Kornelius Kodi Mete Kukuhkan Asosiasi Wewewa, Loura dan Kodi di Sumba Barat Daya
pada tanggal
16 Mei 2020
TAMBOLAKA, LELEMUKU.COM – Bupati Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Propinsi Nusa Tenggara Timur, Kornelius Kodi Mete mengukuhkan Asosiasi 3 Tungku, yakni Wewewa, Loura, dan Kodi (Weloko) dan memandatangi SK pengurus asosiasi di Lopo Rumah Jabatan Bupati Kecamatan Kota Tambolaka, Kamis (14/5/2020).
Turut hadir dalam acara pengukuhan tersebut Asisten II, Hermanus Holo, Plt Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Sumba Barat Daya Ir.Nyoman Agus, Sekdis Kesehatan Kabupaten SBD Yuliana Margareta Dapawando.
Asosiasi Weloko ini adalah Asosiasi Pengelola Sistem Penyedia Air Minum dan Sanitasi (SPAMS) dengan susunan pengurusnya Gerson Taka sebagai Ketua, Hona Mete sebagai Wakil Ketua, Yohanes Bora sebagai Sekretaris, Fredi Umbu Kaleka sebagai Bendahara, Dominggus Bali Ate sebagai Seksi Teknis, Abner M. Malo sebagai Seksi Sanitasi, Rafael Jamanuna dan Darius Mahemba sebagai Koordinator Wilayah Kodi, Markus Ngongo Bili dan Stefanus Lende sebagai Koordinator Wilayah Wewewa, dan Frans Bulu Zaghu sebagai Koordinator Wilayah Loura.
Dalam arahan Bupati SBD Kornelius Kodi Mete mengajak masyarakat untuk mendukung pencapaian 100 persen air minum dan sanitasi yang layak di Pedesaan.
“Air adalah kunci kehidupan kita semua, oleh karena itu dimanfaatkan untuk kecerdasan, jangan hanya digunakan untuk mandi saja tetapi digunakan juga untuk menyuburkan tanaman,” ungkapnya.
Bupati juga minta agar sarana air bersih yang sudah ada dapat terjaga dan terawat serta dikelola dengan baik sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi dan selain itu juga untuk menunjang ekonomi masyarakat.
Ketua Asosiasi Weloko Gerson Taka yang ditemui media usai pengukuhan mengatakan, dirinya merasa bersyukur karena keabsahan asosiasi ini sudah jelas dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab di perdesaan untuk melayani masyarakat secara baik.
Kata Gerson, paling tidak universal akses itu bisa tercapai, walaupun bukan tahun ini, bisa saja tahun depan, karena universal akses tidak saja menyediakan air bersih, tetapi mendekatkan jarak yang tadinya 2 Km bisa menjadi 200 meter atau 100 meter sehingga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
“Lanjutan dari pada itu, kita akan lakukan pendampingan pada desa untuk melakukan sambungan rumah,“ tuturnya.
Gerson Taka juga menjelaskan, dari 55 desa yang sudah didampingi saat ini, sebagian besar berfungsi sebagiannya lagi rusak.
Hal inilah, menurutnya, yang menjadi tanggung jawab Weloko untuk mengidentifikasi kerusakannya lalu mengajukan penganggarannya bukan saja kepada Pemda tetapi kepada APBN untuk memperbaiki dan memfungsikannya kembali.
“Inilah yang menjadi tanggung jawab kami setelah mengidentifikasi lalu mengajukan anggaran ke pusat untuk perbaikan,” ujarnya.
Gerson juga menjelaskan dana yang digunakan selama 2 tahun terakhir ini hanya sebesar Rp20 juta. Sehingga pihaknya mengharapkan dukungan pendanaan dari Pemda untuk operasionalnya.
Walaupun anggaran selama ini kecil, lanjutnya, pihaknya dengan 11 orang yang berasal dari desa yang berbeda-beda tetap menjalankan kegiatan pengelolaan sarana air bersih di tingkat desa.
“Kami berharap agar masyarakat mendukung program ini dengan tidak merusak fasilitas-fasilitas yang ada. Sarana ini adalah kepentingan bersama yang berkelanjutan mari kita jaga dan rawat bersama, mari kita pelihara itu untuk anak cucu kita kedepan,” harapnya. (InfoPublik)
Turut hadir dalam acara pengukuhan tersebut Asisten II, Hermanus Holo, Plt Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Sumba Barat Daya Ir.Nyoman Agus, Sekdis Kesehatan Kabupaten SBD Yuliana Margareta Dapawando.
Asosiasi Weloko ini adalah Asosiasi Pengelola Sistem Penyedia Air Minum dan Sanitasi (SPAMS) dengan susunan pengurusnya Gerson Taka sebagai Ketua, Hona Mete sebagai Wakil Ketua, Yohanes Bora sebagai Sekretaris, Fredi Umbu Kaleka sebagai Bendahara, Dominggus Bali Ate sebagai Seksi Teknis, Abner M. Malo sebagai Seksi Sanitasi, Rafael Jamanuna dan Darius Mahemba sebagai Koordinator Wilayah Kodi, Markus Ngongo Bili dan Stefanus Lende sebagai Koordinator Wilayah Wewewa, dan Frans Bulu Zaghu sebagai Koordinator Wilayah Loura.
Dalam arahan Bupati SBD Kornelius Kodi Mete mengajak masyarakat untuk mendukung pencapaian 100 persen air minum dan sanitasi yang layak di Pedesaan.
“Air adalah kunci kehidupan kita semua, oleh karena itu dimanfaatkan untuk kecerdasan, jangan hanya digunakan untuk mandi saja tetapi digunakan juga untuk menyuburkan tanaman,” ungkapnya.
Bupati juga minta agar sarana air bersih yang sudah ada dapat terjaga dan terawat serta dikelola dengan baik sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi dan selain itu juga untuk menunjang ekonomi masyarakat.
Ketua Asosiasi Weloko Gerson Taka yang ditemui media usai pengukuhan mengatakan, dirinya merasa bersyukur karena keabsahan asosiasi ini sudah jelas dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab di perdesaan untuk melayani masyarakat secara baik.
Kata Gerson, paling tidak universal akses itu bisa tercapai, walaupun bukan tahun ini, bisa saja tahun depan, karena universal akses tidak saja menyediakan air bersih, tetapi mendekatkan jarak yang tadinya 2 Km bisa menjadi 200 meter atau 100 meter sehingga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
“Lanjutan dari pada itu, kita akan lakukan pendampingan pada desa untuk melakukan sambungan rumah,“ tuturnya.
Gerson Taka juga menjelaskan, dari 55 desa yang sudah didampingi saat ini, sebagian besar berfungsi sebagiannya lagi rusak.
Hal inilah, menurutnya, yang menjadi tanggung jawab Weloko untuk mengidentifikasi kerusakannya lalu mengajukan penganggarannya bukan saja kepada Pemda tetapi kepada APBN untuk memperbaiki dan memfungsikannya kembali.
“Inilah yang menjadi tanggung jawab kami setelah mengidentifikasi lalu mengajukan anggaran ke pusat untuk perbaikan,” ujarnya.
Gerson juga menjelaskan dana yang digunakan selama 2 tahun terakhir ini hanya sebesar Rp20 juta. Sehingga pihaknya mengharapkan dukungan pendanaan dari Pemda untuk operasionalnya.
Walaupun anggaran selama ini kecil, lanjutnya, pihaknya dengan 11 orang yang berasal dari desa yang berbeda-beda tetap menjalankan kegiatan pengelolaan sarana air bersih di tingkat desa.
“Kami berharap agar masyarakat mendukung program ini dengan tidak merusak fasilitas-fasilitas yang ada. Sarana ini adalah kepentingan bersama yang berkelanjutan mari kita jaga dan rawat bersama, mari kita pelihara itu untuk anak cucu kita kedepan,” harapnya. (InfoPublik)