Lukas Enembe Ungkap 30 Orang Jadi Korban Meninggal Kerusuhan Wamena
pada tanggal
28 September 2019
WAMENA, LELEMUKU.COM - Gubernur Papua, Lukas Enembe mengatakan jumlah korban meninggal dunia akibat kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, tercatat sebanyak 30 orang sampai dengan Rabu petang (25/09/2019).
“Hingga hari ini terdapat 30 jenazah, sebagian besar saudara-saudara kita sudah diterbangkan ke Sentani dan sore ini diterbangkan ke daerah mereka masing-masing,” jelas Lukas saat mengunjungi korban kerusuhan di RSUD Wamena dan pengungsi di Kodim dan Polres Jayawijaya, Rabu.
Gubernur dalam kunjungannya didampingi Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Herman Asaribab, Irjen Pol Paulus Waterpauw Perwira Tinggi utusan Kapolri untuk Papua, Wakapolda Brigjen Yakobus Marjuki dan Bupati Jayawijaya, John R Banua.
Gubernur menyatakan duka cita yang mendalam atas meninggalnya masyarakat akibat kerusuhan tersebut. Enembe prihatin karena banyak anak-anak dan mama-mama yang menjadi korban serta kehilangan tempat tinggal.
“Saya atas nama Pemerintah Provinsi Papua dan masyarakat Papua menyampaikan bela sungkawa atas korban-korban yang meninggal dunia. Kita prihatin karena ada warga yang meninggal karena terbakar didalam tempat tinggal mereka,” ungkapnya.
Gubernur menegaskan bahwa pemerintah bersama TNI/Polri menjamin keamanan seluruh masyarakat di Wamena.
Dia pun mengajak semua elemen masyarakat bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban serta tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang menyesatkan.
Orang nomor satu di Papua itu juga menegaskan pemerintah tidak akan mentolerir tindakan-tindakan anarkis yang dilakukan kelompok-kelompok tertentu. Langkah hukum dan tindakan tegas akan diambil terhadap para perusuh.
“Pemerintah dan TNI Polri menjamin keamanan. Masyarakat jangan bikin gerakan tambahan. Apa yang terjadi di Jayawijaya diluar dugaan kita semua. Pemda Jayawijaya juga tidak tau. Ada kelompok yang memaksa pelajar dan siswa yang sedang ulangan (ujian) untuk melakukan demo dan akhirnya terjadi kerusuhan dan pembakaran kantor, rumah dan ruko. Tindakan hukum akan diambil kepada mereka,” tegas Enembe.
Sementara itu, Bupati Jayawijaya John R Banua,SE.M.Si memastikan bahwa seluruh pintu masuk ke Wamena maupun kawasan pemukiman warga dan tempat usaha seperti pasar dan pusat pembelajaan saat ini dijaga aparat TNI/Polri.
Banua mengajak masyarakat di pengungsian yang masih memiliki rumah dan tempat usaha untuk kembali beraktivitas. “Saya minta kepada masyarakat yang tempat usahanya aman, bisa kembali untuk membuka ruko atau kiosnya supaya kami pemerintah bisa membeli bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan makanan warga pengungsi yang lain,” pinta Bupati.
Banua menambahkan bahwa dari laporan kepolisian 10 orang yang diduga terlibat dalam kerusuhan Wamena telah ditahan.”Saya minta juga kepada masyarakat untuk tidak membawa alat tajam di ruang publik. TNI/Polri sudah berada di semua titik untuk menjaga kota ini. 10 orang sudah ditahan kepolisian,” ungkap Banua. (DiskominfoPapua)
“Hingga hari ini terdapat 30 jenazah, sebagian besar saudara-saudara kita sudah diterbangkan ke Sentani dan sore ini diterbangkan ke daerah mereka masing-masing,” jelas Lukas saat mengunjungi korban kerusuhan di RSUD Wamena dan pengungsi di Kodim dan Polres Jayawijaya, Rabu.
Gubernur dalam kunjungannya didampingi Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Herman Asaribab, Irjen Pol Paulus Waterpauw Perwira Tinggi utusan Kapolri untuk Papua, Wakapolda Brigjen Yakobus Marjuki dan Bupati Jayawijaya, John R Banua.
Gubernur menyatakan duka cita yang mendalam atas meninggalnya masyarakat akibat kerusuhan tersebut. Enembe prihatin karena banyak anak-anak dan mama-mama yang menjadi korban serta kehilangan tempat tinggal.
“Saya atas nama Pemerintah Provinsi Papua dan masyarakat Papua menyampaikan bela sungkawa atas korban-korban yang meninggal dunia. Kita prihatin karena ada warga yang meninggal karena terbakar didalam tempat tinggal mereka,” ungkapnya.
Gubernur menegaskan bahwa pemerintah bersama TNI/Polri menjamin keamanan seluruh masyarakat di Wamena.
Dia pun mengajak semua elemen masyarakat bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban serta tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang menyesatkan.
Orang nomor satu di Papua itu juga menegaskan pemerintah tidak akan mentolerir tindakan-tindakan anarkis yang dilakukan kelompok-kelompok tertentu. Langkah hukum dan tindakan tegas akan diambil terhadap para perusuh.
“Pemerintah dan TNI Polri menjamin keamanan. Masyarakat jangan bikin gerakan tambahan. Apa yang terjadi di Jayawijaya diluar dugaan kita semua. Pemda Jayawijaya juga tidak tau. Ada kelompok yang memaksa pelajar dan siswa yang sedang ulangan (ujian) untuk melakukan demo dan akhirnya terjadi kerusuhan dan pembakaran kantor, rumah dan ruko. Tindakan hukum akan diambil kepada mereka,” tegas Enembe.
Sementara itu, Bupati Jayawijaya John R Banua,SE.M.Si memastikan bahwa seluruh pintu masuk ke Wamena maupun kawasan pemukiman warga dan tempat usaha seperti pasar dan pusat pembelajaan saat ini dijaga aparat TNI/Polri.
Banua mengajak masyarakat di pengungsian yang masih memiliki rumah dan tempat usaha untuk kembali beraktivitas. “Saya minta kepada masyarakat yang tempat usahanya aman, bisa kembali untuk membuka ruko atau kiosnya supaya kami pemerintah bisa membeli bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan makanan warga pengungsi yang lain,” pinta Bupati.
Banua menambahkan bahwa dari laporan kepolisian 10 orang yang diduga terlibat dalam kerusuhan Wamena telah ditahan.”Saya minta juga kepada masyarakat untuk tidak membawa alat tajam di ruang publik. TNI/Polri sudah berada di semua titik untuk menjaga kota ini. 10 orang sudah ditahan kepolisian,” ungkap Banua. (DiskominfoPapua)