Muslim Ungkap Anjoknya Harga Gabah Saat Panen Raya Membuat Petani Resah
pada tanggal
15 Mei 2020
JAKARTA, LELEMUKU.COM – Anggota Komisi IV DPR RI Muslim mengaku kecewa sebab panen raya yang terjadi di tahun ini tidak membuat petani gembira, bahkan resah, dikarenakan harga gabah yang anjlok. Ia khawatir hal ini bisa membuat guncangan ekonomi di kalangan petani.
“Petani murung, meski panen raya, karena harga gabah yang jatuh. Petani kita berada dalam situasi sulit. Kalau ini terus berlanjut, maka akan terjadi keguncangan ekonomi,” analisa Muslim dalam siaran pers yang diterima Parlementaria, Kamis (14/5/2020).
Berdasarkan data yang diperoleh Muslim, diketahui bahwa 32 persen dari total panen gabah saat ini dijual di bawah Rp 4200 atau di bawah harga Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Angka 32 persen ini adalah peringatan manakala nanti sampai di atas 50 persen maka statusnya menjadi ‘awas’.
Menurut politisi Fraksi Partai Demokrat ini, kondisi sulit ini harus segera dicarikan solusi. Jangan biarkan petani larut dalam kesedihan akibat rendahnya penghasilan yang diterima serta tidak sebanding dengan modal dan usaha yang telah dikeluarkan.
“Apabila terus dibiarkan bisa membuat para petani berpikir ulang untuk terus melanjutkan usaha pertaniannya. Data menunjukkan bahwa jumlah petani dan luas lahan pertanian dari tahun ke tahun terus berkurang, yang ditengarai akibat faktor ketidaksejahteraan ini,” pungkas Muslim. (PSP)
“Petani murung, meski panen raya, karena harga gabah yang jatuh. Petani kita berada dalam situasi sulit. Kalau ini terus berlanjut, maka akan terjadi keguncangan ekonomi,” analisa Muslim dalam siaran pers yang diterima Parlementaria, Kamis (14/5/2020).
Berdasarkan data yang diperoleh Muslim, diketahui bahwa 32 persen dari total panen gabah saat ini dijual di bawah Rp 4200 atau di bawah harga Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Angka 32 persen ini adalah peringatan manakala nanti sampai di atas 50 persen maka statusnya menjadi ‘awas’.
Menurut politisi Fraksi Partai Demokrat ini, kondisi sulit ini harus segera dicarikan solusi. Jangan biarkan petani larut dalam kesedihan akibat rendahnya penghasilan yang diterima serta tidak sebanding dengan modal dan usaha yang telah dikeluarkan.
“Apabila terus dibiarkan bisa membuat para petani berpikir ulang untuk terus melanjutkan usaha pertaniannya. Data menunjukkan bahwa jumlah petani dan luas lahan pertanian dari tahun ke tahun terus berkurang, yang ditengarai akibat faktor ketidaksejahteraan ini,” pungkas Muslim. (PSP)