hingga 31 Mei 2019 adalah cukup baik. Sementara dari sisi penerimaan negara, tumbuh sebesar 6,2% atau sebesar Rp728,5 triliun, lebih tinggi dari bulan sebelumnya (mtm).
“Dari penerimaan negara, pertumbuhan penerimaan negara adalah 6,2%. Ini lebih baik dibandingkan bulan April sebesar 0,5%. Dari penerimaan perpajakan pertumbuhan sebesar 5,7%. Ini juga lebih baik dibandingkan bulan April yang lalu pertumbuhannya 4,7%. Jadi ada strong momentum. Untuk PNPB (Penerimaan Negara Bukan Pajak) pertumbuhannya sebesar 8,6%. Ini juga membaik dibandingkan bulan April yang mengalami kontraksi atau negative growth 14,8%,” jelas Menkeu.
Sementara dari sisi belanja negara, Menkeu Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, terdapat peningkatan yang cukup signifikan karena alokasi bantuan sosial yang meningkat dibanding 2018.
“Untuk belanja negara, penyerapan sampai akhir Mei tumbuh dibanding tahun lalu sebesar 9,8%,” ujarnya.
Adapun angka realisasi defisit hingga Mei, menurut Menkeu, sebesar negatif 0,79 terhadap PDB. Sedangkan keseimbangan primer mendekati 0 atau defisit sebesar Rp0,4 triliun. Posisi utang pemerintah masih di level 29,72% dari PDB. (Setkab)
“Kalau dilihat dari aktivitas ekonomi, ada beberapa indikator yang menunjukkan ekonomi berjalan cukup baik. Ini terlihat dari PMI (Purchasing Managers Index/Indeks Manajer Pembelian) Indonesia 51,6. Angka di atas 50 itu berarti masih ekspansi. Jadi ada kenaikan yang cukup signifikan dari sisi produksi, terutama manufaktur,” kata Menkeu dalam konferensi pers APBN KiTa (Kinerja dan Fakta), di Aula Djuanda gedung Juanda I Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (21/06/2019).
Untuk konsumsi, lanjut Menkeu, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) naik 128,2. Indeks tendensi bisnis juga positif. Secara umum, pelaksanaan APBN hingga 31 Mei 2019 adalah cukup baik. Sementara dari sisi penerimaan negara, tumbuh sebesar 6,2% atau sebesar Rp728,5 triliun, lebih tinggi dari bulan sebelumnya (mtm).
“Dari penerimaan negara, pertumbuhan penerimaan negara adalah 6,2%. Ini lebih baik dibandingkan bulan April sebesar 0,5%. Dari penerimaan perpajakan pertumbuhan sebesar 5,7%. Ini juga lebih baik dibandingkan bulan April yang lalu pertumbuhannya 4,7%. Jadi ada strong momentum. Untuk PNPB (Penerimaan Negara Bukan Pajak) pertumbuhannya sebesar 8,6%. Ini juga membaik dibandingkan bulan April yang mengalami kontraksi atau negative growth 14,8%,” jelas Menkeu.
Sementara dari sisi belanja negara, Menkeu Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, terdapat peningkatan yang cukup signifikan karena alokasi bantuan sosial yang meningkat dibanding 2018.
“Untuk belanja negara, penyerapan sampai akhir Mei tumbuh dibanding tahun lalu sebesar 9,8%,” ujarnya.
Adapun angka realisasi defisit hingga Mei, menurut Menkeu, sebesar negatif 0,79 terhadap PDB. Sedangkan keseimbangan primer mendekati 0 atau defisit sebesar Rp0,4 triliun. Posisi utang pemerintah masih di level 29,72% dari PDB. (Setkab)