Pertamina Hulu Energi Bersinergi Melalui Kontrak Bersama Dengan 5 KKKS
pada tanggal
17 Juli 2019
JAKARTA, LELEMUKU.COM – Pertamina terus berupaya meningkatkan kinerja dengan melakukan sinergi bersama berbagai pihak, agar tercapai beragam potensi dan efisiensi dalam menjalankan proses bisnisnya.
Hal ini terwujud dalam penandatanganan Kontrak Bersama "Provision of Integrated Sharing Logistic Support Base Facilities and Service", yang digelar di Kantor SKK Migas Jakarta, (15/07/2019).
Momen penting ini merupakan inisiasi SKK Migas selaku regulator usaha minyak dan gas bumi (Migas) di Indonesia serta merupakan hasil sinergi antara PT Pertamina Hulu Energi WMO (PHE WMO) sebagai leader Kontrak Bersama, bersama KKKS lain yaitu Petronas Carigali (PC) Muriah Ltd., PC Ketapang II Ltd., PC North Madura II Ltd., PT Pertamina EP dan KrisEnergy (Satria) Ltd.
Dalam Kontrak bersama yang akan berlaku efektif tanggal 1 Agustus 2019, berlaku nilai harga satuan yang sama dan terbaik untuk seluruh KKKS yang menggunakan Fasilitas dan Jasa Shorebase terintegrasi yang berlokasi di Lamongan Shorebase. Dimana sebelum adanya kontrak bersama ini, 6 KKKS yang berada di Lamongan Shorebase memiliki Kontrak sendiri dengan penyedia jasa yang sama, dan terdapat variasi nilai harga satuan.
Huddie Dewanto, Direktur Keuangan & Layanan Bisnis PHE menyampaikan bahwa melalui kontrak bersama ini, akan membawa keuntungan yang signifikan bagi Negara melalui efisiensi dan optimalisasi biaya operasi Hulu Migas dan dapat dijadikan benchmarking bagi KKKS lain.
Dengan sinergi yang sangat baik ini, didapatkan nilai cost-saving sebesar IDR 119 miliar, dibandingkan apabila para KKKS tetap menggunakan harga kontrak lama untuk periode 5 tahun kedepan.
Pada kesempatan ini, Tunggal, Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas menyampaikan Industri migas saat ini sangat mendorong upaya-upaya efisiensi oleh para pelaku migas, mulai dari level Regulator, Pengawas, Pengendali dan Pelaksana, sehingga dapat menciptakan kegiatan yang efektif dan efisien. Salah satu upaya pencapaian kegiatan yang efektif dan efisien tersebut yakni adanya sinergi dari para pemangku kepentingan melalui pengadaan bersama atau kontrak bersama ini untuk ikut berperan bersama dalam mendukung peningkatan produksi dan lifting migas nasional.
Erwin Suryadi, Kepala Divisi Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa SKK Migas menambahkan bahwa kegiatan hari ini patut menjadi perhatian sebagai bukti bahwa industri hulu migas masih menjadi primadona investasi di Indonesia dan kehadiran industri ini harus tetap berkomitmen menjalin kemitraan bersama masyarakat sekitar dalam membangun ekonomi lokal yang kuat dan berkelanjutan.
Selain itu SKK Migas juga secara kontinu melakukan perbaikan dan mencari terobosan – terobosan baru khususnya dibidang pengadaan untuk dapat mendatangkan barang dan/atau jasa ke Lapangan yang tetap memperhatikan kualitas, harga dan kemampuan produksi khususnya untuk produk – produk dalam negeri.(Pertamina)
Hal ini terwujud dalam penandatanganan Kontrak Bersama "Provision of Integrated Sharing Logistic Support Base Facilities and Service", yang digelar di Kantor SKK Migas Jakarta, (15/07/2019).
Momen penting ini merupakan inisiasi SKK Migas selaku regulator usaha minyak dan gas bumi (Migas) di Indonesia serta merupakan hasil sinergi antara PT Pertamina Hulu Energi WMO (PHE WMO) sebagai leader Kontrak Bersama, bersama KKKS lain yaitu Petronas Carigali (PC) Muriah Ltd., PC Ketapang II Ltd., PC North Madura II Ltd., PT Pertamina EP dan KrisEnergy (Satria) Ltd.
Dalam Kontrak bersama yang akan berlaku efektif tanggal 1 Agustus 2019, berlaku nilai harga satuan yang sama dan terbaik untuk seluruh KKKS yang menggunakan Fasilitas dan Jasa Shorebase terintegrasi yang berlokasi di Lamongan Shorebase. Dimana sebelum adanya kontrak bersama ini, 6 KKKS yang berada di Lamongan Shorebase memiliki Kontrak sendiri dengan penyedia jasa yang sama, dan terdapat variasi nilai harga satuan.
Huddie Dewanto, Direktur Keuangan & Layanan Bisnis PHE menyampaikan bahwa melalui kontrak bersama ini, akan membawa keuntungan yang signifikan bagi Negara melalui efisiensi dan optimalisasi biaya operasi Hulu Migas dan dapat dijadikan benchmarking bagi KKKS lain.
Dengan sinergi yang sangat baik ini, didapatkan nilai cost-saving sebesar IDR 119 miliar, dibandingkan apabila para KKKS tetap menggunakan harga kontrak lama untuk periode 5 tahun kedepan.
Pada kesempatan ini, Tunggal, Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas menyampaikan Industri migas saat ini sangat mendorong upaya-upaya efisiensi oleh para pelaku migas, mulai dari level Regulator, Pengawas, Pengendali dan Pelaksana, sehingga dapat menciptakan kegiatan yang efektif dan efisien. Salah satu upaya pencapaian kegiatan yang efektif dan efisien tersebut yakni adanya sinergi dari para pemangku kepentingan melalui pengadaan bersama atau kontrak bersama ini untuk ikut berperan bersama dalam mendukung peningkatan produksi dan lifting migas nasional.
Erwin Suryadi, Kepala Divisi Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa SKK Migas menambahkan bahwa kegiatan hari ini patut menjadi perhatian sebagai bukti bahwa industri hulu migas masih menjadi primadona investasi di Indonesia dan kehadiran industri ini harus tetap berkomitmen menjalin kemitraan bersama masyarakat sekitar dalam membangun ekonomi lokal yang kuat dan berkelanjutan.
Selain itu SKK Migas juga secara kontinu melakukan perbaikan dan mencari terobosan – terobosan baru khususnya dibidang pengadaan untuk dapat mendatangkan barang dan/atau jasa ke Lapangan yang tetap memperhatikan kualitas, harga dan kemampuan produksi khususnya untuk produk – produk dalam negeri.(Pertamina)