Barnabas Orno Kunjungi SMA Negeri Unggulan Saumlaki
pada tanggal
23 November 2019
SAUMLAKI, LELEMUKU.COM – Wakil Gubernur (Wagub) Maluku, Drs. Barnabas Nathaniel Orno yang didampingi Istri, Ny. Beatrix S. Soumeru, S.Th., M.Si pada agenda Kunjungan Kerja (Kunker) berkesempatan mengunjungi Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Unggulan Saumlaki di Kecamatan Tanimbar Selatan (Tansel), Kabupaten Kepulauan Tanimbar pada Jumat (15/11/2019).
Hal tersebut sangat disambut sukacita oleh seluruh civitas akademika. Menurut Wakil Kepala Sekolah (Wakepsek) Urusan Kurikulum, Phelipus Masela, S.Pd itu adalah satu kebanggaan tersendiri bagi sekolah yang melalui SK Gubernur telah berubah nama menjadi SMA Negeri 8 Kepulauan Tanimbar.
“Ini satu kebanggaan bagi kami, kebanggaannya yaitu beliau dulu yang buka sekolah ini tetapi kemudian beliau setelah menjadi Wagub, sekolah ini menjadi sekolah pertama yang juga beliau kunjungan terkait dengan kunker di Tanimbar,” ujar dia kepada Lelemuku.com.
Masela menuturkan bahwa sekolah tersebut mempunyai kenangan yang lebih bersama Wagub Orno dimana pada tahun 2007 lalu pada peletakan batu pertama gedung sekolah dilakukan oleh Bupati Maluku Tenggara Barat (MTB) kala itu, Bitzael Silvester Temmar dan kemudian di tanggal 21 Juli 2008 dilakukan persmian oleh Wagub Orno yang saat itu menjabat sebagai Wakil Bupati (Wabup) MTB.
Ia menyatakan jika selama 11 tahun berjalan, sekolah tersebut telah mengukir banyak perstasi yang membanggakan, diantaranya Kepala Sekolah (Kepsek) pernah menjadi Kepsek breprestasi dan berdedikasi bahkan sampai tingkat nasional pada tahun 2015, dirinya juga sebagai guru berprestasi di tingkat nasional 2014 dan lanjut ke tingkat nasional, prestasi murid di bidang matematika, kebumian dan debat bahasa inggris tingkat provinsi dan nasional serta pernah mewakili Maluku untuk menari di Provinsi Bali pada kegiatan penyambutan presiden.
Kemudian Masela pun menambahkan beberapa kendala yang dialami pihaknya, seperti sarana dan prasarana sekolah, tenaga guru yang masih kurang serta akses internet yang dibiayai secara swadaya oleh sekolah.
“Pada prinsipnya beliau telah letakkan dasar disini dan kami tidak sia-saikan tetapi memacuh kami. apalagi dengan kehadiran beliau disini, bagi saya 11 tahun yang lalu beliau masih ingat tempat disini. Sebenarnya kami tidak perlu minta apa-apa, tetapi melalui kehadiran beliau ini semacam memberi motivasi kepada kami untuk bekerja lebih ekstra lagi,” tutupnya. (Laura Sobuber)
Hal tersebut sangat disambut sukacita oleh seluruh civitas akademika. Menurut Wakil Kepala Sekolah (Wakepsek) Urusan Kurikulum, Phelipus Masela, S.Pd itu adalah satu kebanggaan tersendiri bagi sekolah yang melalui SK Gubernur telah berubah nama menjadi SMA Negeri 8 Kepulauan Tanimbar.
“Ini satu kebanggaan bagi kami, kebanggaannya yaitu beliau dulu yang buka sekolah ini tetapi kemudian beliau setelah menjadi Wagub, sekolah ini menjadi sekolah pertama yang juga beliau kunjungan terkait dengan kunker di Tanimbar,” ujar dia kepada Lelemuku.com.
Masela menuturkan bahwa sekolah tersebut mempunyai kenangan yang lebih bersama Wagub Orno dimana pada tahun 2007 lalu pada peletakan batu pertama gedung sekolah dilakukan oleh Bupati Maluku Tenggara Barat (MTB) kala itu, Bitzael Silvester Temmar dan kemudian di tanggal 21 Juli 2008 dilakukan persmian oleh Wagub Orno yang saat itu menjabat sebagai Wakil Bupati (Wabup) MTB.
Ia menyatakan jika selama 11 tahun berjalan, sekolah tersebut telah mengukir banyak perstasi yang membanggakan, diantaranya Kepala Sekolah (Kepsek) pernah menjadi Kepsek breprestasi dan berdedikasi bahkan sampai tingkat nasional pada tahun 2015, dirinya juga sebagai guru berprestasi di tingkat nasional 2014 dan lanjut ke tingkat nasional, prestasi murid di bidang matematika, kebumian dan debat bahasa inggris tingkat provinsi dan nasional serta pernah mewakili Maluku untuk menari di Provinsi Bali pada kegiatan penyambutan presiden.
Kemudian Masela pun menambahkan beberapa kendala yang dialami pihaknya, seperti sarana dan prasarana sekolah, tenaga guru yang masih kurang serta akses internet yang dibiayai secara swadaya oleh sekolah.
“Pada prinsipnya beliau telah letakkan dasar disini dan kami tidak sia-saikan tetapi memacuh kami. apalagi dengan kehadiran beliau disini, bagi saya 11 tahun yang lalu beliau masih ingat tempat disini. Sebenarnya kami tidak perlu minta apa-apa, tetapi melalui kehadiran beliau ini semacam memberi motivasi kepada kami untuk bekerja lebih ekstra lagi,” tutupnya. (Laura Sobuber)