Simon Petrus Matruty Akui Kekurangan APD untuk Sakramen Orang Sakit
SAUMLAKI, LELEMUKU.COM – Wakil Uskup Wilayah Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Maluku Barat Daya (MBD), Provinsi Maluku, Pastor Simon Petrus Matruty, Pr mengakui pihaknya mengalami kendala dalam pelayanan sakramen orang sakit di masa pandemic Virus Corona (COVID-19).
Menurutnya melalui Keuskupan Amboina telah memfasilitasi Alat Pelindung Diri (APD) sesuai lesensi WHO yang lengkap tetapi jumlahnya masih minim, yaitu 1 APD lengkap bagi setiap pastor di daerah pelayanan untuk melakukan sakramen penyembuhan dimana seorang imam akan mengurapi jemaat yang sakit dengan minyak khusus.
“Kepada setiap pastor itu sudah diberikan APD lesensi WHO, bagaimana kita memberikan pelayanan sakramen teristimewa sakramen orang sakit, tapi itu hanya satu untuk satu kali pemakaian. Jadi habis melayani minyak suci, langsung dibuang dan tidak dipakai lagi,” aku dia kepada Lelemuku.com pada Jumat (05/06/2020).
Matruty menjelaskan dalam melakukan pengurapan terhadap orang sakit, seorang imam akan bersentuhan langsung dengan orang tersebut yang tentu bisa menjadi peluang penularan COVID-19.
“Ini kekurangan, apakah orang-orang sakit ini kemudian kami layani sakramen minyak suci atau hanya doa dari jauh dan memberikan berkat rohani lalu selesai. Artinya ada beberapa praktek liturgi yang membutuhkan APD yang lebih, namun kita ada banyak keterbatasan,” ujarnya.
Sakramen pengurapan orang sakit diberikan hanya bagi orang-orang yang berada dalam sakratul maut, sehingga dikenal juga sebagai ‘Pengurapan Terakhir’, yang dilayankan sebagai salah satu dari ‘Ritus-Rittus Terakhir’. (Laura Sobuber)