Masafumi Ishii Pertegas Empat Kerjasama Jepang dengan Sulawesi Selatan
pada tanggal
30 Juli 2019
MAKASSAR, LELEMUKU.COM – Kedatangan Duta Besar (Dubes) Jepang untuk Indonesia, Masafumi Ishii, untuk mempertegas empat poin kerjasama antara Jepang dengan Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
Gubernur Sulsel, Prof. H. M. Nurdin Abdullah, mengaku, selama ini program kerjasama antara Jepang dengan Sulsel sebagian besar sudah ada yang berjalan. Namun, kerjasama tersebut tentunya melalui proses studi dan proses riset yang akurat, baik untuk pembangunan fisik maupun non fisik.
“Ini lebih mempertegas lagi kembali kerjasama kita dengan Jepang, akan mendukung program projects Wajima dalam rangka mengembangkan budidaya tuna,” ungkap Nurdin Abdullah, di Ruang Rapim Kantor Gubernur Sulsel, Selasa (30/7).
Yang kedua, mengenai progres pembangunan supermarket moderen yang bernama Michi No Eki, dan akan dikelola langsung oleh masyarakat di seluruh daerah se-Sulsel. Selain Michi No Eki, ada juga program penanggulangan banjir.
“Yang paling penting, bagaimana perkembangan ekspor impor produk khas dari Sulsel harus terus berkembang. Sebab saat ini Sulsel masih jauh tertinggal dengan persentase ekspor,” ujarnya.
Keempat, Nurdin Abdullah, mengingatkan, ekspor Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan dengan Vietnam yang ekspornya 101 persen. Sementara, Indonesia masih berada di 20 persen. (HumasSulsel)
Gubernur Sulsel, Prof. H. M. Nurdin Abdullah, mengaku, selama ini program kerjasama antara Jepang dengan Sulsel sebagian besar sudah ada yang berjalan. Namun, kerjasama tersebut tentunya melalui proses studi dan proses riset yang akurat, baik untuk pembangunan fisik maupun non fisik.
“Ini lebih mempertegas lagi kembali kerjasama kita dengan Jepang, akan mendukung program projects Wajima dalam rangka mengembangkan budidaya tuna,” ungkap Nurdin Abdullah, di Ruang Rapim Kantor Gubernur Sulsel, Selasa (30/7).
Yang kedua, mengenai progres pembangunan supermarket moderen yang bernama Michi No Eki, dan akan dikelola langsung oleh masyarakat di seluruh daerah se-Sulsel. Selain Michi No Eki, ada juga program penanggulangan banjir.
“Yang paling penting, bagaimana perkembangan ekspor impor produk khas dari Sulsel harus terus berkembang. Sebab saat ini Sulsel masih jauh tertinggal dengan persentase ekspor,” ujarnya.
Keempat, Nurdin Abdullah, mengingatkan, ekspor Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan dengan Vietnam yang ekspornya 101 persen. Sementara, Indonesia masih berada di 20 persen. (HumasSulsel)