Beyonce dan Alicia Keys Rilis Single pada Juneteenth, Hari Berakhirnya Perbudakan di AS
pada tanggal
24 Juni 2020
WASHINGTON, LELEMUKU.COM - Hari Jumat (19/6) lalu, saat warga Amerika Serikat memperingati Juneteenth, atau hari berakhirnya perbudakan warga kulit hitam di Amerika, secara mengejutkan – meski kerap dilakukan – Beyonce merilis lagu berjudul “Black Parade."
Melalui lagu itu, Beyonce mengajak warga kulit hitam untuk kembali mengenali asal usul dan merayakan akar budaya mereka. Dalam unggahan Instagramnya ketika mengumumkan perilisan lagu itu, Beyonce menuliskan, “Saya harap kita terus berbagi kebahagiaan dan merayakan satu sama lain, bahkan di tengah perjuangan.”
“Black Parade” menjadi gerakan amalnya yang terbaru, setelah pada bulan April lalu meluncurkan program kolaborasi dengan CEO Twitter Jack Dorsey, dengan nama BeyGOOD, yang bergerak mengumpulkan dana bantuan hingga USD 6 juta untuk disalurkan kepada organisasi nonprofit yang menyediakan kebutuhan pokok bagi warga di sejumlah kota di Amerika.
Dalam situsnya, Beyonce mengatakan bahwa pendapatan dari lagu “Black Parade” akan disalurkan kepada usaha kecil menengah yang dimiliki warga kulit hitam di Amerika. Ia pun memberikan puluhan tautan UKM tersebut di laman situsnya.
Bukan hanya Beyonce yang merilis lagu baru bertepatan dengan hari Juneteenth. Alicia Keys pun mengumumkan peluncuran lagu terbarunya yang berjudul “Perfect Way to Die” melalui Instagram dan Twitternya.
“Perfect Way to Die” merupakan buah karya Keys menanggapi unjuk rasa atas kebrutalan polisi terhadap warga kulit hitam. Dalam unggahannya, Keys mengatakan, “Saya tidak pernah merasakan panggilan bermusik seperti ini sebelumnya.”
“Judul lagu ini sangat kuat dan memilukan karena kita memang sedang berduka atas banyaknya orang yang meninggal dunia secara tidak adil,” tambahnya.
Keys mengaku panggilan untuk menulis dan menyanyikan lagu ini merupakan caranya untuk menyuarakan kemarahannya terhadap ketidakadilan. Ia menuturkan bahwa terlepas dari judul lagunya yang berarti “Cara yang Sempurna untuk Mati”, tidak ada satu pun cara yang sempurna untuk mati. Judul itu merupakan ironi dari kasus kebrutalan polisi.
Peringatan Juneteenth tahun ini menjadi sorotan di tengah gelombang unjuk rasa di seantero Amerika yang menuntut keadilan atas kasus meninggalnya warga kulit hitam Amerika, George Floyd, dalam penahanan polisi bulan lalu. Para pengunjuk rasa juga menuntut dilakukannya reformasi di tubuh kepolisian Amerika. (VOA)
Melalui lagu itu, Beyonce mengajak warga kulit hitam untuk kembali mengenali asal usul dan merayakan akar budaya mereka. Dalam unggahan Instagramnya ketika mengumumkan perilisan lagu itu, Beyonce menuliskan, “Saya harap kita terus berbagi kebahagiaan dan merayakan satu sama lain, bahkan di tengah perjuangan.”
“Black Parade” menjadi gerakan amalnya yang terbaru, setelah pada bulan April lalu meluncurkan program kolaborasi dengan CEO Twitter Jack Dorsey, dengan nama BeyGOOD, yang bergerak mengumpulkan dana bantuan hingga USD 6 juta untuk disalurkan kepada organisasi nonprofit yang menyediakan kebutuhan pokok bagi warga di sejumlah kota di Amerika.
Dalam situsnya, Beyonce mengatakan bahwa pendapatan dari lagu “Black Parade” akan disalurkan kepada usaha kecil menengah yang dimiliki warga kulit hitam di Amerika. Ia pun memberikan puluhan tautan UKM tersebut di laman situsnya.
Bukan hanya Beyonce yang merilis lagu baru bertepatan dengan hari Juneteenth. Alicia Keys pun mengumumkan peluncuran lagu terbarunya yang berjudul “Perfect Way to Die” melalui Instagram dan Twitternya.
“Perfect Way to Die” merupakan buah karya Keys menanggapi unjuk rasa atas kebrutalan polisi terhadap warga kulit hitam. Dalam unggahannya, Keys mengatakan, “Saya tidak pernah merasakan panggilan bermusik seperti ini sebelumnya.”
“Judul lagu ini sangat kuat dan memilukan karena kita memang sedang berduka atas banyaknya orang yang meninggal dunia secara tidak adil,” tambahnya.
Keys mengaku panggilan untuk menulis dan menyanyikan lagu ini merupakan caranya untuk menyuarakan kemarahannya terhadap ketidakadilan. Ia menuturkan bahwa terlepas dari judul lagunya yang berarti “Cara yang Sempurna untuk Mati”, tidak ada satu pun cara yang sempurna untuk mati. Judul itu merupakan ironi dari kasus kebrutalan polisi.
Peringatan Juneteenth tahun ini menjadi sorotan di tengah gelombang unjuk rasa di seantero Amerika yang menuntut keadilan atas kasus meninggalnya warga kulit hitam Amerika, George Floyd, dalam penahanan polisi bulan lalu. Para pengunjuk rasa juga menuntut dilakukannya reformasi di tubuh kepolisian Amerika. (VOA)