Petrus Matruty Ungkap 3 Tahapan Sambut Sidang Sinode Keuskupan Amboina III
pada tanggal
05 Juli 2019
SAUMLAKI, LELEMUKU.COM – Wakil Uskup Wilayah Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), Provinsi Maluku, Pastor Simon Petrus Matruty, Pr mengungkapkan berbagai tahapan yang dilakukan umatnya dalam menyambut sidang Sinode Keuskupan Amboina III.
Sidang sinode yang akan digelar di Kota Ambon pada Senin (09/09/2019) hingga Minggu (15/09/2019 itu mengambil Tema ‘Gereja Katolik Keuskupan Amboina Membaharui dan Memurnikan Diri dan Pelayanannya di Maluku dan Maluku Utara Demi Perwujudan Dirinya Sebagai Gereja yang Mandiri’.
“Sidang sinode adalah pertemuan dewan konsultatif yang dikerahkan dan diketahui oleh Uskup Diosis, para imam dan umat beriman yang terpilih diundang untuk ambil bagian, seturut reksa kanonis untuk membantu uskup menunaikan tugasnya memimpin jemaat demi tercapainya kesejahteraan komunitas keuskupan,” kata dia kepada para awak media saat melakukan jumpa pers pada Kamis (04/07/2019).
Pastor Petrus Matruty menuturkan beberapa tahapan yang akan dilakukan umatnya sebelum menghadiri sidang pleno keuskupan amboina, yaitu kegiatan puncak dari seluruh rangkaian kegiatan sinode keuskupan dimana uskup bersama para iman, perwakilan terekat, utusan umat beriman akan bersidang bersama untuk menentukan arah dasar keuskupan amboina selama 8 tahun ke depan, diantaranya tahapan pertama adalah katekese sinode di tingkat rukun. Kegiatan itu melibatkan semua umat katolik yang berada di setiap rukun wilayah dan sudah terlaksana pada tanggal 1 hingga 20 Mei 2019.
Tahapan kedua adalah Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan utusan-utusan dari paroki dalam wilayah perwakilan dan sudah terlaksana pada Sabtu (15/07/2019). Kemudian tahapan yang ketiga adalah sidang pleno wilayah yang akan melibatkan utusan-utusan dari paroki, lembaga pendidikan dan kesehatan, seminari-seminari dan biara-biara dan akan dilaksanakan pada Sabtu (06/07/2019).
“Di wilayah, ada dua tahapan tambahan yaitu tahapan sosialisasi sinode dan persiapan teman katekese dan pengambilan data di setiap rukun di seluruh wilayah Tanimbar dan MBD yang sudah terlaksana pada 27 April 2019 dan kunjungan Bapa Uskup untuk merayakan pesta perak 25 tahun episkopat pada tanggal 22 dan 23 Desember 2019 nanti,” tuturnya.
Kemudian Pastor Matruty menambahkan maksud dari sidang pleno wilayah adalah sosialisasi, penajaman dan klarifikasi gambaran realitas umat katolik di wilayah perwakilan yang diperoleh dari hasil-hasil katekese sinode dan FGD dan input konteks umum keadaan kabupaten dari perspektif Pemerintah Daerah (Pemda) yang tertuang dalam rencana pengembangan daerah.
“Tujuan yang ingin dicapai adalah mendapatkan data-data obyektif tentang gambaran diri dan pelayanan gereja katolik di setiap wilayah perwakilan keuskupan amboina dan mendapatkan data-data obyektif tentang realitas kabupaten serta proyeksi pengembangan daerah ke depan,” tutup dia.
Peserta dalam sidang sinode itu nantinya berjumlah 400 peserta, yang terdiri dari seluruh pastores di wilayah Tanimbar dan MBD, peserta FGD, utusan dari 11 paroki di wilayah Tanimbar dan MDB, utusan lembaga pendidikan dan kesehatan, utusan biarawan-biarawati wilayah Tanimbar dan MBD serta utusan Pemda dan semua Kepala Desa Katolik. (Laura Sobuber)
Sidang sinode yang akan digelar di Kota Ambon pada Senin (09/09/2019) hingga Minggu (15/09/2019 itu mengambil Tema ‘Gereja Katolik Keuskupan Amboina Membaharui dan Memurnikan Diri dan Pelayanannya di Maluku dan Maluku Utara Demi Perwujudan Dirinya Sebagai Gereja yang Mandiri’.
“Sidang sinode adalah pertemuan dewan konsultatif yang dikerahkan dan diketahui oleh Uskup Diosis, para imam dan umat beriman yang terpilih diundang untuk ambil bagian, seturut reksa kanonis untuk membantu uskup menunaikan tugasnya memimpin jemaat demi tercapainya kesejahteraan komunitas keuskupan,” kata dia kepada para awak media saat melakukan jumpa pers pada Kamis (04/07/2019).
Pastor Petrus Matruty menuturkan beberapa tahapan yang akan dilakukan umatnya sebelum menghadiri sidang pleno keuskupan amboina, yaitu kegiatan puncak dari seluruh rangkaian kegiatan sinode keuskupan dimana uskup bersama para iman, perwakilan terekat, utusan umat beriman akan bersidang bersama untuk menentukan arah dasar keuskupan amboina selama 8 tahun ke depan, diantaranya tahapan pertama adalah katekese sinode di tingkat rukun. Kegiatan itu melibatkan semua umat katolik yang berada di setiap rukun wilayah dan sudah terlaksana pada tanggal 1 hingga 20 Mei 2019.
Tahapan kedua adalah Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan utusan-utusan dari paroki dalam wilayah perwakilan dan sudah terlaksana pada Sabtu (15/07/2019). Kemudian tahapan yang ketiga adalah sidang pleno wilayah yang akan melibatkan utusan-utusan dari paroki, lembaga pendidikan dan kesehatan, seminari-seminari dan biara-biara dan akan dilaksanakan pada Sabtu (06/07/2019).
“Di wilayah, ada dua tahapan tambahan yaitu tahapan sosialisasi sinode dan persiapan teman katekese dan pengambilan data di setiap rukun di seluruh wilayah Tanimbar dan MBD yang sudah terlaksana pada 27 April 2019 dan kunjungan Bapa Uskup untuk merayakan pesta perak 25 tahun episkopat pada tanggal 22 dan 23 Desember 2019 nanti,” tuturnya.
Kemudian Pastor Matruty menambahkan maksud dari sidang pleno wilayah adalah sosialisasi, penajaman dan klarifikasi gambaran realitas umat katolik di wilayah perwakilan yang diperoleh dari hasil-hasil katekese sinode dan FGD dan input konteks umum keadaan kabupaten dari perspektif Pemerintah Daerah (Pemda) yang tertuang dalam rencana pengembangan daerah.
“Tujuan yang ingin dicapai adalah mendapatkan data-data obyektif tentang gambaran diri dan pelayanan gereja katolik di setiap wilayah perwakilan keuskupan amboina dan mendapatkan data-data obyektif tentang realitas kabupaten serta proyeksi pengembangan daerah ke depan,” tutup dia.
Peserta dalam sidang sinode itu nantinya berjumlah 400 peserta, yang terdiri dari seluruh pastores di wilayah Tanimbar dan MBD, peserta FGD, utusan dari 11 paroki di wilayah Tanimbar dan MDB, utusan lembaga pendidikan dan kesehatan, utusan biarawan-biarawati wilayah Tanimbar dan MBD serta utusan Pemda dan semua Kepala Desa Katolik. (Laura Sobuber)