Polisi dan Interpol Kerjasama Ungkap Jaringan Teroris JI dan JAD di Luar Negeri
pada tanggal
31 Juli 2019
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Untuk mengungkap para buronan kasus terorisme yang di duga bersembunyi di luar negeri, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) akan bekerja sama dengan Interpol.
“Saat ini Polri sedang melakukan berkomunikasi dengan antiteror dari Filipina, Afganistan, Malaysia dan koordinasi dengan Interpol melalui Divisi Hubinter”, kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo, di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (30/07/2019).
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen. Pol. Dr. Dedi Prasetyo, M.Hum., M.Si., M.M. menyampaikan tujuan kerjasama dengan Interpol tersebut untuk mengejar para buronan dari jaringan Jamaah Islamiyah (JI) dan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berbaiat kepada ISIS.
Sebelumnya Mabes Polri merilis terduga teroris Andi Baso diduga berada di Filipina Selatan. Baso merupakan buronan kasus pengeboman Gereja Oikumene Samarinda tahun 2016. Ia juga diduga yang memberangkatkan pasangan suami dan istri yang menjadi pelaku bom bunuh diri gereja di Jolo, Filipina Selatan.
Selain ini, Polri menduga teroris Saefulah yang diduga berada di Khurasan. Diketahui Saefulah berperan sebagai pengendali kelompok JAD. Saefulah diketahui telah menerima dana dari 12 pengirim yang berasal dari beberapa negara melalui jasa pengiriman uang Western Union.
Keberadaan WNI pelaku terorisme yang berada di Khurasan diketahui setelah ditangkapnya teroris Novendri beberapa waktu lalu. Novendri sendiri berperan sebagai penyalur dana JAD Indonesia.(HumasPolri)
“Saat ini Polri sedang melakukan berkomunikasi dengan antiteror dari Filipina, Afganistan, Malaysia dan koordinasi dengan Interpol melalui Divisi Hubinter”, kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo, di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (30/07/2019).
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen. Pol. Dr. Dedi Prasetyo, M.Hum., M.Si., M.M. menyampaikan tujuan kerjasama dengan Interpol tersebut untuk mengejar para buronan dari jaringan Jamaah Islamiyah (JI) dan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berbaiat kepada ISIS.
Sebelumnya Mabes Polri merilis terduga teroris Andi Baso diduga berada di Filipina Selatan. Baso merupakan buronan kasus pengeboman Gereja Oikumene Samarinda tahun 2016. Ia juga diduga yang memberangkatkan pasangan suami dan istri yang menjadi pelaku bom bunuh diri gereja di Jolo, Filipina Selatan.
Selain ini, Polri menduga teroris Saefulah yang diduga berada di Khurasan. Diketahui Saefulah berperan sebagai pengendali kelompok JAD. Saefulah diketahui telah menerima dana dari 12 pengirim yang berasal dari beberapa negara melalui jasa pengiriman uang Western Union.
Keberadaan WNI pelaku terorisme yang berada di Khurasan diketahui setelah ditangkapnya teroris Novendri beberapa waktu lalu. Novendri sendiri berperan sebagai penyalur dana JAD Indonesia.(HumasPolri)