Uni Afrika Skors Sudan Minta Pembentukan Pemerintahan Sipil
pada tanggal
07 Juni 2019
ADDIS ABABA, LELEMUKU.COM - Uni Afrika menyatakan menskors Sudan dari semua aktivitas di organisasi tersebut hingga pemerintah pimpinan sipil di negara itu dibentuk.
Dewan Perdamaian dan Keamanan Uni Afrika mengumumkan skors tersebut hari Kamis (06/06/2019), sementara pimpinan protes di Sudan menolak tawaran dari dewan militer yang berkuasa untuk merundingkan masa depan politik negara tersebut.
Pimpinan protes menyatakan seruan bagi pembicaraan itu tidak tulus setelah penindakan maut terhadap para demonstran di Khartoum. Para saksi mata menyalahkan milisi yang dikenal sebagai Pasukan Pendukung Cepat sebagai penyebab jatuhnya korban.
Dokter-dokter yang beraliansi dengan oposisi menyatakan jumlah korban tewas akibat penindakan keras itu bertambah menjadi 108 orang pada hari Rabu. Kementerian Kesehatan Sudan mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan jumlahnya “tidak lebih dari 46 orang.”
Juru bicara Asosiasi Profesional Sudan (SPA) Mohammed Yousef al-Mustafa mengatakan seruan bagi perundingan yang dilontarkan Jenderal Abdel-Fattah Burhan “tidak serius.” Ia mengatakan “mereka yang ada di bawahnya telah membunuh warga Sudan dan masih melakukannya.”
SPA, anggota Pasukan bagi Kebebasan dan Perubahan (FFC), aliansi yang mewakili para demonstran, akan melanjutkan kampanye prodemokrasinya untuk memaksa militer menyerahkan kekuasaan kepada otoritas sipil, jelas Mustafa. (VOA)
Dewan Perdamaian dan Keamanan Uni Afrika mengumumkan skors tersebut hari Kamis (06/06/2019), sementara pimpinan protes di Sudan menolak tawaran dari dewan militer yang berkuasa untuk merundingkan masa depan politik negara tersebut.
Pimpinan protes menyatakan seruan bagi pembicaraan itu tidak tulus setelah penindakan maut terhadap para demonstran di Khartoum. Para saksi mata menyalahkan milisi yang dikenal sebagai Pasukan Pendukung Cepat sebagai penyebab jatuhnya korban.
Dokter-dokter yang beraliansi dengan oposisi menyatakan jumlah korban tewas akibat penindakan keras itu bertambah menjadi 108 orang pada hari Rabu. Kementerian Kesehatan Sudan mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan jumlahnya “tidak lebih dari 46 orang.”
Juru bicara Asosiasi Profesional Sudan (SPA) Mohammed Yousef al-Mustafa mengatakan seruan bagi perundingan yang dilontarkan Jenderal Abdel-Fattah Burhan “tidak serius.” Ia mengatakan “mereka yang ada di bawahnya telah membunuh warga Sudan dan masih melakukannya.”
SPA, anggota Pasukan bagi Kebebasan dan Perubahan (FFC), aliansi yang mewakili para demonstran, akan melanjutkan kampanye prodemokrasinya untuk memaksa militer menyerahkan kekuasaan kepada otoritas sipil, jelas Mustafa. (VOA)