BMKG Imbau Warga Papua Kurangi Pembukaan Lahan dengan Cara Membakar
pada tanggal
14 Juli 2019
JAYAPURA, LELEMUKU.COM - Balai Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah V Jayapura mengimbau warga di seluruh bumi cenderawasih, agar mulai mengurangi aktivitas pembukaan lahan dengan cara membakar yang dapat menyebabkan meluasnya titik panas.
“Secara meteorologis, munculnya titik panas disebabkan berkurangnya jumlah curah hujan pada suatu wilayah dan memicu kekeringan. Makanya, kita imbau warga tak melakukan pembakaran saat membuka lahan,” terang Prakirawan BMKG Wilayah V Jayapura, Pamungkas Irjayanti, di Jayapura.
Menurut dia, BMKG baru-baru ini mendeteksi delapan titik panas (hot spot) di Kabupaten Merauke dan Kota Jayapura.
Delapan titik panas itu berada di Distrik Kimaam, Naukenjerai, Tabonji, dan Waan, Kabupaten Merauke. Sementara satu titik panas lainnya terdeteksi di Distrik Abepura, Kota Jayapura.
Delapan titik panas itu terjadi pada Rabu (10/07/2019) dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen. Namun dari pantauan terakhir hingga pukul 14.50 WIT pada Kamis (11/7/2019), tidak terdeteksi adanya titik panas di wilayah itu.
“Hanya memang terdeteksinya titik panas ini berdasarkan pantauan selama 24 jam pada 10 Juli kemarin, tapi titik panas sudah tidak terdeteksi lagi di hari ini,” ujarnya.
Dia tambahkan, potensi titik panas di wilayah Papua kemungkinan masih akan ada untuk kedepannya. Lebih khusus di wilayah Merauke selama periode musim kemarau berlangsung.
Sementara, titik panas yang terdeteksi di wilayah Abepura, Kota Jayapura disebabkan aktivitas warga setempat yang tertangkap satelit. Sementara di wilayah Merauke diduga dampak dari musim kemarau. (DiskominfoPapua)
“Secara meteorologis, munculnya titik panas disebabkan berkurangnya jumlah curah hujan pada suatu wilayah dan memicu kekeringan. Makanya, kita imbau warga tak melakukan pembakaran saat membuka lahan,” terang Prakirawan BMKG Wilayah V Jayapura, Pamungkas Irjayanti, di Jayapura.
Menurut dia, BMKG baru-baru ini mendeteksi delapan titik panas (hot spot) di Kabupaten Merauke dan Kota Jayapura.
Delapan titik panas itu berada di Distrik Kimaam, Naukenjerai, Tabonji, dan Waan, Kabupaten Merauke. Sementara satu titik panas lainnya terdeteksi di Distrik Abepura, Kota Jayapura.
Delapan titik panas itu terjadi pada Rabu (10/07/2019) dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen. Namun dari pantauan terakhir hingga pukul 14.50 WIT pada Kamis (11/7/2019), tidak terdeteksi adanya titik panas di wilayah itu.
“Hanya memang terdeteksinya titik panas ini berdasarkan pantauan selama 24 jam pada 10 Juli kemarin, tapi titik panas sudah tidak terdeteksi lagi di hari ini,” ujarnya.
Dia tambahkan, potensi titik panas di wilayah Papua kemungkinan masih akan ada untuk kedepannya. Lebih khusus di wilayah Merauke selama periode musim kemarau berlangsung.
Sementara, titik panas yang terdeteksi di wilayah Abepura, Kota Jayapura disebabkan aktivitas warga setempat yang tertangkap satelit. Sementara di wilayah Merauke diduga dampak dari musim kemarau. (DiskominfoPapua)