Rusli Habibie Berbagi Kisah Hidup di Kelas Inspirasi RRI Gorontalo
pada tanggal
28 Mei 2020
GORONTALO, LELEMUKU.COM – Gubernur Gorontalo Rusli Habibie membagikan kisah perjalanan hidupnya sejak ia kecil hingga menjadi Gubernur Gorontalo.
Ceritanya ia bagikan dalam program “Ibu Pertiwi Memanggil, Belajar di RRI Kelas Inspirasi” yang disiarkan langsung oleh Radio Republik Indonesia Gorontalo, Selasa (26/5/2020).
Didampingi istrinya Idah Syahidah, Rusli menceritakan sejak kecil ia telah bergelut dengan kerasnya kehidupan.
Rusli kecil dibiasakan ayahnya untuk berjualan kelapa hasil panen dengan membawa sendiri gerobak sapi. Dari warung ke warung ia menjajakan kelapa demi pundi-pundi rupiah.
Dulu Sekolah Dasar (SD) ia itu pindah-pindah belajarnya. Bapaknya punya kebun kelapa di Batudaa, sementara ia tinggal di Tamalate. Kalau musim panjat kelapa atau panen kelapa itu sampai dua tiga bulan, selama itu juga saya tinggal di Batudaa dan selama itu juga saya belajar di SD di Batudaa.
"Kalau sudah selesai musim panen saya pindah lagi ke kota, belajar di SD yang di kota agar tidak ketinggalan pelajaran,” kisah Rusli.
Sebagian hasil penjualan kelapa itu Rusli bagikan kepada teman sebayanya untuk mereka gunakan membeli kue-kue tradisional. Kebersamaan dengan teman-temannya membuat Rusli mengerti arti berbagi kebahagiaan kepada sesama.
Tidak dinafikan, Rusli mengaku pernah melewati masa-masa bandel selama mengenyam bangku pendidikan sekolah dasar.
Meski tergolong murid yang bandel, berkat kedisiplinannya Rusli selalu terpilih menjadi ketua kelas. Disiplin dan tanggung jawab itulah yang menurut Rusli membawanya hingga di posisi saat ini.
“Saya ketua kelas sampai kelas enam SD, karena mungkin saya paling ribut, jadinya wali kelas saya menunjuk saya jadi ketua kelas. Dan dengan sendirinya amanah dan tanggung jawab itu saya pegang," katanya.
Selama jadi ketua kelas, tidak ada siswa yang berani ribut. Tanggung jawab itu kolerasinya itu sangat berhubungan erat dengan disiplin. Jadi sejak dini kita harus terapkan sikap disiplin. Karena jika disiplin, rasa tanggung jawab kita akan terbentuk dengan sendirinya.
Beranjak Remaja, Rusli memutuskan ingin menjadi seorang polisi. Dengan bermodalkan niat dan semangat, ia mencoba peruntungannya untuk menjadi abdi negara.
Namun takdir berkata lain, dua kali mengikuti tes di Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI), Rusli tidak juga berhasil melewatinya. Ia akhirnya memilih melanjutkan pendidikannya di Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung.
Jalan takdir yang digariskan Tuhan bagi Rusli tidak pernah ia duga. Usai menyelesaikan pendidikannya, Rusli memilih kembali ke Gorontalo, berniat untuk mengabdikan ilmunya di tanah kelahirannya.
Tiada yang menyangka, tekad mengabdinya untuk Gorontalo terwujud lewat dua jabatan penting yang kemudian didudukinya.
Rusli terpilih menjadi Bupati Gorontalo Utara kemudian melenggang mulus naik menjadi Gubernur Gorontalo selama dua periode.
Cerita panjang Gubernur Rusli mengajarkan banyak hal pada semua orang. Bahwa tekad harus membersamai disiplin dan tanggung jawab yang tinggi.
Falsafah hidupnya adalah untuk bermanfaat bagi banyak orang. Hal yang ditanamkan oleh ibunda tercintanya itulah yang menjadi pegangannya hingga saat ini.
”Karena ibu saya selalu bilang, kamu hidup harus berguna bagi orang lain, karena sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang berguna bagi orang lain,” katanya.
Saat ini ratusan masyarakat bergantung pada kebijakan-kebijakan yang digulirkan oleh pemerintah lewat tangan dingin Rusli. Terlebih saat pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia khususnya Serambi Madinah, Gorontalo.
Rusli dengan keberpihakannya kepada masyarakat, menjamin keamanan, kenyamanan dan kesejahteraan masyarakat yang dipimpinnya. (infopublik)
Ceritanya ia bagikan dalam program “Ibu Pertiwi Memanggil, Belajar di RRI Kelas Inspirasi” yang disiarkan langsung oleh Radio Republik Indonesia Gorontalo, Selasa (26/5/2020).
Didampingi istrinya Idah Syahidah, Rusli menceritakan sejak kecil ia telah bergelut dengan kerasnya kehidupan.
Rusli kecil dibiasakan ayahnya untuk berjualan kelapa hasil panen dengan membawa sendiri gerobak sapi. Dari warung ke warung ia menjajakan kelapa demi pundi-pundi rupiah.
Dulu Sekolah Dasar (SD) ia itu pindah-pindah belajarnya. Bapaknya punya kebun kelapa di Batudaa, sementara ia tinggal di Tamalate. Kalau musim panjat kelapa atau panen kelapa itu sampai dua tiga bulan, selama itu juga saya tinggal di Batudaa dan selama itu juga saya belajar di SD di Batudaa.
"Kalau sudah selesai musim panen saya pindah lagi ke kota, belajar di SD yang di kota agar tidak ketinggalan pelajaran,” kisah Rusli.
Sebagian hasil penjualan kelapa itu Rusli bagikan kepada teman sebayanya untuk mereka gunakan membeli kue-kue tradisional. Kebersamaan dengan teman-temannya membuat Rusli mengerti arti berbagi kebahagiaan kepada sesama.
Tidak dinafikan, Rusli mengaku pernah melewati masa-masa bandel selama mengenyam bangku pendidikan sekolah dasar.
Meski tergolong murid yang bandel, berkat kedisiplinannya Rusli selalu terpilih menjadi ketua kelas. Disiplin dan tanggung jawab itulah yang menurut Rusli membawanya hingga di posisi saat ini.
“Saya ketua kelas sampai kelas enam SD, karena mungkin saya paling ribut, jadinya wali kelas saya menunjuk saya jadi ketua kelas. Dan dengan sendirinya amanah dan tanggung jawab itu saya pegang," katanya.
Selama jadi ketua kelas, tidak ada siswa yang berani ribut. Tanggung jawab itu kolerasinya itu sangat berhubungan erat dengan disiplin. Jadi sejak dini kita harus terapkan sikap disiplin. Karena jika disiplin, rasa tanggung jawab kita akan terbentuk dengan sendirinya.
Beranjak Remaja, Rusli memutuskan ingin menjadi seorang polisi. Dengan bermodalkan niat dan semangat, ia mencoba peruntungannya untuk menjadi abdi negara.
Namun takdir berkata lain, dua kali mengikuti tes di Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI), Rusli tidak juga berhasil melewatinya. Ia akhirnya memilih melanjutkan pendidikannya di Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung.
Jalan takdir yang digariskan Tuhan bagi Rusli tidak pernah ia duga. Usai menyelesaikan pendidikannya, Rusli memilih kembali ke Gorontalo, berniat untuk mengabdikan ilmunya di tanah kelahirannya.
Tiada yang menyangka, tekad mengabdinya untuk Gorontalo terwujud lewat dua jabatan penting yang kemudian didudukinya.
Rusli terpilih menjadi Bupati Gorontalo Utara kemudian melenggang mulus naik menjadi Gubernur Gorontalo selama dua periode.
Cerita panjang Gubernur Rusli mengajarkan banyak hal pada semua orang. Bahwa tekad harus membersamai disiplin dan tanggung jawab yang tinggi.
Falsafah hidupnya adalah untuk bermanfaat bagi banyak orang. Hal yang ditanamkan oleh ibunda tercintanya itulah yang menjadi pegangannya hingga saat ini.
”Karena ibu saya selalu bilang, kamu hidup harus berguna bagi orang lain, karena sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang berguna bagi orang lain,” katanya.
Saat ini ratusan masyarakat bergantung pada kebijakan-kebijakan yang digulirkan oleh pemerintah lewat tangan dingin Rusli. Terlebih saat pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia khususnya Serambi Madinah, Gorontalo.
Rusli dengan keberpihakannya kepada masyarakat, menjamin keamanan, kenyamanan dan kesejahteraan masyarakat yang dipimpinnya. (infopublik)