Ikan Mati dan Mengapung di Leitimur Selatan Bukan Tanda Gempa dan Tsunami
pada tanggal
19 September 2019
AMBON, LELEMUKU.COM - Warga di Kota Ambon mendapati banyak ikan mati dan mengapung di Pantai Negeri Hutumuri, Rutong, Lehari dan Hukurila, Kecamatan Leitimur Selatan, Kota Ambon Provinsi Maluku pada Sabtu (14/09/2019) . Banyak warga yang mengkaitkan fenomena ini dengan tanda alam akan terjadi gempa besar dan tsunami sehingga banyak warga yang panik dan berencana akan mengungsi ke tempat yang tinggi.
Terkait dengan informasi tersebut di atas, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menghimbau kepada masyarakat agar tidak mudah percaya kepada isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Selama ini belum pernah ada peristiwa gempa besar dan memicu tsunami yang didahului oleh matinya ikan secara massal. Tidak ada dalam ilmu gempa menjadikan ikan mati sebagai precursor gempa dan tsunami," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Dr Daryono dalam rilis media pada Minggu (15/09/2019).
Dikatakan kematian ikan secara masal ini dipastikan oleh sebab lain. Sebab selama ini, kasus kematian ikan secara massal dapat diakibatkan oleh adanya ledakan, keracunan, atau faktor lingkungan yang mengakibatkan ikan mati.
"Saat ini pihak terkait sedang melakukan investigasi untuk mencari sebab matinya ikan-ikan di Pantai Ambon, untuk itu kita tunggu saja hasilnya. Sehingga dipastikan, peristiwa matinya ikan secara masal ini bukan pertanda akan terjadi gempa dan tsunami," ungkap dia.
Ia menyatakan aktivitas kegempaan di Ambon dan sekitarnya saat ini normal-normal saja, tidak tampak adanya aktivitas yang mencolok, sehinga masyarakat diminta tenang. .
"Merebaknya isu akan terjadi gempa dan tsunami ini bersumber dari berkembangnya isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, sementara yang mengembangkan isu ini juga tidak mengetahui asal usul penyebabnya secara pasti. Jadi banyak asumsi yang berkembang di masyarakat, salah satunya dikaitkan dengan isu akan terjadi gempa dan tsunami," jelas dia.
Daryono mengimbau agar masyarakat tidak perlu mengungsi karena saat ini sedang tidak ada kejadian gempa kuat dan BMKG juga tidak sedang mengeluarkan peringatan dini tsunami.
"Untuk itu kepada masyarakat dihimbau agar tenang dan tidak terpancing oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," tutup dia. (Laura Sobuber)
Terkait dengan informasi tersebut di atas, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menghimbau kepada masyarakat agar tidak mudah percaya kepada isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Selama ini belum pernah ada peristiwa gempa besar dan memicu tsunami yang didahului oleh matinya ikan secara massal. Tidak ada dalam ilmu gempa menjadikan ikan mati sebagai precursor gempa dan tsunami," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Dr Daryono dalam rilis media pada Minggu (15/09/2019).
Dikatakan kematian ikan secara masal ini dipastikan oleh sebab lain. Sebab selama ini, kasus kematian ikan secara massal dapat diakibatkan oleh adanya ledakan, keracunan, atau faktor lingkungan yang mengakibatkan ikan mati.
"Saat ini pihak terkait sedang melakukan investigasi untuk mencari sebab matinya ikan-ikan di Pantai Ambon, untuk itu kita tunggu saja hasilnya. Sehingga dipastikan, peristiwa matinya ikan secara masal ini bukan pertanda akan terjadi gempa dan tsunami," ungkap dia.
Ia menyatakan aktivitas kegempaan di Ambon dan sekitarnya saat ini normal-normal saja, tidak tampak adanya aktivitas yang mencolok, sehinga masyarakat diminta tenang. .
"Merebaknya isu akan terjadi gempa dan tsunami ini bersumber dari berkembangnya isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, sementara yang mengembangkan isu ini juga tidak mengetahui asal usul penyebabnya secara pasti. Jadi banyak asumsi yang berkembang di masyarakat, salah satunya dikaitkan dengan isu akan terjadi gempa dan tsunami," jelas dia.
Daryono mengimbau agar masyarakat tidak perlu mengungsi karena saat ini sedang tidak ada kejadian gempa kuat dan BMKG juga tidak sedang mengeluarkan peringatan dini tsunami.
"Untuk itu kepada masyarakat dihimbau agar tenang dan tidak terpancing oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," tutup dia. (Laura Sobuber)