BMKG Minta Masyarakat Ambon dan Sekitarnya Tidak Terpancing Isu Tsunami
pada tanggal
28 September 2019
AMBON, LELEMUKU.COM – Melalui rilis yang dikeluarkan pada hari Jumat (27/9/19), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta kepada masyarakat untuk tidak terpancing isu akan terjadinya tsunami pasca gempa besar yang akan melanda Ambon dan sekitarnya.
Diketahui, sehari sebelumnya gempa berkekuatan 6.5 SR yang melanda Ambon dan sekitarnya hingga kini masih menyisakan trauma yang tinggi bagi masyarakat. Hal tersebut tidak lepas dari ketakutan masyarakat terhadap isu akan datangnya gempa susulan yang lebih besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kepada masyarakat, pihak BMKG menyatakan bahwa hal yang ditakutkan masyarakat adalah sesuatu yang dipastikan tidak benar.
"Kenapa? Karena hingga kini, tidak ada satupun alat teknologi yang mampu memprediksi gempabumi dengan tepat, akurat kapan, dimana dan berapa kekuatannya," ungkap Deputi Bidang Geofisika BMKG, M.Sadly melalui rilis yang dikeluarkan.
Ia menghimbau kepada masyarakat untuk tidak mempercayai isu yang beredar terkait akan adanya gempa besar yang disusul oleh tsunami. Isu yang beredar adalah berita bohong dan tidak benar, dengan kata lain adalah Hoax.
BMKG mengakui, gempa yang melanda Ambon dan sekitarnya disertai gempa susulan sejak kamis pagi hingga kini berdasarkan hasil pantauan tercatat berjumlah 264 kali dengan magnitudo terbesar 5.6SR dan terkecil 3.0SR.
“Secara statistik, kejadian gempa cenderung mengecil,” jelas Sadly.
Ini adalah kondisi yang sebenarnya terjadi, pasca gempa puncak akan terjadi gempa susulan yang semakin lama semakin mengecil dikarenakan tenaga yang dikeluarkan semakin lama semakin habis hingga pada titik terendah.
Karena itu, masyarakat diminta untuk tidak menerima mentah-mentah atau bahkan menyebarluaskan isu yang belum bisa dipastikan keakuratannya dan cenderung menakutkan serta menimbulkan kepanikan masyarakat.
Olehnya, BMKG berharap masyarakat ketika menerima informasi tersebut, dapat memastikannya melalui informasi resmi yang bersumber dari BMKG, yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi antara lain, Instagram atau Twitter @InfoBMKG, Website www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id atau melalui Mobile Apps wrs-bmkg dengan username: pemda dan password: pemda-bmkg atau infobmkg. (DiskominfoAmbon)
Diketahui, sehari sebelumnya gempa berkekuatan 6.5 SR yang melanda Ambon dan sekitarnya hingga kini masih menyisakan trauma yang tinggi bagi masyarakat. Hal tersebut tidak lepas dari ketakutan masyarakat terhadap isu akan datangnya gempa susulan yang lebih besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kepada masyarakat, pihak BMKG menyatakan bahwa hal yang ditakutkan masyarakat adalah sesuatu yang dipastikan tidak benar.
"Kenapa? Karena hingga kini, tidak ada satupun alat teknologi yang mampu memprediksi gempabumi dengan tepat, akurat kapan, dimana dan berapa kekuatannya," ungkap Deputi Bidang Geofisika BMKG, M.Sadly melalui rilis yang dikeluarkan.
Ia menghimbau kepada masyarakat untuk tidak mempercayai isu yang beredar terkait akan adanya gempa besar yang disusul oleh tsunami. Isu yang beredar adalah berita bohong dan tidak benar, dengan kata lain adalah Hoax.
BMKG mengakui, gempa yang melanda Ambon dan sekitarnya disertai gempa susulan sejak kamis pagi hingga kini berdasarkan hasil pantauan tercatat berjumlah 264 kali dengan magnitudo terbesar 5.6SR dan terkecil 3.0SR.
“Secara statistik, kejadian gempa cenderung mengecil,” jelas Sadly.
Ini adalah kondisi yang sebenarnya terjadi, pasca gempa puncak akan terjadi gempa susulan yang semakin lama semakin mengecil dikarenakan tenaga yang dikeluarkan semakin lama semakin habis hingga pada titik terendah.
Karena itu, masyarakat diminta untuk tidak menerima mentah-mentah atau bahkan menyebarluaskan isu yang belum bisa dipastikan keakuratannya dan cenderung menakutkan serta menimbulkan kepanikan masyarakat.
Olehnya, BMKG berharap masyarakat ketika menerima informasi tersebut, dapat memastikannya melalui informasi resmi yang bersumber dari BMKG, yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi antara lain, Instagram atau Twitter @InfoBMKG, Website www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id atau melalui Mobile Apps wrs-bmkg dengan username: pemda dan password: pemda-bmkg atau infobmkg. (DiskominfoAmbon)