Pembantaian di Atas KM Mina Sejati, 2 Tewas dan 23 Belum Ditemukan
pada tanggal
25 Agustus 2019
DOBO, LELEMUKU.COM - Kapolres Kepulauan Aru, Provinsi Maluku AKBP Adolof Bormosa menyatakan pembantaian yang terjadi di atas kapal motor (KM) Mina Sejati yang berlayar di Laut Aru pada Jumat (16/08/2019), berawal dari aksi perkelahian sesama anak buah kapal (ABK).
Dikatakan perkelahian itu sempat dilerai dan diselesaikan antara sesama ABK, namun pada malam hari keributan kembali terjadi. Insiden pembantaian oleh tiga pelaku itu sendiri dilakukan pada Sabtu (17/08/2019) dini hari saat rekan-rekannya sesama ABK sedang tertidur.
Saat peristiwa ini diketahui oleh nahkoda, hal tersebut kemudian disebarluaskan ke kapal-kapal lainnya guna meminta bantuan.
Namun, Bormosa menyatakan belum dapat menjelaskan motif yang memicu perkelahian yang berujung pada aksi pembantaian pada kapal yang membawa 36 orang itu, termasuk 3 orang pelakunya.
Dia mengatakan, dalam insiden tersebut, 11 orang selamat, 2 ditemukan tewas dan 23 orang lainnya belum ditemukan, termasuk para pelaku.
11 ABK yang hidup dan 2 tewas berhasil diselamatkan oleh beberapa kapal yang melintas, salah satunya KM Gemilang Samudera. Para korban dan ABK penyelamat selanjutnya dimintai keterangan lebih rinci.
Sementara itu, pihak TNI AL memastikan ada tujuh ABK yang tewas dalam insiden itu. Namun, hingga kini jasad lima ABK yang dinyatakan tewas beserta 18 ABK lainnya belum juga ditemukan.
Saat ini Kepolisian, TNI AL dan Basarnas sedang melakukan pencarian 20 ABK dan 3 pelaku pembantaian yang belum ditemukan itu.
Sedangkan KM Mina Sejati yang saat ini masih berada dilaut akan segera ditarik ke darat guna dilakukan investigasi.
Sebelumnya pada Senin (19/08/2019) Kepala Kantor Badan SAR Nasional Cabang Ambon, Muslimin mengatakan bahwa KM Mina Sejati telah dibajak oleh tiga orang ABK.
Hal ini terungkap setelah KRI Lada-521 dari jajaran TNI AL menyergap para pelaku pembajak di tengah laut. Mereka berinisial NH alias Nurul Huda (masinis), FDL alias Ferri Dwi Lesmana, dan QIM alias Qersim Ibnu Malik.
“Informasi yang kami terima dari Kantor Koordinator Pos SAR Tual, KM Mina Sejati yang dinakhodai Ko Awi diduga dibajak oleh tiga orang anak buah kapalnya sendiri,” jelas dia. (Albert Batlayeri)
Dikatakan perkelahian itu sempat dilerai dan diselesaikan antara sesama ABK, namun pada malam hari keributan kembali terjadi. Insiden pembantaian oleh tiga pelaku itu sendiri dilakukan pada Sabtu (17/08/2019) dini hari saat rekan-rekannya sesama ABK sedang tertidur.
Saat peristiwa ini diketahui oleh nahkoda, hal tersebut kemudian disebarluaskan ke kapal-kapal lainnya guna meminta bantuan.
Namun, Bormosa menyatakan belum dapat menjelaskan motif yang memicu perkelahian yang berujung pada aksi pembantaian pada kapal yang membawa 36 orang itu, termasuk 3 orang pelakunya.
Dia mengatakan, dalam insiden tersebut, 11 orang selamat, 2 ditemukan tewas dan 23 orang lainnya belum ditemukan, termasuk para pelaku.
11 ABK yang hidup dan 2 tewas berhasil diselamatkan oleh beberapa kapal yang melintas, salah satunya KM Gemilang Samudera. Para korban dan ABK penyelamat selanjutnya dimintai keterangan lebih rinci.
Sementara itu, pihak TNI AL memastikan ada tujuh ABK yang tewas dalam insiden itu. Namun, hingga kini jasad lima ABK yang dinyatakan tewas beserta 18 ABK lainnya belum juga ditemukan.
Saat ini Kepolisian, TNI AL dan Basarnas sedang melakukan pencarian 20 ABK dan 3 pelaku pembantaian yang belum ditemukan itu.
Sedangkan KM Mina Sejati yang saat ini masih berada dilaut akan segera ditarik ke darat guna dilakukan investigasi.
Sebelumnya pada Senin (19/08/2019) Kepala Kantor Badan SAR Nasional Cabang Ambon, Muslimin mengatakan bahwa KM Mina Sejati telah dibajak oleh tiga orang ABK.
Hal ini terungkap setelah KRI Lada-521 dari jajaran TNI AL menyergap para pelaku pembajak di tengah laut. Mereka berinisial NH alias Nurul Huda (masinis), FDL alias Ferri Dwi Lesmana, dan QIM alias Qersim Ibnu Malik.
“Informasi yang kami terima dari Kantor Koordinator Pos SAR Tual, KM Mina Sejati yang dinakhodai Ko Awi diduga dibajak oleh tiga orang anak buah kapalnya sendiri,” jelas dia. (Albert Batlayeri)