Vladimir Putin Ungkap Rusia Bersiap Tinggalkan Perjanjian Pengendalian Senjata
pada tanggal
07 Juni 2019
MOSKOW, LELEMUKU.COM - Dalam pembahasan luas mengenai kebijakan luar negeri, Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan bahwa Rusia bersiap untuk meninggalkan perjanjian pengendalian senjata START yang baru jika Amerika Serikat tidak berminat untuk memperbaruinya.
Berbicara pada 6 Juni di Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg, Putin juga membantah bahwa Moskow menarik personel pertahanannya keluar Venezuela, bertentangan dengan pernyataan sebelumnya yang dikemukakan Presiden Amerika Donald Trump.
Mengenai Inggris, pemimpin Rusia itu mengatakan sudah waktunya bagi kedua negara untuk membuka halaman baru dalam hubungan mereka yang tegang dan untuk meninggalkan hal-hal terkait peracunan mantan mata-mata Rusia di Inggris tahun lalu.
Putin mengemukakan pernyataan itu di tengah-tengah ketegangan terus menerus antara Rusia dan Barat mengenai berbagai isu, termasuk konflik Ukraina dan Suriah, campur tangan Moskow dalam pemilu negara lain, serta serangan gas saraf terhadap mantan agen ganda Rusia Sergei Skripal dan putrinya di kota di bagian selatan Inggris, Salisbury.
Juga ada ketidakpastian mengenai nasib dua perjanjian pengendalian senjata Amerika-Rusia, termasuk perjanjian START yang Baru, satu-satunya perjanjian bilateral yang membatasi senjata nuklir strategis.
Pada pertemuan dengan pimpinan kantor-kantor berita internasional di St. Petersburg, Putin mengatakan Washington enggan untuk memulai pembicaraan mengenai perpanjangan kesepakatan itu, yang akan berakhir pada tahun 2021. (VOA)
Berbicara pada 6 Juni di Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg, Putin juga membantah bahwa Moskow menarik personel pertahanannya keluar Venezuela, bertentangan dengan pernyataan sebelumnya yang dikemukakan Presiden Amerika Donald Trump.
Mengenai Inggris, pemimpin Rusia itu mengatakan sudah waktunya bagi kedua negara untuk membuka halaman baru dalam hubungan mereka yang tegang dan untuk meninggalkan hal-hal terkait peracunan mantan mata-mata Rusia di Inggris tahun lalu.
Putin mengemukakan pernyataan itu di tengah-tengah ketegangan terus menerus antara Rusia dan Barat mengenai berbagai isu, termasuk konflik Ukraina dan Suriah, campur tangan Moskow dalam pemilu negara lain, serta serangan gas saraf terhadap mantan agen ganda Rusia Sergei Skripal dan putrinya di kota di bagian selatan Inggris, Salisbury.
Juga ada ketidakpastian mengenai nasib dua perjanjian pengendalian senjata Amerika-Rusia, termasuk perjanjian START yang Baru, satu-satunya perjanjian bilateral yang membatasi senjata nuklir strategis.
Pada pertemuan dengan pimpinan kantor-kantor berita internasional di St. Petersburg, Putin mengatakan Washington enggan untuk memulai pembicaraan mengenai perpanjangan kesepakatan itu, yang akan berakhir pada tahun 2021. (VOA)