Muhammad Musa’ad Minta Rumah Sakit di Papua Tetap Buka Pelayanan Kesehatan
pada tanggal
19 Juli 2020
JAYAPURA, LELEMUKU.COM - Pemerintah Provinsi Papua meminta seluruh rumah sakit agar tak menutup akses pelayanan kesehatan meski mengalami kendala kekurangan tenaga kesehatan maupun daya tampung ruang perawatan yang penuh.
Pelaksana Harian (Plh) Sekda Papua Muhammad Musa’ad berharap meski hanya menyediakan ruang rawat darurat yang kecil, pelayanan kesehatan bagi pasien umum maupun Covid-19 mesti tetap mesti berjalan 1x24 jam.
“Kita sudah melakukan pertemuan dengan seluruh manajemen rumah sakit, termasuk RS. Bhayangkara dan RS Provita yang menyatakan menutup sementara pelayanan pasien umum dan Covid-19 akibat tenaga kesehatannya terpapar virus corona dan ruang perawatan penuh”.
“Sehingga tadi saya sampaikan rumah sakit tidak boleh ditutup, sekecil apapun harus dibuka. Kalau sebagian ruangan ditutup, itu biasa tapi kalau pagar itu ditutup yang tidak biasa. Memang kita memaklumi kondisi rumah sakit yang sulit, tapi tidak ada alasan untuk menutup kalau bukan karena pailit,” terang Musa’ad, Rabu (15/7/2020).
Sementara menyikapi kendala pelayanan di berbagai rumah sakit, sambung Musa’ad, pihaknya telah menginstruksikan dinas kesehatan untuk mengecek kekurangan yang ada, guna selanjutnya dilakukan upaya penanganan.
Selanjutnya, Pemprov Papua akan bersurat ke gugus tugas pusat di Jakarta, meminta bantuan pengiriman tenaga relawan di bidang kesehatan dari luar bumi cenderawasih.
“Sebab kemarin informasi dari Mendagri sudah ada ribuan orang yang mendaftar sebagai relawan kesehatan. Mereka ada juga di Makassar dan Manado serta sudah siap ditempatkan ke mana saja”.
“Oleh karenanya, kita berharap para relawan kesehatan ini bisa ditempatkan ke Papua guna mengisi posisi tenaga kesehatan di sejumlah rumah sakit yang sudah terpapar virus corona,” ucap ia.
Semetara terkait harga rapid test di rumah sakit mitra pemerintah yang masih mahal atau diatas Rp350 ribu, Musa’ad katakan telah ada kesepakatan untuk mengikuti harga yang ditetapkan pemerintah pusat.
“Namun karena rumah sakit mitra seperti RS. Provita ini sudah terlanjur kemarin membeli dengan harga mahal dan sulit lagi, makanya stoknya harus dihabiskan dulu. Nanti setelah sudah habis maka seluruh rumah sakit mitra ini akan mengikuti harga yang ditetapkan pemerintah,” terang ia.
Sebelumnya ramai di media sosial bereda pengumuman dari RS. Bhayangkara dan RS. Provita yang mesti menutup sementara pelayanan pasien umum dan Covid-19, karena kekurangan tenaga kesehatan dan ruang perawatan penuh.(DIskominfoPapua)
Pelaksana Harian (Plh) Sekda Papua Muhammad Musa’ad berharap meski hanya menyediakan ruang rawat darurat yang kecil, pelayanan kesehatan bagi pasien umum maupun Covid-19 mesti tetap mesti berjalan 1x24 jam.
“Kita sudah melakukan pertemuan dengan seluruh manajemen rumah sakit, termasuk RS. Bhayangkara dan RS Provita yang menyatakan menutup sementara pelayanan pasien umum dan Covid-19 akibat tenaga kesehatannya terpapar virus corona dan ruang perawatan penuh”.
“Sehingga tadi saya sampaikan rumah sakit tidak boleh ditutup, sekecil apapun harus dibuka. Kalau sebagian ruangan ditutup, itu biasa tapi kalau pagar itu ditutup yang tidak biasa. Memang kita memaklumi kondisi rumah sakit yang sulit, tapi tidak ada alasan untuk menutup kalau bukan karena pailit,” terang Musa’ad, Rabu (15/7/2020).
Sementara menyikapi kendala pelayanan di berbagai rumah sakit, sambung Musa’ad, pihaknya telah menginstruksikan dinas kesehatan untuk mengecek kekurangan yang ada, guna selanjutnya dilakukan upaya penanganan.
Selanjutnya, Pemprov Papua akan bersurat ke gugus tugas pusat di Jakarta, meminta bantuan pengiriman tenaga relawan di bidang kesehatan dari luar bumi cenderawasih.
“Sebab kemarin informasi dari Mendagri sudah ada ribuan orang yang mendaftar sebagai relawan kesehatan. Mereka ada juga di Makassar dan Manado serta sudah siap ditempatkan ke mana saja”.
“Oleh karenanya, kita berharap para relawan kesehatan ini bisa ditempatkan ke Papua guna mengisi posisi tenaga kesehatan di sejumlah rumah sakit yang sudah terpapar virus corona,” ucap ia.
Semetara terkait harga rapid test di rumah sakit mitra pemerintah yang masih mahal atau diatas Rp350 ribu, Musa’ad katakan telah ada kesepakatan untuk mengikuti harga yang ditetapkan pemerintah pusat.
“Namun karena rumah sakit mitra seperti RS. Provita ini sudah terlanjur kemarin membeli dengan harga mahal dan sulit lagi, makanya stoknya harus dihabiskan dulu. Nanti setelah sudah habis maka seluruh rumah sakit mitra ini akan mengikuti harga yang ditetapkan pemerintah,” terang ia.
Sebelumnya ramai di media sosial bereda pengumuman dari RS. Bhayangkara dan RS. Provita yang mesti menutup sementara pelayanan pasien umum dan Covid-19, karena kekurangan tenaga kesehatan dan ruang perawatan penuh.(DIskominfoPapua)