Doni Monardo Kunjungi Wilayah Terdampak Gempa Bumi 6,5 SR di Pulau Ambon
pada tanggal
28 September 2019
AMBON, LELEMUKU.COM – Guna melihat langsung wilayah terdampak bencana pasca gempa berkekuatan 6.5SR yang melanda Ambon, Provinsi Maluku dan sekitarnya pada Jumat (27/09/2019), Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Ka.BNPB) RI, Letjen TNI Doni Monardo melakukan kunjungan ke Ambon.
Kunjungan dilakukan di beberapa lokasi antara lain, Desa Liang dan Desa Waai, di Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) serta Kampus IAIN,Ambon.
Pada kunjungan yang dilakukan di Kampus IAIN Ambon, Ka.BNPB didampingi Kasdam XVI Pattimura, Brigjen TNI Asep Setia Gunawan; Walikota Ambon, Richard Louhenapessy; Sekretaris Daerah Provinsi Maluku, Kasrul Selang; Sekretaris Kota Ambon, A.G.Latuheru; Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Maluku, Farida Salampessy beserta tim; dan Kepala Pelaksana BPBD Kota Ambon,D.Paays beserta tim.
Dalam keterangannya kepada para awak media, Ka.BNPB mengatakan bahwa gempa dengan magnitudo 6.5SR yang terjadi di Ambon dan sekitarnya adalah gempa yang cukup besar sehingga mengakibatkan adanya korban jiwa serta kerugian materiil berupa rusaknya beberapa rumah pada beberapa lokasi.
Terhadap masyarakat yang meninggalkan rumah mereka dan memilih mengungsi ke tempat yang lebih tinggi, dirinya mengakui ini adalah karena faktor psikologis.
“Sebagian besar masyarakat yang mengungsi, bukan dikarenakan rumahnya yang rusak, tapi karena faktor psikologis mereka ketika mendengar informasi akan adanya gempa susulan yang lebih besar yang nantinya mengakibatkan datangnya tsunami,” terangnya.
Monardo menekankan bahwa informasi atau isu yang beredar adalah tidak benar, karena hingga saat ini belum ada teknologi yang mampu memprediksi secara akurat tentang terjadinya gempa.
“Saya tekankan, sampai saat ini, tidak ada satupun negara yang memiliki teknologi atau ahli manapun yang dapat memprediksi secara akurat tentang akan terjadinya gempa, sehingga informasi yang diterima masyarakat tentang akan adanya gempa besar adalah hoax,” ucapnya.
Oleh karena itu, dirinya berharap, Pemerintah setempat dapat lebih meningkatkan sosialisasi mengenai gempa kepada masyarakat hingga masyarakat dapat lebih memahami tentang perilaku gempa.
Ia juga menjelaskan, pada dasarnya ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya tsunami, bisa karena gempa bisa juga tanpa gempa.
“Tsunami yang didahului oleh gempa, dikarenakan gempa yang sangat besar yang disertai naiknya gelombang besar, sementara Tsunami yang tanpa gempa, disebabkan oleh runtuhnya tebing besar didalam laut yang menimbulkan gelombang yang sangat besar,” jelasnya.
Dengan mempelajari tentang karakter tsunami, Ka.BNPB berharap masyarakat dapat lebih bijak dalam menyikapi isu-isu yang berkembang.
“Sebaiknya masyarakat lebih mempercayai informasi dari pihak yang berwenang dan tidak mudah terpengaruh pada informasi yang tidak dapat dipertanggung jawabkan,” tutupnya.
Selain melakukan kunjungan kebeberapa lokasi yang terkena dampak gempa, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI juga memberikan bantuan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku.
Adapun bantuan yang diberikan antara lain, uang sejumlah 1 (satu) Milyar Rupiah dan 1 Unit Rumah Sakit (RS) lapangan serta Tenda-tenda lapangan.
“Satu Unit Rumah Sakit lapangan dan tenda lapangan yang kita berikan akan tiba dalam satu atau dua hari kedepan melalui transportasi laut,” ucap Ka.BNPB.
Dijelaskan, 1 Unit RS lapangan terdiri dari 7 tenda lengkap dengan tempat tidur dan matras, serta 30 unit tenda lapangan dengan kapasitas satu tenda mampu menampung 30 personil.
Selain itu, BNPB juga mengirimkan tim untuk melakukan penilaian terhadap kerusakan-kerusakan yang terjadi. dan sesuai dengan ketentuan yang ada BNPB bisa memberikan bantuan kepada masyarakat yang mengalami kerusakan rumah dan juga fasilitas-fasilitas umum. (DiskominfoAmbon)
Kunjungan dilakukan di beberapa lokasi antara lain, Desa Liang dan Desa Waai, di Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) serta Kampus IAIN,Ambon.
Pada kunjungan yang dilakukan di Kampus IAIN Ambon, Ka.BNPB didampingi Kasdam XVI Pattimura, Brigjen TNI Asep Setia Gunawan; Walikota Ambon, Richard Louhenapessy; Sekretaris Daerah Provinsi Maluku, Kasrul Selang; Sekretaris Kota Ambon, A.G.Latuheru; Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Maluku, Farida Salampessy beserta tim; dan Kepala Pelaksana BPBD Kota Ambon,D.Paays beserta tim.
Dalam keterangannya kepada para awak media, Ka.BNPB mengatakan bahwa gempa dengan magnitudo 6.5SR yang terjadi di Ambon dan sekitarnya adalah gempa yang cukup besar sehingga mengakibatkan adanya korban jiwa serta kerugian materiil berupa rusaknya beberapa rumah pada beberapa lokasi.
Terhadap masyarakat yang meninggalkan rumah mereka dan memilih mengungsi ke tempat yang lebih tinggi, dirinya mengakui ini adalah karena faktor psikologis.
“Sebagian besar masyarakat yang mengungsi, bukan dikarenakan rumahnya yang rusak, tapi karena faktor psikologis mereka ketika mendengar informasi akan adanya gempa susulan yang lebih besar yang nantinya mengakibatkan datangnya tsunami,” terangnya.
Monardo menekankan bahwa informasi atau isu yang beredar adalah tidak benar, karena hingga saat ini belum ada teknologi yang mampu memprediksi secara akurat tentang terjadinya gempa.
“Saya tekankan, sampai saat ini, tidak ada satupun negara yang memiliki teknologi atau ahli manapun yang dapat memprediksi secara akurat tentang akan terjadinya gempa, sehingga informasi yang diterima masyarakat tentang akan adanya gempa besar adalah hoax,” ucapnya.
Oleh karena itu, dirinya berharap, Pemerintah setempat dapat lebih meningkatkan sosialisasi mengenai gempa kepada masyarakat hingga masyarakat dapat lebih memahami tentang perilaku gempa.
Ia juga menjelaskan, pada dasarnya ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya tsunami, bisa karena gempa bisa juga tanpa gempa.
“Tsunami yang didahului oleh gempa, dikarenakan gempa yang sangat besar yang disertai naiknya gelombang besar, sementara Tsunami yang tanpa gempa, disebabkan oleh runtuhnya tebing besar didalam laut yang menimbulkan gelombang yang sangat besar,” jelasnya.
Dengan mempelajari tentang karakter tsunami, Ka.BNPB berharap masyarakat dapat lebih bijak dalam menyikapi isu-isu yang berkembang.
“Sebaiknya masyarakat lebih mempercayai informasi dari pihak yang berwenang dan tidak mudah terpengaruh pada informasi yang tidak dapat dipertanggung jawabkan,” tutupnya.
Selain melakukan kunjungan kebeberapa lokasi yang terkena dampak gempa, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI juga memberikan bantuan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku.
Adapun bantuan yang diberikan antara lain, uang sejumlah 1 (satu) Milyar Rupiah dan 1 Unit Rumah Sakit (RS) lapangan serta Tenda-tenda lapangan.
“Satu Unit Rumah Sakit lapangan dan tenda lapangan yang kita berikan akan tiba dalam satu atau dua hari kedepan melalui transportasi laut,” ucap Ka.BNPB.
Dijelaskan, 1 Unit RS lapangan terdiri dari 7 tenda lengkap dengan tempat tidur dan matras, serta 30 unit tenda lapangan dengan kapasitas satu tenda mampu menampung 30 personil.
Selain itu, BNPB juga mengirimkan tim untuk melakukan penilaian terhadap kerusakan-kerusakan yang terjadi. dan sesuai dengan ketentuan yang ada BNPB bisa memberikan bantuan kepada masyarakat yang mengalami kerusakan rumah dan juga fasilitas-fasilitas umum. (DiskominfoAmbon)