Kesehatan Jadi Prioritas Pemerintah Kabupaten Kepulauan Tanimbar
pada tanggal
14 Oktober 2019
SAUMLAKI, LELEMUKU.COM - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku menjadikan kesehatan dari masyarakat Tanimbar menjadi prioritas utama yang sejalan dengan visi dan misi Bupati Petrus Fatlolon, SH., MH dan Wakil Bupati (Wabup) Agustinus Utuwaly, S.Sos yaitu menjadikan masyarakat Kepulauan Tanimbar yang sehat, cerdas, berwibawa dan mandiri.
Hal tersebut diungkapkan oleh Bupati Fatlolon yang didampingi oleh Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Tanimbar, Joice M. Fatlolon Pentury, SP saat menyaksikan secara langsung jalannya kegiatan Bakti Sosial (Baksos) Operasi Gratis Bibir dan Langit-Langit Celah atau Sumbing di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. P. P Magretty Saumlaki pada Sabtu (13/10/2019).
“Baksos ini sangat positif dan membantu masyarakat, terutama ekonomi lemah yang ada di desa-desa. saya lihat ada pasien dari Desa Eliasa yaitu desa paling ujung Pulau Selaru yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, Australia,” kata dia.
Fatlolon berharap kegiatan mulia dengan moto ‘Senyum Mereka Senyum Tanimbar’ tersebut dapat berlanjut di tahun depan, maka dirinya meminta Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan, dr. Juliana Chatarina Ratuanak agar menginventarisir semua pasien dengan bibir dan langit-langit celah hingga ke pelosok desa melalui Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di masing-masing kecamatan.
“Nanti ada kelanjutannya karena kita tahu bahwa di desa-desa masih ada masyarakat yang menderita sakit ini. Atas nama pemda saya patut menyampaikan dan memberikan apresiasi juga terima kasih kepada teman-teman yang terlibat dalam baksos ini,” tutupnya.
Sementara itu di kesempatan yang sama, Kadis Juliana mengungkapkan kegiatan yang berjalan berkat kerjasama Pemkab Tanimbar, Generasi Membangun (Gema) Tanimbar yang terdiri lintas denominasi gereja dan profesi, Smile Train, Yayasan Bhakti Indonesia, Yayasan Media Group dan Kepolisian Resor (Polres) Maluku Tenggara Barat (MTB) pada Kamis (10/9) hingga Minggu (13/9) itu telah berhasil melakukan operasi terhadap 35 pasien anak-anak hingga dewasa.
“Kami bekerjasama disini bersama dengan gema Tanimbar dan dapat restu juga dukungan yang baik sekali dari bapak bupati , ibu ketua tp pkk Tanimbar dan rumah sakit,” ungkap dia.
Juliana menjelaskan untuk teknis menghimpun semua data pasien tersebut pihaknya menyurati secara berulang-ulang ke Pemerintah Desa (Pemdes) dan Puskesmas. Menurutnya proses operasi yang dilakukan oleh dokter ahli bedah plastik itu berlangsung dengan lancar dan baik tanpa kendala.
“Saya sangat percaya dan tahu bahwa ada beberapa yang masih takut, ragu dan kendala harus lewat tempat yang jauh sehingga ada yang belum datang. Nanti kita tetap rekrut lagi dan kumpul kalau jumlahnya sudah memadahi kita undang lagi yayasan-yayasan yang punya kepedulian untuk kegiatan ini untuk bersama-sama bebaskan orang dari rasa rendah diri karena hari ini kebutuhan bukan sandang, pangan dan papan saja tetapi kebutuhan untuk saling menghargai, itu harus dijaga,” paparnya.
Kemudian Inisiator Gema Tanimbar, Firman Poceratu menyampaikan kegiatan operasi ini sudah dipersiapkan sejak bulan Mei 2019 lalu dan dirinya pun mengaku bersama para relawan akan selalu siap untuk mendukung dan mengawal segala program menuju Tanimbar yang lebih baik lagi. “Gema siap untuk setiap kegiatan yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat kalaupun harus dilakukan dalam tahun depan kami akan siap untuk mengawal dan bekerjasama dengan siapa saja yang mempunyai kepentingan untuk membangun Tanimbar. Kami akan mendukung,” tutur dia.
Selanjutnya Ketua Yayasan Bhakti Indonesia, Karina Mardijanto mengatakan bahwa yayasan yang didirikan sejak tahun 2015 itu adalah yayasan non profit yang bergerak khusus untuk operasi gratis bibir dan langit-langit celah.
Ia menambahkan tim yang datang khusus melakukan baksos di Tanimbar berjumlah 6 orang, yang terdiri dari 2 dokter spesialis bedah plastik, 2 asisten dokter, 1 dokter anestesi dan 1 administrasi.
Karina pun meminta Pemkab Tanimbar untuk bisa mendata lebih banyak lagi pasien dengan bibir dan langit celah, secara khusus pasien dibawah usia 2 tahun karena pada usia tersebut berkemungkinan lebih besar untuk bicara normal.
“Kami sebetulnya sangat berharap ini bukan yang pertama dan terakhir kali dan bisa dapat pasien-pasien yang usianya masih dibawah 2 tahun. Karena bisa memperbaiki bicara mereka dan mereka bisa bicara normal jika memang ada penanganan lebih cepat akan lebih baik,” mintanya. (Laura Sobuber)
Hal tersebut diungkapkan oleh Bupati Fatlolon yang didampingi oleh Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Tanimbar, Joice M. Fatlolon Pentury, SP saat menyaksikan secara langsung jalannya kegiatan Bakti Sosial (Baksos) Operasi Gratis Bibir dan Langit-Langit Celah atau Sumbing di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. P. P Magretty Saumlaki pada Sabtu (13/10/2019).
“Baksos ini sangat positif dan membantu masyarakat, terutama ekonomi lemah yang ada di desa-desa. saya lihat ada pasien dari Desa Eliasa yaitu desa paling ujung Pulau Selaru yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, Australia,” kata dia.
Fatlolon berharap kegiatan mulia dengan moto ‘Senyum Mereka Senyum Tanimbar’ tersebut dapat berlanjut di tahun depan, maka dirinya meminta Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan, dr. Juliana Chatarina Ratuanak agar menginventarisir semua pasien dengan bibir dan langit-langit celah hingga ke pelosok desa melalui Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di masing-masing kecamatan.
“Nanti ada kelanjutannya karena kita tahu bahwa di desa-desa masih ada masyarakat yang menderita sakit ini. Atas nama pemda saya patut menyampaikan dan memberikan apresiasi juga terima kasih kepada teman-teman yang terlibat dalam baksos ini,” tutupnya.
Sementara itu di kesempatan yang sama, Kadis Juliana mengungkapkan kegiatan yang berjalan berkat kerjasama Pemkab Tanimbar, Generasi Membangun (Gema) Tanimbar yang terdiri lintas denominasi gereja dan profesi, Smile Train, Yayasan Bhakti Indonesia, Yayasan Media Group dan Kepolisian Resor (Polres) Maluku Tenggara Barat (MTB) pada Kamis (10/9) hingga Minggu (13/9) itu telah berhasil melakukan operasi terhadap 35 pasien anak-anak hingga dewasa.
“Kami bekerjasama disini bersama dengan gema Tanimbar dan dapat restu juga dukungan yang baik sekali dari bapak bupati , ibu ketua tp pkk Tanimbar dan rumah sakit,” ungkap dia.
Juliana menjelaskan untuk teknis menghimpun semua data pasien tersebut pihaknya menyurati secara berulang-ulang ke Pemerintah Desa (Pemdes) dan Puskesmas. Menurutnya proses operasi yang dilakukan oleh dokter ahli bedah plastik itu berlangsung dengan lancar dan baik tanpa kendala.
“Saya sangat percaya dan tahu bahwa ada beberapa yang masih takut, ragu dan kendala harus lewat tempat yang jauh sehingga ada yang belum datang. Nanti kita tetap rekrut lagi dan kumpul kalau jumlahnya sudah memadahi kita undang lagi yayasan-yayasan yang punya kepedulian untuk kegiatan ini untuk bersama-sama bebaskan orang dari rasa rendah diri karena hari ini kebutuhan bukan sandang, pangan dan papan saja tetapi kebutuhan untuk saling menghargai, itu harus dijaga,” paparnya.
Kemudian Inisiator Gema Tanimbar, Firman Poceratu menyampaikan kegiatan operasi ini sudah dipersiapkan sejak bulan Mei 2019 lalu dan dirinya pun mengaku bersama para relawan akan selalu siap untuk mendukung dan mengawal segala program menuju Tanimbar yang lebih baik lagi. “Gema siap untuk setiap kegiatan yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat kalaupun harus dilakukan dalam tahun depan kami akan siap untuk mengawal dan bekerjasama dengan siapa saja yang mempunyai kepentingan untuk membangun Tanimbar. Kami akan mendukung,” tutur dia.
Selanjutnya Ketua Yayasan Bhakti Indonesia, Karina Mardijanto mengatakan bahwa yayasan yang didirikan sejak tahun 2015 itu adalah yayasan non profit yang bergerak khusus untuk operasi gratis bibir dan langit-langit celah.
Ia menambahkan tim yang datang khusus melakukan baksos di Tanimbar berjumlah 6 orang, yang terdiri dari 2 dokter spesialis bedah plastik, 2 asisten dokter, 1 dokter anestesi dan 1 administrasi.
Karina pun meminta Pemkab Tanimbar untuk bisa mendata lebih banyak lagi pasien dengan bibir dan langit celah, secara khusus pasien dibawah usia 2 tahun karena pada usia tersebut berkemungkinan lebih besar untuk bicara normal.
“Kami sebetulnya sangat berharap ini bukan yang pertama dan terakhir kali dan bisa dapat pasien-pasien yang usianya masih dibawah 2 tahun. Karena bisa memperbaiki bicara mereka dan mereka bisa bicara normal jika memang ada penanganan lebih cepat akan lebih baik,” mintanya. (Laura Sobuber)