Persekutuan Persaudaraan Maranatha di Tanimbar Gelar Perayaan Natal
SAUMLAKI, LELEMUKU.COM – Persekutuan Persaudaraan Maranatha yang merupakan wadah anggotanya berasal dari Kota Ambon dan Maluku Tengah di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku menggelar perayaan natal persekutuan basudara pada Kamis (05/12/2019).
Ketua Gereja Protestan Maluku (GPM) Klasis Tanimbar Selatan (Tansel), Pdt. Lenny Rangkoratat Bakarbessy, S.Th dalam pesan dan kesan natal mengajak seluruh anggota persekutuan persaudaraan itu untuk bersyukur atas penyertaan Tuhan, karena dapat merayakan suasana natal dalam situasi yang aman dan ia meminta persekutuan itu untuk turut berdoa bagi para saudara di Ambon yang masih ada dalam rasa takut dan khawatir serta berada di tempat pengungsian pasca gempa 6,5 SR pada tanggal 26 September 2019 lalu.
“Kita harus bersyukur diberikan Tuhan merayakan natal dalam keadaan yang aman dan mari kita berdoa untuk basudara di Ambon yang masih ada di tempat-tempat pengungsian. Apapun keadaan kita, seperti saat gempa kita mencari tempat yang lebih tinggi, kita harus tetap hidup untuk memuliakan Tuhan dan satu hal yang penting adalah berdoa,” ajak dia di Gedung Kesenian Saumlaki, Kecamatan Tanimbar Selatan (Tansel).
Lheny mengatakan bahwa perayaan natal merupakan peristiwa proklamasi tentang Kristus yang nyata dan datang untuk menyelamatkan dunia serta akan terus berlangsung secara universal dalam sejarah di dunia. Menurutnya merayakan natal bertanda bahwa sebagai manusia harus tetap berbagi kasih karena kristus lahir untuk menunjukkan kasih.
“Tidak ada satupun yang mampu menentang proklamasi tentang Tuhan yang telah hadir untuk menyelamatkan saya dan saudara. Mari kita tetap berbagi berkat bagi semua orang, dimana saja karena hidup ini adalah anugerah untuk berbagi dengan orang lain,” kata Lheny.
Kemudian Ketua Pengurus Persekutuan Persaudaraan Maranatha, Rynhard S. Matatula Sp., MSi menuturkan sejak tahun 1988 persekutuan Persaudaraan Maranatha terbentuk dengan mengacuh pada visi besar, yaitu harus menjadi berkat untuk semua orang dengan tulus dan tanpa pamrih.
“Sesuai dengan awal mula terbentuk persekutuan maranatha bersama dengan pemuda dari Desa Sifnana, Olilit, Kabiarat dan sekitarnya. Walaupun kita berbeda tetapi kita satu di dalam Tuhan dan harus selalu menjadi berkat bagi semua orang bukan karena ada apanya tetapi apa adanya,” tuturnya.
Sementara itu, Pdt. Maklon Elia Fatunlebit dalam khotbahnya pun mengutarakan dua hal penting dan harus dilakukan manusia, yaitu kasihilah Tuhan dengan sepenuh hati dan berbagi berkat dengan sesama.
“Berkat datangnya dari Tuhan, mengalir dari atas ke bawah, dari Tuhan ke manusia. Jangan tutup berkat bagi orang lain tetapi berbagi dan rawatlah alam, jadilah pribadi yang mencintai Allah, sesama dan alam,” ajak dia. (Laura Sobuber)