Yuni Wonda Pimpin Upacara Penerimaan 4 Mantan KSB Puncak Jaya ke Pangkuan NKRI
pada tanggal
11 Juni 2019
MULIA, LELEMUKU.COM - Empat mantan anggota kelompok separatis bersenjata (KSB) atas nama Talengga Gire atau Weginus Gire beserta tiga orang rekannya antara lain Piningga Gire (25), Tekiles Tabuni (30) dan Perengga (27) pada Selasa (11/06/2019) resmi kembali ke pangkuan NKRI.
Hal tersebut ditandai dengan upacara resmi yang berlangsung di Lapangan Upacara Roh Kudus Jl. Papua, Distrik Pagaleme, Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua.
Bertindak selaku Insfektur Upacara (Irup) adalah Bupati Puncak Jaya, Yuni Wonda S.Sos, S.IP, MM, sedangkan Komandan Upacara adalah Pasi Pers Kodim 1714/PJ, Kapten Czi Ferdian Nuary. Upacara ini juga dihadiri oleh Wakil Bupati Puncak Jaya Denias Geley S.Sos,M.Si, Dandim 1714/PJ Ltk Inf Agus Sunaryo, Kapolres Puncak Jaya AKBP Ari Purwanto SIK, Para Tokoh Adat, Tokoh Agama dan Toko Masyarakat lainnya. Sedangkan peserta upacaranya meliputi ASN Puja, unsur Masyarakat dan unsur TNI/Polri. Upacara ini juga disaksikan pula oleh ratusan warga masyarakat Mulia yang antusias menonton dari pinggir lapangan.
Dalam sambutannya Bupati Wonda juga menghimbau kepada semua kelompok separatis bersenjata di wilayah Puncak Jaya untuk segera kembali kepangkuan NKRI.
"Saya menghimbau kepada semua masyarakat Puncak Jaya untuk selalu berdoa agar wilayah Puncak Jaya selalu aman dan agar semua warga dan para tokoh yang masih berseberangan dengan NKRI segera kembali kepangkuan NKRI, karena Papua sudah merdeka dalam bingkai NKRI," ujar dia.
Menurut Bupati Wonda, tujuan pelaksanaan upacara ini adalah untuk mengumumkan kepada warga Puja bahwa pemerintah kabupaten (pemkab) secara resmi telah menerima saudara-saudara yang semula tergabung dalam kelompok separatis bersenjata. Saat kembali ke pangkuan NKRI, mereka akan menjalani kehidupan normal sebagai masyarakat biasa. Hal ini ungkap Bupati Wonda juga membantah isu hoax yang mengatakan bahwa informasi penyerahan diri anggota KSB ke NKRI ini adalah informasi bohong atau rekayasa.
"Tersebar isu bahwa senjata yang diserahkan adalah senjata rusak yang tidak berfungsi, karena itu kita laksanakan secara resmi di muka umum disaksikan oleh seluruh warga masyarakat. Kita akan menembakkan senjata ini untuk membuktikan bahwa ini adalah standar militer dan berfungsi dengan baik. Warga masyarakat banyak yang mengenal saudara-saudara kita ini dan bagaimana sepak terjangnya selama bergabung dengan KSB jadi tidak ada rekayasa," ujar Yuni Wonda menjelaskan.
Bupati juga menyatakan bahwa mereka akan diarahkan untuk mendapatkan pekerjaan dan akan disesuaikan dengan kemampuan dan tingkat pendidikannya, mereka juga akan dibangunkan rumah dari program pemerintah yaitu pembangunan rumah rakyat.
Dalam rangkaian upacara tersebut ditandai dengan penyerahan satu pucuk senjata api (senpi) jenis Mouser dengan nomor senjata 323R berserta 3 butir Munisi Kaliber 7.62 mm, yang menurut pengakuan Talengga bahwa senjata tersebut adalah hasil rampasan pada saat aksi penyerangan Polres Karubaga, Kabupaten Tolikara pada tahun 2013.
"Saya selaku kepala daerah ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada pihak TNI dan Polri yang bertugas di wilayah Puncak Jaya telah berhasil membawa turun salah satu tokoh KSB beserta tiga orang rekannya kembali ke pangkuan NKRI dan menyerahkan satu pucuk senjata jenis Moser dan 3 butir munisi aktif," ujar dia.
Upacara juga ditandai dengan penandatanganan surat ikrar kembalinya Telengga dan 3 rekannya ke pangkuan NKRI dengan disaksikan oleh para pejabat Puncak Jaya. Saat ditanya wartawan, ia menyatakan alasannya kembali ke NKRI akibat rasa rindu ke kampung halaman dan keinginan untuk hidup normal.
"Saya sudah lama ingin kembali ke kampung sebagai warga NKRI dan hidup sebagai masyarakat biasa. Baru sekarang saya bisa menyerahkan diri setelah kenal dengan anggota TNI. Saya punya anak 13 orang dari empat istri, itu siapa yang mau jamin hidup mereka? Makanya saya harus kembali supaya saya bisa kasi makan mereka," ujar dia.
Talengga juga mengaku bahwa selama ini merasa ditipu oleh Goliat Tabuni yang mengangkat dirinya sebagai ajudan resminya.
"Karena keberhasilan merebut senjata milik aparat keamanan NKRI maka saya diberi kedudukan sebagai pengawal panglima Jendral Goliat Tabuni, Panglima TPN/OPM wilayah Puncak Jaya. Ini adalah senjata pegangan saya sendiri, bukan punya orang lain. Tapi saya belum pernah gunakan untuk menembak orang. Katanya tidak lama lagi Papua akan merdeka, dan kalau Papua Merdeka kalian akan menjadi pejabat tinggi. Tapi itu semua tipu-tipu saja, sedangkan warga yang di kampung, di kota mereka hidup tenang tidak seperti kami di hutan menderita," kata Talengga.
Kegiatan upacara ditutup dengan doa yang dibawakan oleh Wakil Ketua Klasis GIdI di Puncak Jaya.
Sementara itu Dandim Letkol Inf Agus Sunaryo mengatakan bahwa ini adalah salah satu wujud keberhasilan pembinaan dan pendekatan teritorial yang dilakukan oleh TNI kepada Rakyat. Keberhasilan ini telah melalui proses yang panjang dan akan memotivasi seluruh anggota agar lebih giat lagi melaksanakan pendekatan dan pembinaan kepada rakyat, namun tetap tingkatkan kewaspadaan.
"Kami berharap seluruh Saudara -saudara kita yang masih berseberangan dengan NKRI segera kembali dan bergabung dengan NKRI untuk sama-sama membangun daerah dan negara terutama agar anak-anak kita generasi Papua dapat disiapkan untuk merahi masa depan yang lebih baik di masa mendatang," ungkap dia. (Pendam17)
Hal tersebut ditandai dengan upacara resmi yang berlangsung di Lapangan Upacara Roh Kudus Jl. Papua, Distrik Pagaleme, Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua.
Bertindak selaku Insfektur Upacara (Irup) adalah Bupati Puncak Jaya, Yuni Wonda S.Sos, S.IP, MM, sedangkan Komandan Upacara adalah Pasi Pers Kodim 1714/PJ, Kapten Czi Ferdian Nuary. Upacara ini juga dihadiri oleh Wakil Bupati Puncak Jaya Denias Geley S.Sos,M.Si, Dandim 1714/PJ Ltk Inf Agus Sunaryo, Kapolres Puncak Jaya AKBP Ari Purwanto SIK, Para Tokoh Adat, Tokoh Agama dan Toko Masyarakat lainnya. Sedangkan peserta upacaranya meliputi ASN Puja, unsur Masyarakat dan unsur TNI/Polri. Upacara ini juga disaksikan pula oleh ratusan warga masyarakat Mulia yang antusias menonton dari pinggir lapangan.
Dalam sambutannya Bupati Wonda juga menghimbau kepada semua kelompok separatis bersenjata di wilayah Puncak Jaya untuk segera kembali kepangkuan NKRI.
"Saya menghimbau kepada semua masyarakat Puncak Jaya untuk selalu berdoa agar wilayah Puncak Jaya selalu aman dan agar semua warga dan para tokoh yang masih berseberangan dengan NKRI segera kembali kepangkuan NKRI, karena Papua sudah merdeka dalam bingkai NKRI," ujar dia.
Menurut Bupati Wonda, tujuan pelaksanaan upacara ini adalah untuk mengumumkan kepada warga Puja bahwa pemerintah kabupaten (pemkab) secara resmi telah menerima saudara-saudara yang semula tergabung dalam kelompok separatis bersenjata. Saat kembali ke pangkuan NKRI, mereka akan menjalani kehidupan normal sebagai masyarakat biasa. Hal ini ungkap Bupati Wonda juga membantah isu hoax yang mengatakan bahwa informasi penyerahan diri anggota KSB ke NKRI ini adalah informasi bohong atau rekayasa.
"Tersebar isu bahwa senjata yang diserahkan adalah senjata rusak yang tidak berfungsi, karena itu kita laksanakan secara resmi di muka umum disaksikan oleh seluruh warga masyarakat. Kita akan menembakkan senjata ini untuk membuktikan bahwa ini adalah standar militer dan berfungsi dengan baik. Warga masyarakat banyak yang mengenal saudara-saudara kita ini dan bagaimana sepak terjangnya selama bergabung dengan KSB jadi tidak ada rekayasa," ujar Yuni Wonda menjelaskan.
Bupati juga menyatakan bahwa mereka akan diarahkan untuk mendapatkan pekerjaan dan akan disesuaikan dengan kemampuan dan tingkat pendidikannya, mereka juga akan dibangunkan rumah dari program pemerintah yaitu pembangunan rumah rakyat.
Dalam rangkaian upacara tersebut ditandai dengan penyerahan satu pucuk senjata api (senpi) jenis Mouser dengan nomor senjata 323R berserta 3 butir Munisi Kaliber 7.62 mm, yang menurut pengakuan Talengga bahwa senjata tersebut adalah hasil rampasan pada saat aksi penyerangan Polres Karubaga, Kabupaten Tolikara pada tahun 2013.
"Saya selaku kepala daerah ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada pihak TNI dan Polri yang bertugas di wilayah Puncak Jaya telah berhasil membawa turun salah satu tokoh KSB beserta tiga orang rekannya kembali ke pangkuan NKRI dan menyerahkan satu pucuk senjata jenis Moser dan 3 butir munisi aktif," ujar dia.
Upacara juga ditandai dengan penandatanganan surat ikrar kembalinya Telengga dan 3 rekannya ke pangkuan NKRI dengan disaksikan oleh para pejabat Puncak Jaya. Saat ditanya wartawan, ia menyatakan alasannya kembali ke NKRI akibat rasa rindu ke kampung halaman dan keinginan untuk hidup normal.
"Saya sudah lama ingin kembali ke kampung sebagai warga NKRI dan hidup sebagai masyarakat biasa. Baru sekarang saya bisa menyerahkan diri setelah kenal dengan anggota TNI. Saya punya anak 13 orang dari empat istri, itu siapa yang mau jamin hidup mereka? Makanya saya harus kembali supaya saya bisa kasi makan mereka," ujar dia.
Talengga juga mengaku bahwa selama ini merasa ditipu oleh Goliat Tabuni yang mengangkat dirinya sebagai ajudan resminya.
"Karena keberhasilan merebut senjata milik aparat keamanan NKRI maka saya diberi kedudukan sebagai pengawal panglima Jendral Goliat Tabuni, Panglima TPN/OPM wilayah Puncak Jaya. Ini adalah senjata pegangan saya sendiri, bukan punya orang lain. Tapi saya belum pernah gunakan untuk menembak orang. Katanya tidak lama lagi Papua akan merdeka, dan kalau Papua Merdeka kalian akan menjadi pejabat tinggi. Tapi itu semua tipu-tipu saja, sedangkan warga yang di kampung, di kota mereka hidup tenang tidak seperti kami di hutan menderita," kata Talengga.
Kegiatan upacara ditutup dengan doa yang dibawakan oleh Wakil Ketua Klasis GIdI di Puncak Jaya.
Sementara itu Dandim Letkol Inf Agus Sunaryo mengatakan bahwa ini adalah salah satu wujud keberhasilan pembinaan dan pendekatan teritorial yang dilakukan oleh TNI kepada Rakyat. Keberhasilan ini telah melalui proses yang panjang dan akan memotivasi seluruh anggota agar lebih giat lagi melaksanakan pendekatan dan pembinaan kepada rakyat, namun tetap tingkatkan kewaspadaan.
"Kami berharap seluruh Saudara -saudara kita yang masih berseberangan dengan NKRI segera kembali dan bergabung dengan NKRI untuk sama-sama membangun daerah dan negara terutama agar anak-anak kita generasi Papua dapat disiapkan untuk merahi masa depan yang lebih baik di masa mendatang," ungkap dia. (Pendam17)