Batumerah Bersama Passo dan Ema Gelar Festival Hadrat dan Karnaval
pada tanggal
13 Agustus 2019
AMBON, LELEMUKU.COM – Momen Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada tanggal 11 Agustus 2019 dirayakan dengan berbagai hal. Salah satunya Negeri Batumerah, Kecamatan Sirimau yang menggelar Festival Hadrat dan Karnaval dengan melibatkan Pela-nya dari Negeri Passo, Kecamatan Baguala dan Negeri Ema, Kecamatan Leitimur Selatan.
Kegiatan yang diselenggarakan dengan tema “membangun moralitas serta melestarikan budaya dan tradisi Negeri Hatukau”, mengambil tempat di depan Masjid An-Nur Batumerah, minggu (11/08/2019) dan dihadiri oleh sesepupuh Negeri Ema yang juga Wakil Gubernur Maluku, Barnabas Orno, Wakil Walikota (Wawali) Ambon, Syarif Hadler, Sekda Maluku, Hamin Bin Tahir, Sekretaris Kota (Sekkot) Ambon, A. G. Latuheru, serta Forkopimda Kota Ambon
Nampak tarian Cakalele, dan tarian maku-maku, ada tarian Perisai dan Tarian Kora-kora, dansa ola-ola, cerita legenda Nunusaku, Karnaval Idul Adha dan banyak acara seni dan budaya yang ditampilkan dalam kegiatan tersebut.
Acara festival diikuti 9 mata rumah negeri Batu Merah, majelis Taklim, Negeri Ema, dan Panguyuban yang sudah berkediaman di Negeri Batumerah. Yang di saksikan masyarakat Negeri Batumerah dan Masyarakat Kota Ambon.
Wawali Ambon saat membuka acara itu mengajak masyarakat untuk terus menumbuh-kembangkan budaya-budaya yang ada sebagai perekat antar sesama warga Ambon dan Maluku umumnya.
“Idul Adha merupakan kegiatan keagamaan yang mempunyai nilai budaya yang sangat kuat, dan yang harus kita satukan diantara semua negeri basudara bukan hanya sekedar tontonan,” pinta Wawali.
Ditambahkan, kegiatan ini harus masuk pada kalender pariwisata, sebab berpotensi menarik wisatawan, agar setiap tahun bisa dilaksanakan dan bisa di ketahui oleh orang-orang di luar Kota Ambon maupun di Maluku.
Sementara itu, Sesepuh Negeri Ema, Barnabas Orno mengatakan, festival hadrat dan karnaval budaya Negeri Batu Merah yang melibatkan kedua negeri pela Passo, dan gandong Negeri Ema ini sangat luar biasa, semoga kedepan ada negeri lain juga bisa melakukan seperti ini juga.
Selain itu, Ketua Panitia, Harul Hatala mengatakan, kegiatan ini juga ikut membantu program Kota Ambon sebagai salah satu destinasi wisata dan kebudayaan tahun 2020 mendatang. ‘’Jadi di situ kita kawinkan antara budaya, agama dan adat istiadat atau kebisaan kita di Negeri Batumerah,’’ jelasnya.
Kegiatan ini lanjutnya, ingin menujukkan ke seluruh masyarakat di Maluku khususnya di Kota Ambon tentang tatanan adat dan budaya yang ada di Batumerah dengan pelanya Passo dan Ema.
“kita tonjolkan ke Maluku secara umum dan Kota Ambon secara khusus bahwa Negeri Batumerah betul-betul negeri adat yang mana mempunyai Pela dan mempunyai Gandong, menunjukkan bahwa ikatan kekeluargaan meskipun berbeda agama,” terangnya.
Ditambahkan, dengan tema membangun moralitas dan melestarikan budaya dan tradisi Negeri Batumerah, dapat meningkatkan toleransi antar umat beragam dalam bingkai budaya dengan tajuk pela dan gandong. (DiskominfoAmbon)
Kegiatan yang diselenggarakan dengan tema “membangun moralitas serta melestarikan budaya dan tradisi Negeri Hatukau”, mengambil tempat di depan Masjid An-Nur Batumerah, minggu (11/08/2019) dan dihadiri oleh sesepupuh Negeri Ema yang juga Wakil Gubernur Maluku, Barnabas Orno, Wakil Walikota (Wawali) Ambon, Syarif Hadler, Sekda Maluku, Hamin Bin Tahir, Sekretaris Kota (Sekkot) Ambon, A. G. Latuheru, serta Forkopimda Kota Ambon
Nampak tarian Cakalele, dan tarian maku-maku, ada tarian Perisai dan Tarian Kora-kora, dansa ola-ola, cerita legenda Nunusaku, Karnaval Idul Adha dan banyak acara seni dan budaya yang ditampilkan dalam kegiatan tersebut.
Acara festival diikuti 9 mata rumah negeri Batu Merah, majelis Taklim, Negeri Ema, dan Panguyuban yang sudah berkediaman di Negeri Batumerah. Yang di saksikan masyarakat Negeri Batumerah dan Masyarakat Kota Ambon.
Wawali Ambon saat membuka acara itu mengajak masyarakat untuk terus menumbuh-kembangkan budaya-budaya yang ada sebagai perekat antar sesama warga Ambon dan Maluku umumnya.
“Idul Adha merupakan kegiatan keagamaan yang mempunyai nilai budaya yang sangat kuat, dan yang harus kita satukan diantara semua negeri basudara bukan hanya sekedar tontonan,” pinta Wawali.
Ditambahkan, kegiatan ini harus masuk pada kalender pariwisata, sebab berpotensi menarik wisatawan, agar setiap tahun bisa dilaksanakan dan bisa di ketahui oleh orang-orang di luar Kota Ambon maupun di Maluku.
Sementara itu, Sesepuh Negeri Ema, Barnabas Orno mengatakan, festival hadrat dan karnaval budaya Negeri Batu Merah yang melibatkan kedua negeri pela Passo, dan gandong Negeri Ema ini sangat luar biasa, semoga kedepan ada negeri lain juga bisa melakukan seperti ini juga.
Selain itu, Ketua Panitia, Harul Hatala mengatakan, kegiatan ini juga ikut membantu program Kota Ambon sebagai salah satu destinasi wisata dan kebudayaan tahun 2020 mendatang. ‘’Jadi di situ kita kawinkan antara budaya, agama dan adat istiadat atau kebisaan kita di Negeri Batumerah,’’ jelasnya.
Kegiatan ini lanjutnya, ingin menujukkan ke seluruh masyarakat di Maluku khususnya di Kota Ambon tentang tatanan adat dan budaya yang ada di Batumerah dengan pelanya Passo dan Ema.
“kita tonjolkan ke Maluku secara umum dan Kota Ambon secara khusus bahwa Negeri Batumerah betul-betul negeri adat yang mana mempunyai Pela dan mempunyai Gandong, menunjukkan bahwa ikatan kekeluargaan meskipun berbeda agama,” terangnya.
Ditambahkan, dengan tema membangun moralitas dan melestarikan budaya dan tradisi Negeri Batumerah, dapat meningkatkan toleransi antar umat beragam dalam bingkai budaya dengan tajuk pela dan gandong. (DiskominfoAmbon)