Ikut Dipanggil Presiden Saat Seleksi Menteri, Fadjroel Rahman Ucapkan Terima Kasih
pada tanggal
21 Oktober 2019
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Setelah satu per satu yang dinominaskan sebagai calon menteri kabinet 2019-2024 memenuhi panggilan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, tiba-tiba kedatangan 3 (tiga) tokoh sekaligus yang kesemuanya mengenai baju warna putih lengan panjang, Senin (21/10/2019) sore. Mereka adalah peneliti Populi Center Nico Harjanto, Pratikno (Menteri Sekretaris Negara 204-2019), dan aktivis Fadjroel Rahman.
Kepada wartawan Fadjroel mengaku didampingi Pratikno diundang makan siang oleh Presiden. “Makan siangnya enak, ada tahu makanan siang biasa, saya pikir menarik,” kata Fadjroel usai bertemu Presiden Jokowi.
Diakui Fadjroel, ada tugas yang memang disampaikan oleh Presiden. Tetapi mengenai bentuk tugasnya nanti akan diumumkan secara langsung oleh Presiden.
Mengenai materi yang didiskusikannya dengan Presiden, menurut Fadjroel, menyangkut pidato yang disampaikan saat pelantikan Presiden Jokowi, kemarin. “Saya sih mengatakan bahwa pidato kemarin, saya bilang itu betul-betul sudah menyatakan apa masalah yang kita hadapi, dan Pak Presiden betul-betul menampilkan diri sebagai The Governing President, yaitu Presiden yang bekerja yang memerintah dan seperti itu,” terang Fadjroel.
Mantan aktivis itu juga menyampaikan, bahwa dirinya selama ini aktif sebagai komisaris utama di PT Adhi Karya (Persero) Tbk yang berurusan dengan infrastruktur, termasuk yang terakhir adalah yang LRT Jabodebek itu.
Karena itu, jelas Fadjroel, dirinya Jadi paham betul mengenai 5 action terakhir yang disampaikan oleh Presiden Jokowi saat pidato pelantikan, kemarin.
Yang pertama terkait dengan soal sumber daya manusia. Yang kedua terkait dengan infrastruktur. Yang ketiga terkait dengan debirokratisasi. Yang keempat deregulasi dan soal transformasi ekonomi.
“Saya bilang bahwa kalau ini bisa dijalankan menjadi satu pekerjaan besar bersama selama 5 tahun ini. Ini akan membuat pemerintahan Pak Jokowi dan Pak Ma’ruf Amin ini akan memberikan legacy yang sangat besar buat Republik ini. Saya cuma menyampaikan pendapat saya seperti itu,” ucap Fajdroel.
Saat wartawan mendesaknya mengenai tugas spesifik yang diberikan oleh Presiden Jokowi, Fadjroel Rahman mengatakan, penugasannya akan disampaikan secara langsung oleh Presiden. Namun ia memastikan, bersedia menerima apapun penugasan yang diberikan Presiden kepadanya untuk membantu negara ini.
“Terima kasih saya sudah diberi kesempatan untuk mengabdi lebih besar dalam tugas yang lebih besar kepada negara ini. Mudah-mudahan saya bisa bekerja keras dan juga bekerja cerdas sehingga semua yang dibebankan kepada saya itu bisa saya selesaikan sebaik-baiknya,” ucap Fadjroel.
Mengenai jabatannya sebagai Komisaris Utama Adhi Karya, Fadjroel mengatakan akan dibicarakan lebih jauh mengenai soal tugas yang akan diberikan. Apakah nanti harus mundur sebagai komisaris Adhi Karya ataukah tetap berada di sana. “Jadi belum ada pembicaraan sampai sejauh itu,” ujarnya.
Mengenai kemungkinan dirinya membantu Presiden Jokowi di bidang politik, Fadjroel Rahman menyampaikan kalau background dirinya berasal dari ITB, terus masuk ke Universitas Indonesia di bidang ekonomi juga bidang hukum, dan S3 terakhir di komunikasi politik sebenarnya.
“Lebih baik saya tidak mendahului apa yang akan disampaikan oleh Presiden, saya pikir itu yang bisa saya sampaikan ya. Mudah-mudahan kita bisa kerja sama lebih jauh, nanti kalau sudah ada keputusannya dan kemudian bagaimana penempatannya, saya pikir saya akan bicarakan lebih banyak lagi,” pungkas Fadjroel Rahman. (Setkab)
Kepada wartawan Fadjroel mengaku didampingi Pratikno diundang makan siang oleh Presiden. “Makan siangnya enak, ada tahu makanan siang biasa, saya pikir menarik,” kata Fadjroel usai bertemu Presiden Jokowi.
Diakui Fadjroel, ada tugas yang memang disampaikan oleh Presiden. Tetapi mengenai bentuk tugasnya nanti akan diumumkan secara langsung oleh Presiden.
Mengenai materi yang didiskusikannya dengan Presiden, menurut Fadjroel, menyangkut pidato yang disampaikan saat pelantikan Presiden Jokowi, kemarin. “Saya sih mengatakan bahwa pidato kemarin, saya bilang itu betul-betul sudah menyatakan apa masalah yang kita hadapi, dan Pak Presiden betul-betul menampilkan diri sebagai The Governing President, yaitu Presiden yang bekerja yang memerintah dan seperti itu,” terang Fadjroel.
Mantan aktivis itu juga menyampaikan, bahwa dirinya selama ini aktif sebagai komisaris utama di PT Adhi Karya (Persero) Tbk yang berurusan dengan infrastruktur, termasuk yang terakhir adalah yang LRT Jabodebek itu.
Karena itu, jelas Fadjroel, dirinya Jadi paham betul mengenai 5 action terakhir yang disampaikan oleh Presiden Jokowi saat pidato pelantikan, kemarin.
Yang pertama terkait dengan soal sumber daya manusia. Yang kedua terkait dengan infrastruktur. Yang ketiga terkait dengan debirokratisasi. Yang keempat deregulasi dan soal transformasi ekonomi.
“Saya bilang bahwa kalau ini bisa dijalankan menjadi satu pekerjaan besar bersama selama 5 tahun ini. Ini akan membuat pemerintahan Pak Jokowi dan Pak Ma’ruf Amin ini akan memberikan legacy yang sangat besar buat Republik ini. Saya cuma menyampaikan pendapat saya seperti itu,” ucap Fajdroel.
Saat wartawan mendesaknya mengenai tugas spesifik yang diberikan oleh Presiden Jokowi, Fadjroel Rahman mengatakan, penugasannya akan disampaikan secara langsung oleh Presiden. Namun ia memastikan, bersedia menerima apapun penugasan yang diberikan Presiden kepadanya untuk membantu negara ini.
“Terima kasih saya sudah diberi kesempatan untuk mengabdi lebih besar dalam tugas yang lebih besar kepada negara ini. Mudah-mudahan saya bisa bekerja keras dan juga bekerja cerdas sehingga semua yang dibebankan kepada saya itu bisa saya selesaikan sebaik-baiknya,” ucap Fadjroel.
Mengenai jabatannya sebagai Komisaris Utama Adhi Karya, Fadjroel mengatakan akan dibicarakan lebih jauh mengenai soal tugas yang akan diberikan. Apakah nanti harus mundur sebagai komisaris Adhi Karya ataukah tetap berada di sana. “Jadi belum ada pembicaraan sampai sejauh itu,” ujarnya.
Mengenai kemungkinan dirinya membantu Presiden Jokowi di bidang politik, Fadjroel Rahman menyampaikan kalau background dirinya berasal dari ITB, terus masuk ke Universitas Indonesia di bidang ekonomi juga bidang hukum, dan S3 terakhir di komunikasi politik sebenarnya.
“Lebih baik saya tidak mendahului apa yang akan disampaikan oleh Presiden, saya pikir itu yang bisa saya sampaikan ya. Mudah-mudahan kita bisa kerja sama lebih jauh, nanti kalau sudah ada keputusannya dan kemudian bagaimana penempatannya, saya pikir saya akan bicarakan lebih banyak lagi,” pungkas Fadjroel Rahman. (Setkab)