Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) Latih Online Pembuatan 7000 Masker
pada tanggal
24 Mei 2020
LABUAN BAJO, LELEMUKU.COM - Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF), Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar Pelatihan Online pembuatan masker di Labuan Bajo, tanggal 16 s.d. 19 Mei 2020.
Kegiatan Pelatihan yang berlangsung selama 4 hari tersebut diikuti oleh 40 peserta yang sebagian besar merupakan para penjahit lokal dan juga berasal dari kelompok binaan Rumah Pekerti di Mabar.
Pelatihan dipandu oleh 2 narasumber lokal dan dilaksanakan dari rumah masing-masing, dan dipantau secara langsung oleh Tim BOPLBF ke rumah para peserta dan narasumber untuk memastikan tidak ada hambatan ataupun kendala selama masa pelatihan.
Selama 4 hari, para peserta dilatih untuk membuat masker dengan bahan yang telah disiapkan oleh BOPLBF dan dipandu melalui video tutorial yang juga telah disiapkan bersama kedua narasumber. Para peserta juga dilatih untuk membuat masker dengan berbagai varian dan disesuaikan dengan standar kebutuhan pelindung diri.
Direktur Utama BOPLBF, Shana Fatina mengungkapkan, BOPLBF hingga akhir tahun 2020 nanti akan terus mengadakan berbagai kegiatan pelatihan selama masa pandemi berlangsung mengingat selama masa pandemi, ekonomi kreatif (ekraf) merupakan salah satu sektor yang paling terimbas Covid-19.
“Kami sudah menyiapkan beberapa kegiatan pelatihan yang semuanya dilaksanakan secara online. Tetap kami lakukan pemantauan secara langsung ke rumah-rumah peserta. Kegiatan-kegiatan pelatihan yang kami siapkan ini diharapkan ke depannya bisa menjadi bekal untuk teman-teman industri kreatif di Labuan Bajo”, ujar Shana pada media ini, Jumat (22/5)
Shana menekankan pentingnya menjaga produktivitas masyarakat di tengah situasi pandemi Covid19 yang belum pasti kapan berakhir. Menurut Shana, di masa-masa pandemi seperti sekarang ini masyarakat bisa memanfaatkan peluang untuk makin produktif dengan berkreasi, sehingga ketika nantinya situasi sudah pulih dan normal kembali masyarakat sudah bisa langsung memasarkan hasil produksi kreatifnya.
“Ke depannya masyarakat sudah pasti akan mengalami perubahan perilaku. Standar hidup bersih dan sehat dengan sendirinya akan menjadi gaya hidup masyarakat. Teman-teman di sektor ekonomi kreatif bisa mengambil berbagai peluang ini”, jelas Shana.
Menurut Shana, sebagai salah satu Alat Pelindung Diri (APD), masker menjadi salah satu APD yang bahkan sebelum pandemi Covid-19 dimulai sudah digunakan masyarakat umum dalam menjalankan aktivitas keseharian mereka dan tingkat kesadaran masyarakat untuk menggunakan masker makin meningkat saat pandemi melanda.
“Kalau sekarang masyarakat menggunakan masker untuk menjaga diri dari paparan korona, kedepannya masyarakat akan menjadikan masker sebagai standar keamanan diri terutama saat bepergian keluar rumah. Jadi masker ini ke depannya menjadi budaya baru masyarakat khususnya bagi mereka yang melakukan aktivitas di luar rumah”, terang Shana.
Selain dilatih untuk membuat masker, peserta juga memproduksi masker menggunakan bahan-bahan yang sudah disiapkan BOPLBF. Total masker yang berhasil diproduksi oleh para peserta hingga hari terakhir kegiatan sebanyak 7000 masker.
Masker-masker yang diproduksi kemudian dibayarkan biaya (ongkos) jahit/masker oleh BOPLBF, nantinya akan dibagikan ke Kabupaten lainnya di daratan Flores, Lembata dan Bima, selain untuk di Kab. Manggarai Barat sendiri. (DiskominfoMabar)
Kegiatan Pelatihan yang berlangsung selama 4 hari tersebut diikuti oleh 40 peserta yang sebagian besar merupakan para penjahit lokal dan juga berasal dari kelompok binaan Rumah Pekerti di Mabar.
Pelatihan dipandu oleh 2 narasumber lokal dan dilaksanakan dari rumah masing-masing, dan dipantau secara langsung oleh Tim BOPLBF ke rumah para peserta dan narasumber untuk memastikan tidak ada hambatan ataupun kendala selama masa pelatihan.
Selama 4 hari, para peserta dilatih untuk membuat masker dengan bahan yang telah disiapkan oleh BOPLBF dan dipandu melalui video tutorial yang juga telah disiapkan bersama kedua narasumber. Para peserta juga dilatih untuk membuat masker dengan berbagai varian dan disesuaikan dengan standar kebutuhan pelindung diri.
Direktur Utama BOPLBF, Shana Fatina mengungkapkan, BOPLBF hingga akhir tahun 2020 nanti akan terus mengadakan berbagai kegiatan pelatihan selama masa pandemi berlangsung mengingat selama masa pandemi, ekonomi kreatif (ekraf) merupakan salah satu sektor yang paling terimbas Covid-19.
“Kami sudah menyiapkan beberapa kegiatan pelatihan yang semuanya dilaksanakan secara online. Tetap kami lakukan pemantauan secara langsung ke rumah-rumah peserta. Kegiatan-kegiatan pelatihan yang kami siapkan ini diharapkan ke depannya bisa menjadi bekal untuk teman-teman industri kreatif di Labuan Bajo”, ujar Shana pada media ini, Jumat (22/5)
Shana menekankan pentingnya menjaga produktivitas masyarakat di tengah situasi pandemi Covid19 yang belum pasti kapan berakhir. Menurut Shana, di masa-masa pandemi seperti sekarang ini masyarakat bisa memanfaatkan peluang untuk makin produktif dengan berkreasi, sehingga ketika nantinya situasi sudah pulih dan normal kembali masyarakat sudah bisa langsung memasarkan hasil produksi kreatifnya.
“Ke depannya masyarakat sudah pasti akan mengalami perubahan perilaku. Standar hidup bersih dan sehat dengan sendirinya akan menjadi gaya hidup masyarakat. Teman-teman di sektor ekonomi kreatif bisa mengambil berbagai peluang ini”, jelas Shana.
Menurut Shana, sebagai salah satu Alat Pelindung Diri (APD), masker menjadi salah satu APD yang bahkan sebelum pandemi Covid-19 dimulai sudah digunakan masyarakat umum dalam menjalankan aktivitas keseharian mereka dan tingkat kesadaran masyarakat untuk menggunakan masker makin meningkat saat pandemi melanda.
“Kalau sekarang masyarakat menggunakan masker untuk menjaga diri dari paparan korona, kedepannya masyarakat akan menjadikan masker sebagai standar keamanan diri terutama saat bepergian keluar rumah. Jadi masker ini ke depannya menjadi budaya baru masyarakat khususnya bagi mereka yang melakukan aktivitas di luar rumah”, terang Shana.
Selain dilatih untuk membuat masker, peserta juga memproduksi masker menggunakan bahan-bahan yang sudah disiapkan BOPLBF. Total masker yang berhasil diproduksi oleh para peserta hingga hari terakhir kegiatan sebanyak 7000 masker.
Masker-masker yang diproduksi kemudian dibayarkan biaya (ongkos) jahit/masker oleh BOPLBF, nantinya akan dibagikan ke Kabupaten lainnya di daratan Flores, Lembata dan Bima, selain untuk di Kab. Manggarai Barat sendiri. (DiskominfoMabar)