Jokowi Instruksikan Penanganan Segera Korban Gempa Ambon
pada tanggal
27 September 2019
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Presiden Joko Widodo telah memerintahkan jajarannya untuk bergerak cepat membantu masyarakat Ambon, Provinsi Maluku, yang wilayahnya dilanda gempa pada Kamis (26/09/2019) pada pukul 06.46 WIT.
Saat ini, pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan, TNI, Polri, dan Kementerian Sosial sudah bergerak ke lapangan untuk melakukan penanganan darurat.
"Kemarin sudah saya perintahkan kepada Kepala BNPB, Pak Jenderal Doni, juga kepada TNI-Polri, kemudian kepada Menteri Sosial untuk bergerak ke lapangan di tempat terjadinya gempa untuk membantu saudara-saudara kita yang ada di Ambon. Bantuan juga sudah saya perintahkan untuk segera dikirimkan," ujar Kepala Negara di masjid Baiturrahim, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Jumat (27/09/2019).
Gempa berkekuatan magnitudo 6,5 pada Kamis (26/9) kemarin mengguncang Ambon dan menimbulkan korban serta kerusakan. Atas hal tersebut, Kepala Negara menyampaikan dukacita bagi saudara-saudara kita di Ambon.
"Atas nama pribadi dan pemerintah, saya mengucapkan dukacita yang mendalam atas musibah gempa yang menimpa saudara-saudara kita di Ambon," ujarnya.
Pemerintah, melalui Kementerian Sosial, akan menanggung biaya perawatan bagi para korban luka dan memberikan santunan bagi keluarga korban.
"Terkait kerusakan fisik akibat gempa ini masih dilakukan pendataan secara detail," sambungnya.
Sebelumnya gempa bumi tektonik dengan magnitudo atau kekuatan sebesar 6,8 skala richter (SR) guncang Pulau Seram, Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease.
Menurut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono gempa yang dimutahirkan menjadi 5,5 SR ini terletak pada koordinat 3,43 LS dan 128,46 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 42 km arah timur laut Kota Ambon dengan kedalaman 10 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi di wilayah Ambon ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan sesar mendatar (strike slip fault),” jelas dia.
Dikatakan, dampak dari gempabumi yang dilanjut dengan 264 kali aktivitas gempa susulan dengan magnitude terbesar 5,6 SR dan terkecil adalah 3,0 SR ini dirasakan oleh warga di daerah Ambon dan Kairatu dalam skala intensitas V MMI atau getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, di Paso II-III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan akan truk berlalu; dan di Banda II MMI atau getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Selanjutnya ia menegaskan bahwa hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami.
“Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah,” ujar dia
Namun demikian jumlah korban meninggal dari gempa tersebut mencapai 23 orang, mereka rata-rata merupakan korban dari runtuhan bangunan saat gempa terjadi. Selain itu puluhan bangunan rusak diantaranya di Kampus Universitas Pattimura (Unpatti) Poka dan IAIN Ambon (Albert Batlayeri)
Saat ini, pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan, TNI, Polri, dan Kementerian Sosial sudah bergerak ke lapangan untuk melakukan penanganan darurat.
"Kemarin sudah saya perintahkan kepada Kepala BNPB, Pak Jenderal Doni, juga kepada TNI-Polri, kemudian kepada Menteri Sosial untuk bergerak ke lapangan di tempat terjadinya gempa untuk membantu saudara-saudara kita yang ada di Ambon. Bantuan juga sudah saya perintahkan untuk segera dikirimkan," ujar Kepala Negara di masjid Baiturrahim, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Jumat (27/09/2019).
Gempa berkekuatan magnitudo 6,5 pada Kamis (26/9) kemarin mengguncang Ambon dan menimbulkan korban serta kerusakan. Atas hal tersebut, Kepala Negara menyampaikan dukacita bagi saudara-saudara kita di Ambon.
"Atas nama pribadi dan pemerintah, saya mengucapkan dukacita yang mendalam atas musibah gempa yang menimpa saudara-saudara kita di Ambon," ujarnya.
Pemerintah, melalui Kementerian Sosial, akan menanggung biaya perawatan bagi para korban luka dan memberikan santunan bagi keluarga korban.
"Terkait kerusakan fisik akibat gempa ini masih dilakukan pendataan secara detail," sambungnya.
Sebelumnya gempa bumi tektonik dengan magnitudo atau kekuatan sebesar 6,8 skala richter (SR) guncang Pulau Seram, Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease.
Menurut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono gempa yang dimutahirkan menjadi 5,5 SR ini terletak pada koordinat 3,43 LS dan 128,46 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 42 km arah timur laut Kota Ambon dengan kedalaman 10 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi di wilayah Ambon ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan sesar mendatar (strike slip fault),” jelas dia.
Dikatakan, dampak dari gempabumi yang dilanjut dengan 264 kali aktivitas gempa susulan dengan magnitude terbesar 5,6 SR dan terkecil adalah 3,0 SR ini dirasakan oleh warga di daerah Ambon dan Kairatu dalam skala intensitas V MMI atau getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, di Paso II-III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan akan truk berlalu; dan di Banda II MMI atau getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Selanjutnya ia menegaskan bahwa hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami.
“Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah,” ujar dia
Namun demikian jumlah korban meninggal dari gempa tersebut mencapai 23 orang, mereka rata-rata merupakan korban dari runtuhan bangunan saat gempa terjadi. Selain itu puluhan bangunan rusak diantaranya di Kampus Universitas Pattimura (Unpatti) Poka dan IAIN Ambon (Albert Batlayeri)