Kurangi Ketergantungan Minyak, Arab Saudi Incar Kedatangan Para Wisatawan
pada tanggal
29 September 2019
RIYADH, LELEMUKU.COM - Arab Saudi untuk pertama kalinya membuka diri untuk wisatawan internasional.
Langkah historis ini dianggap luas sebagai cara negara di Timur Tengah itu mengurangi ketergantungannya pada penghasilan dari minyak.
Hari Jumat (27/09/2019), kerajaan tersebut mengumumkan 49 negara yang warganya memenuhi syarat untuk mendapatkan visa Arab Saudi.
Sebagai bagian dari itu, Saudi juga melonggarkan aturan berbusana bagi wisatawan perempuan.
Menteri Pariwisata Ahmad al-Khateeb mengatakan kepadaReutersbahwa wisatawan perempuan tidak harus mengenakan abaya, baju panjang berwarna hitam yang dikenakan perempuan Saudi, tetapi busana mereka harus sopan.
Visa bagi perempuan yang bepergian sendirian juga tersedia tanpa pembatasan apapun seperti yang diberlakukan pada masa lalu.
Kota suci Makkah dan Madinah akan tetap tertutup bagi wisatawan non-Muslim, dan minuman beralkohol akan tetap dilarang.
Hingga sekarang, visa kebanyakan diberikan bagi pekerja migran dan anggota keluarga mereka, mereka yang bepergian untuk urusan pekerjaan dan para jemaah Muslim.
Arus wisatawan baru ini diperkirakan akan menciptakan satu juta peluang kerja, kata para pejabat Saudi.
Selain membuka aliran pendapatan baru, program visa baru ini dianggap luas sebagai cara Arab Saudi untuk membersihkan citranya yang tercemar setelah kasus pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi tahun lalu serta penangkapan para aktivis perempuan terkemuka. (VOA)
Langkah historis ini dianggap luas sebagai cara negara di Timur Tengah itu mengurangi ketergantungannya pada penghasilan dari minyak.
Hari Jumat (27/09/2019), kerajaan tersebut mengumumkan 49 negara yang warganya memenuhi syarat untuk mendapatkan visa Arab Saudi.
Sebagai bagian dari itu, Saudi juga melonggarkan aturan berbusana bagi wisatawan perempuan.
Menteri Pariwisata Ahmad al-Khateeb mengatakan kepadaReutersbahwa wisatawan perempuan tidak harus mengenakan abaya, baju panjang berwarna hitam yang dikenakan perempuan Saudi, tetapi busana mereka harus sopan.
Visa bagi perempuan yang bepergian sendirian juga tersedia tanpa pembatasan apapun seperti yang diberlakukan pada masa lalu.
Kota suci Makkah dan Madinah akan tetap tertutup bagi wisatawan non-Muslim, dan minuman beralkohol akan tetap dilarang.
Hingga sekarang, visa kebanyakan diberikan bagi pekerja migran dan anggota keluarga mereka, mereka yang bepergian untuk urusan pekerjaan dan para jemaah Muslim.
Arus wisatawan baru ini diperkirakan akan menciptakan satu juta peluang kerja, kata para pejabat Saudi.
Selain membuka aliran pendapatan baru, program visa baru ini dianggap luas sebagai cara Arab Saudi untuk membersihkan citranya yang tercemar setelah kasus pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi tahun lalu serta penangkapan para aktivis perempuan terkemuka. (VOA)