Perusahaan Pengkilap Lantai Marah, SC Johnson di Wisconsin Dikaitkan Dengan Pembuat Opioid
pada tanggal
28 Agustus 2019
WASHINGTON, LELEMUKU.COM - Pimpinan perusahaan S.C. Johnson di Wisconsin yang memproduksi cairan pengkilap lantai, penyegar ruangan, dan pembersih kamar mandi, mengancam akan menuntut Oklahoma karena menyebut slogan dagangnya sebagai "Perusahaan Keluarga (A Family Company)."
Fisk Johnson mengatakan Jaksa Agung negara bagian Oklahoma, Mike Hunter, berkali-kali menggunakan istilah itu untuk merujuk pada Johnson & Johnson - perusahaan obat yang terbukti bersalah memicu krisis kecanduan opioid negara bagian tersebut dan Senin (26/8) memerintahkan perusahaan itu untuk membayar $572 juta atau Rp 8,16 triliun.
Hunter muncul di televisi, Senin (26/08/2019), dan menyatakan tindakan J&J "tidak konsisten dengan semua pernyataan hebatnya sebagai perusahaan keluarga."
"Saya sudah menulis kepada Anda pada beberapa kesempatan. 'A Family Company' adalah istilah dari S.C. Johnson, bukan Johnson & Johnson," tulis Fisk Johnson dalam suratnya kepada Hunter. "Namun mengejutkan dan sangat keterlaluan anda kembali muncul di televisi nasional menyebarkan informasi yang salah ini. Tidak ada alasan untuk melakukannya."
Fisk Johnson mengatakan penyalahgunaan slogan itu bisa membuat orang percaya bahwa perusahaannya yang tidak membuat obat-obatan dan tidak memiliki hubungan dengan Johnson & Johnson dikaitkan dengan opioid. Ia mengancam akan membawa kantor jaksa agung Oklahoma ke pengadilan jika tidak mencabut pernyataan itu.
Sejauh ini belum ada reaksi dari Hunter.
Johnson & Johnson adalah perusahaan pertama yang diadili karena memasarkan opioid sebagai "obat ajaib" bagi dokter, perawat dan pemberi resep lainnya.
Hakim memerintahkan perusahaan itu untuk membayar Oklahoma $572 juta untuk membantu negara merawat pasien.
Pengacara J&J berpendapat klaim perusahaan mengenai obat penghilang rasa sakitnya didukung oleh ilmu pengetahuan dan mengajukan banding atas putusan hakim itu.
Pejabat kesehatan federal mengatakan kecanduan dan overdosis obat penghilang rasa sakit sintetis telah menewaskan hampir 400.000 orang di seluruh Amerika sejak 1999. (VOA)
Fisk Johnson mengatakan Jaksa Agung negara bagian Oklahoma, Mike Hunter, berkali-kali menggunakan istilah itu untuk merujuk pada Johnson & Johnson - perusahaan obat yang terbukti bersalah memicu krisis kecanduan opioid negara bagian tersebut dan Senin (26/8) memerintahkan perusahaan itu untuk membayar $572 juta atau Rp 8,16 triliun.
Hunter muncul di televisi, Senin (26/08/2019), dan menyatakan tindakan J&J "tidak konsisten dengan semua pernyataan hebatnya sebagai perusahaan keluarga."
"Saya sudah menulis kepada Anda pada beberapa kesempatan. 'A Family Company' adalah istilah dari S.C. Johnson, bukan Johnson & Johnson," tulis Fisk Johnson dalam suratnya kepada Hunter. "Namun mengejutkan dan sangat keterlaluan anda kembali muncul di televisi nasional menyebarkan informasi yang salah ini. Tidak ada alasan untuk melakukannya."
Fisk Johnson mengatakan penyalahgunaan slogan itu bisa membuat orang percaya bahwa perusahaannya yang tidak membuat obat-obatan dan tidak memiliki hubungan dengan Johnson & Johnson dikaitkan dengan opioid. Ia mengancam akan membawa kantor jaksa agung Oklahoma ke pengadilan jika tidak mencabut pernyataan itu.
Sejauh ini belum ada reaksi dari Hunter.
Johnson & Johnson adalah perusahaan pertama yang diadili karena memasarkan opioid sebagai "obat ajaib" bagi dokter, perawat dan pemberi resep lainnya.
Hakim memerintahkan perusahaan itu untuk membayar Oklahoma $572 juta untuk membantu negara merawat pasien.
Pengacara J&J berpendapat klaim perusahaan mengenai obat penghilang rasa sakitnya didukung oleh ilmu pengetahuan dan mengajukan banding atas putusan hakim itu.
Pejabat kesehatan federal mengatakan kecanduan dan overdosis obat penghilang rasa sakit sintetis telah menewaskan hampir 400.000 orang di seluruh Amerika sejak 1999. (VOA)