Agustinus Utuwaly Sebut Kedatangan Yohana Yembise Berdampak Positif
pada tanggal
10 Agustus 2019
SAUMLAKI, LELEMUKU.COM – Wakil Bupati Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, Agustinus Utuwaly, S.sos menyebutkan kedatangan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (RI), Prof. DR. Yohana Susana Yembise, Dip. Apling, MA untuk melakukan pencanangan Kabupaten Layak Anak (KLA) akan memberi dampak yang positif bagi daerah tersebut pada Senin (26/08/2019) mendatang.
“Tentu punya dampak positif, karena nanti setelah ibu menteri kesini dan mencermati sendiri kondisi nyata yang terjadi disini,” ujar dia kepada Lelemuku.com di ruang kerjanya pada Senin (06/08/2019).
Utuwaly mengatakan semoga dengan kunjungan tersebut dapat membuat perubahan yang semakin lebih baik bagi Tanimbar yang merupakan kabupaten di wilayah perbatasan antara Indonesia dan Australia. Ia pun berharap dari kunjungan itu dapat memunculkan program yang bermanfaat bagi peningkatan pelayanan terhadap ibu dan anak di Bumi Duan Lolat.
“Dengan kehadirannya disini mungkin saja ada program dan kegiatan yang akan dilakukan untuk peningkatan pelayanan terhadap ibu dan anak, maka tentu ini akan meningkatkan pelayanan yang berdampak positifnya,” harapnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3APPKB) Tanimbar, melalui Kepala Bidang (Kabid) Perlindungan Anak (PA), Rin Slarwamin mengatakan bahwa Menteri yang akrab disapa dengan panggilan Mama Yo itu akan ke Bumi Duan Lolat dengan agenda pencanangan Kabupaten Tanimbar sebagai KLA yang merupakan sistem pembangunan yang menjamin pemenuhan hak anak dan perlindungan khusus anak yang dilakukan secara terencana, menyeluruh, dan berkelanjutan.
“Ibu Yohana tetapkan ke Tanimbar guna mencanangkan kabupaten layak anak, kemudian kelurahan layak anak dan sekolah layak anak,” ungkap dia kepada Lelemuku.com pada Rabu (19/06/2019).
Rin mengatakan persiapan yang dilakukan bidangnya guna menyambut kedatangan menteri dan guru besar perempuan pertama dari Papua itu adalah dengan melakukan sosialisasi tentang KLA di desa-desa, kelurahan hingga Rukun Tetangga (RT) yang sesuai dengan Undang-Undang (UU) yang berlaku untuk mempercepat terwujudnya Indonesia Layak Anak (IDOLA) pada tahun 2030, melalui sistem pembangunan berbasis hak anak dalam bentuk kabupaten atau kota layak anak di seluruh Indonesia.
“Kami sudah mengadakan langkah-langkah bagaimana yang ditunjuk dalam undang-undang dan peraturan-peraturan, seperti sosialisasi di desa-desa, sekolah-sekolah hingga RT dan mempersiapkan kelurahan untuk pencanangan KLA,” tutupnya (Laura Sobuber)
“Tentu punya dampak positif, karena nanti setelah ibu menteri kesini dan mencermati sendiri kondisi nyata yang terjadi disini,” ujar dia kepada Lelemuku.com di ruang kerjanya pada Senin (06/08/2019).
Utuwaly mengatakan semoga dengan kunjungan tersebut dapat membuat perubahan yang semakin lebih baik bagi Tanimbar yang merupakan kabupaten di wilayah perbatasan antara Indonesia dan Australia. Ia pun berharap dari kunjungan itu dapat memunculkan program yang bermanfaat bagi peningkatan pelayanan terhadap ibu dan anak di Bumi Duan Lolat.
“Dengan kehadirannya disini mungkin saja ada program dan kegiatan yang akan dilakukan untuk peningkatan pelayanan terhadap ibu dan anak, maka tentu ini akan meningkatkan pelayanan yang berdampak positifnya,” harapnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3APPKB) Tanimbar, melalui Kepala Bidang (Kabid) Perlindungan Anak (PA), Rin Slarwamin mengatakan bahwa Menteri yang akrab disapa dengan panggilan Mama Yo itu akan ke Bumi Duan Lolat dengan agenda pencanangan Kabupaten Tanimbar sebagai KLA yang merupakan sistem pembangunan yang menjamin pemenuhan hak anak dan perlindungan khusus anak yang dilakukan secara terencana, menyeluruh, dan berkelanjutan.
“Ibu Yohana tetapkan ke Tanimbar guna mencanangkan kabupaten layak anak, kemudian kelurahan layak anak dan sekolah layak anak,” ungkap dia kepada Lelemuku.com pada Rabu (19/06/2019).
Rin mengatakan persiapan yang dilakukan bidangnya guna menyambut kedatangan menteri dan guru besar perempuan pertama dari Papua itu adalah dengan melakukan sosialisasi tentang KLA di desa-desa, kelurahan hingga Rukun Tetangga (RT) yang sesuai dengan Undang-Undang (UU) yang berlaku untuk mempercepat terwujudnya Indonesia Layak Anak (IDOLA) pada tahun 2030, melalui sistem pembangunan berbasis hak anak dalam bentuk kabupaten atau kota layak anak di seluruh Indonesia.
“Kami sudah mengadakan langkah-langkah bagaimana yang ditunjuk dalam undang-undang dan peraturan-peraturan, seperti sosialisasi di desa-desa, sekolah-sekolah hingga RT dan mempersiapkan kelurahan untuk pencanangan KLA,” tutupnya (Laura Sobuber)