Musyafirin Usulkan Pompa Air ke Lahan Pertanian di Sumbawa Barat ke Menteri Pertanian
pada tanggal
16 Mei 2020
TALIWANG, LELEMUKU.COM - Dalam rangka mendukung kebijakan percepatan tanam periode kedua tahun 2020. Bupati Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) H. W. Musyafirin, meminta bantuan pompa air kapasitas 15 pk kepada Menteri Pertanian RI untuk menyuplai air lahan pertanian di blok-blok tertentu.
Permintaan itu disampaikan oleh Bupati didampingi Sekretaris Daerah, Kapolres dan Dandim 1628/SB pada tele video conferensi dengan Menteri Pertanian dan 227 peserta lainnya dari Provinsi dan Kabupaten di Indonesia.
“Mesin air itu untuk mendukung proses tanam padi petani dalam kondisi kekurangan air seperti saat ini dan di tengah-tengah covid-19,” kata saat melakukan tele video conferensi Bupati di lahan persawahan Lang Tenga Kemutar Telu Center, Taliwang, Selasa (12/5/2020).
BMKG memprediksi bahwa terdapat sejumlah wilayah di Indonesia yang sedang mengalami kekurangan air, terlebih-lebih di wilayah NTB dan NTT.Kepada Menteri Pertanian, Bupati juga menyampaikan beberapa masalah yang timbul di tengah-tengah pembatasan sosial karena covid-19 di KSB, seperti kekurangan tenaga kerja, yang biasanya didatangkan dari Lombok dan Bima.
Dalam kegiatan tersebut, Bupati bersama Kapolres, Dandim 1628/SB, Sekretarsi Daerah, Kepala Dinas Pertanian dan sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) terjun langsung ikut membantu petani menanam padi.
Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan teknologi budidaya tanaman pangan dan memberikan semangat para petani untuk meningkatkan poduksinya.“Alhamdulillah, mau tidak mau pada hari ini kami bersama Dandim, Kapolres, Sekda dan Aparatur Sipil Negara yang tergabung dalam regu tanam dapat membantu petani dalam menanam padi,”ujarnya.
Dijelaskannya, akibat kekurangan air dan tenaga kerja di tengah covid-19, pada tanam kedua ini KSB hanya menggunakan 60 persen lahan untuk padi dan sisanya 40 persen digunakan untuk menanam jagung.
Dalam kesempatan itu, Bupati juga berharap kepada Menteri Pertanian agar tidak memotong anggaran yang digunakan untuk operasional pertanian seperti pupuk, bibit dan anggaran lainnya.Pemerintah Daerah juga akan terus terus berinovasi untuk meningkatkan kualitas hasil produksi petani dengan cara mengembangkan benih bibit unggul pertanian.
Sementara itu, menyikapi beberapa usulan Gubernur dan Bupati dalam mempercepat proses tanam, menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, meminta pemerintah daerah memberikan data yang spesifik tentang jumlah lahan dan letak lokasi yang akan dipercepat penanamannya.
Dia juga meminta untuk menerapkan pra kondisi pertanian seperti melakukan operasional dengan momentum yang tepat dan penuh perhitungan serta memperhatikan prioritas, karena akan membangun efektivitas dan efesiensi.
“Melihat momentum yang tepat untuk memulai seperti kapan mulai tanam, kapan akan diairi, kapan pompa akan digunakan, dan lain-lain,”urainya.Dirinya juga menegaskan, mobilasi petani atau buruh tani tidak boleh dibatasi, karena kita dikejar dengan musim tanam yang harus dipercepat karena ancaman kekeringan dan kelaparan.
“Bila perlu Bupati membuat aturan tentang tidak boleh membatasi mobilitas petani,”tambahnya. (InfoPublik)
Permintaan itu disampaikan oleh Bupati didampingi Sekretaris Daerah, Kapolres dan Dandim 1628/SB pada tele video conferensi dengan Menteri Pertanian dan 227 peserta lainnya dari Provinsi dan Kabupaten di Indonesia.
“Mesin air itu untuk mendukung proses tanam padi petani dalam kondisi kekurangan air seperti saat ini dan di tengah-tengah covid-19,” kata saat melakukan tele video conferensi Bupati di lahan persawahan Lang Tenga Kemutar Telu Center, Taliwang, Selasa (12/5/2020).
BMKG memprediksi bahwa terdapat sejumlah wilayah di Indonesia yang sedang mengalami kekurangan air, terlebih-lebih di wilayah NTB dan NTT.Kepada Menteri Pertanian, Bupati juga menyampaikan beberapa masalah yang timbul di tengah-tengah pembatasan sosial karena covid-19 di KSB, seperti kekurangan tenaga kerja, yang biasanya didatangkan dari Lombok dan Bima.
Dalam kegiatan tersebut, Bupati bersama Kapolres, Dandim 1628/SB, Sekretarsi Daerah, Kepala Dinas Pertanian dan sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) terjun langsung ikut membantu petani menanam padi.
Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan teknologi budidaya tanaman pangan dan memberikan semangat para petani untuk meningkatkan poduksinya.“Alhamdulillah, mau tidak mau pada hari ini kami bersama Dandim, Kapolres, Sekda dan Aparatur Sipil Negara yang tergabung dalam regu tanam dapat membantu petani dalam menanam padi,”ujarnya.
Dijelaskannya, akibat kekurangan air dan tenaga kerja di tengah covid-19, pada tanam kedua ini KSB hanya menggunakan 60 persen lahan untuk padi dan sisanya 40 persen digunakan untuk menanam jagung.
Dalam kesempatan itu, Bupati juga berharap kepada Menteri Pertanian agar tidak memotong anggaran yang digunakan untuk operasional pertanian seperti pupuk, bibit dan anggaran lainnya.Pemerintah Daerah juga akan terus terus berinovasi untuk meningkatkan kualitas hasil produksi petani dengan cara mengembangkan benih bibit unggul pertanian.
Sementara itu, menyikapi beberapa usulan Gubernur dan Bupati dalam mempercepat proses tanam, menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, meminta pemerintah daerah memberikan data yang spesifik tentang jumlah lahan dan letak lokasi yang akan dipercepat penanamannya.
Dia juga meminta untuk menerapkan pra kondisi pertanian seperti melakukan operasional dengan momentum yang tepat dan penuh perhitungan serta memperhatikan prioritas, karena akan membangun efektivitas dan efesiensi.
“Melihat momentum yang tepat untuk memulai seperti kapan mulai tanam, kapan akan diairi, kapan pompa akan digunakan, dan lain-lain,”urainya.Dirinya juga menegaskan, mobilasi petani atau buruh tani tidak boleh dibatasi, karena kita dikejar dengan musim tanam yang harus dipercepat karena ancaman kekeringan dan kelaparan.
“Bila perlu Bupati membuat aturan tentang tidak boleh membatasi mobilitas petani,”tambahnya. (InfoPublik)