Petrus Fatlolon Undang 30 Mahasiswa KKN UGM Yogyakarta Makan Malam Bersama
SAUMLAKI, LELEMUKU.COM – Bupati Kepulauan Tanimbar, Petrus Fatlolon, SH., MH yang didampingi Istri, Joice M. Fatlolon Pentury mengundang sebanyak 30 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakara untuk makan malam bersama di kediaman Bupati pada Selasa (04/02/2020).
Dalam sambutannya, Bupati Fatlolon mengungkapkan rasa bangga dan terima kasih atas kebijakan yang begitu baik dari kampus tersebut yang telah menempatkan mahasiswa KKN di Desa Ilinge dan Kabiarat, Kecamatan Tanimbar Selatan (Tansel) sejak Minggu (29/12/2020) dan berharap agar kegiatan KKN itu bisa terus berkelanjutan.
“Saya menitip hormat dan salam kepada pak rektor dan seluruh dekan yang telah mempercayakan Tanimbar sebagai tempat pelaksaaan KKN. Dikesempatan ini saya menyampaikan kepada dosen pembimbing bahwa pemda mengharapkan agar ada penempatan mahasiswa KKN, khususnya dari UGM Yogya agar bisa terus berlangsung. Sekiranya dibutuhkan administrasi dukungan permohonan dari pemda, maka kami akan siapkan, sehingga Tanimbar bisa terus mendapat alokasi mahasiswa KKN UGM,” harap dia.
Sementara itu, Dosen Pembimbing Lapangan, Dr. Agung Harijoko, S.T., M. Eng mengutarakan perjalan timnya untuk memilih Tanimbar sebagai lokasi KKN UGM Yogyakarta tersebut dan pihaknya pun akan memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Daerah (Pemda) terkait permasalahan dan memberi solusi penyelesaian untuk kemajuan daerah tersebut.
“Ternyata Kepulauan Tanimbar ini menarik sekali, kami juga meminta mahasiswa ini untuk bagaimana mencari solusi permasalahan yang ada di daerah tersebut terutama untuk pemberdayaan masyarakat agar lebih maju lagi, ke depannya” katanya.
Kemudian perwakilan mahasiswa KKN dari Fakultas Kedokteran , Tiara P. Leksono mengungkapkan bahwa dari KKN itu banyak hal baru yang diperoleh seperti kesehatan secara medis dan alternative. Selain itu pun ia berpesan agar tatanan adat yang begitu kental di Tanimbar agar selalu dijaga dan dilestarikan karena merupakan keunggulan dari daerah tersebut.
“Ke Tanimbar adalah hal yang tidak pernah saya pikirkan sebelumnya, di ndonesia Timur dimana sangat berbeda dengan tempat saya tinggal dan tempat-tempat yang pernah saya kunjungi. Banyak sekali hal berharga yang saya terima dari masyarakat, yaitu bagaimana cara berpikirnya. Walaupun kita sama-sama NKRI tetapi keberagaman ini sangat berbeda sekali sehingga bhineka tunggal ika menjadi satu kata yang paling tepat untuk ini,” ungkap dia. (Laura Sobuber)