Antonio Guterres Ungkap PBB Dukung 17 Mei, Hari Internasional Melawan Homofobia, Transfobia dan Bifobia
pada tanggal
18 Mei 2020
WASHINGTON, LELEMUKU.COM - Setiap 17 Mei diperingati sebagai Hari Internasional melawan Homofobia, Transfobia dan Bifobia.
Pertama kali diperingati pada 2004, hari tersebut bertujuan untuk "menyoroti kekerasan dan diskriminasi yang dialami oleh orang-orang lesbian, gay, biseksual, transgender, intersex dan orang lain dengan orientasi seksual, gender, identitas atau ekspresi, dan karakteristik seks yang beragam," menurut situsMay.17.org.
Sekjen PBB mengeluarkan pernyataan mendukung 17 Mei, mengatakan bahwa peringatan tahun ini terjadi "pada waktu yang penuh tantangan."
“Di antara banyak dampak buruk akibat pandemi COVID-19 adalah meningkatnya kerentanan orang-orangLGBTI,” kata Antonio Guterres.
“(Mereka) menghadapi bias, serangan dan pembunuhan hanya karena menjadi diri sendiri atau karena siapa yang mereka cintai, banyak orang-orangLGBTI mengalami peningkatan stigma akibat virus itu, serta tantangan baru ketika membutuhkan layanan kesehatan."
Sebagian besar acara peringatan di seluruh dunia telah dialihkan secara online karena karantina wilayah yang diakibatkan pandemi virus korona.
Tanggal 17 Mei dipilih untuk bagi perayaan keragaman seksual dan gender di seluruh dunia, untuk memperingati keputusan Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) pada 1990 yang menghapus homoseksualitas sebagai gangguan mental. (VOA)
Pertama kali diperingati pada 2004, hari tersebut bertujuan untuk "menyoroti kekerasan dan diskriminasi yang dialami oleh orang-orang lesbian, gay, biseksual, transgender, intersex dan orang lain dengan orientasi seksual, gender, identitas atau ekspresi, dan karakteristik seks yang beragam," menurut situsMay.17.org.
Sekjen PBB mengeluarkan pernyataan mendukung 17 Mei, mengatakan bahwa peringatan tahun ini terjadi "pada waktu yang penuh tantangan."
“Di antara banyak dampak buruk akibat pandemi COVID-19 adalah meningkatnya kerentanan orang-orangLGBTI,” kata Antonio Guterres.
“(Mereka) menghadapi bias, serangan dan pembunuhan hanya karena menjadi diri sendiri atau karena siapa yang mereka cintai, banyak orang-orangLGBTI mengalami peningkatan stigma akibat virus itu, serta tantangan baru ketika membutuhkan layanan kesehatan."
Sebagian besar acara peringatan di seluruh dunia telah dialihkan secara online karena karantina wilayah yang diakibatkan pandemi virus korona.
Tanggal 17 Mei dipilih untuk bagi perayaan keragaman seksual dan gender di seluruh dunia, untuk memperingati keputusan Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) pada 1990 yang menghapus homoseksualitas sebagai gangguan mental. (VOA)