Murad Ismail Tinjau Jembatan Waikaka dan Bicara Damai Dengan Warga Latu-Hualoy
AMALATU, LELEMUKU.COM – Gubernur Maluku, Murad Ismail, meninjau langsung kondisi jembatan Waikaka di Desa Tala, Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Rabu (12/8).
Akibat robohnya jembatan yang menjadi salah satu urat nadi jalan Trans Seram itu mengakibatkan terganggunya aktivitas warga, apalagi saat musim hujan, sungai yang meluap kerap membuat warga kesulitan melewati jembatan darurat.
“Karena status jalan pada jembatan ini adalah jalan nasional, sehingga saya juga datang bersama Kepala Balai Jalan untuk melihat langsung kondisi Jembatan Waikaka,” kata Murad.
Selain memboyong Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) XVI Maluku Satrio Sugeng Prayitno, Gubernur juga mengajak Kepala Dinas PU Provinsi Maluku M. Marasabessy, dan Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Maluku Muhammad Malawat.
Dengan menumpangi kapal Pemda Maluku, KM Siwalima, rombongan Gubernur tiba sekitar pukul 10.45 WIT, dan langsung menuju lokasi Jembatan Waikaka, didampingi Bupati SBB Yasin Payapo, Forkopimda SBB, dan OKP di lingkup Pemkab SBB.
Gubernur mengakui, akibat rusaknya Jembatan Waikaka, membuat masyarakat kesulitan. “Saya minta sebelum jembatan ini dibangun kembali, harus dibuatkan dulu jembatan darurat untuk mempermudah akses transportasi masyarakat,” katanya.
Gubernur meminta agar pekerjaan Jembatan Waikaka dapat segera diselesaikan karena menjadi urat nadi perhubungan darat di Pulau Seram.
“Jembatan Waikaka diperkirakan selesai dikerjakan sebelum bulan Mei 2021, agar bisa digunakan untuk kemudahan akses transportasi di Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku Tengah, dan Seram Bagian Timur,” katanya.
Usai meninjau Jembatan Waikaka, Gubernur menyempatkan waktu untuk melakukan dialog dengan pemerintah, unsur pemuda, tokoh agama, dan perwakilan masyarakat Hualoy, Tomalehu, dan Latu.
Gubernur berharap agar negeri Latu-Hualoy yang kerap bertikai, tidak lagi berkonflik. Untuk infrastruktur rumah dan sekolah yang rusak akibat konflik lalu, akan diperbaiki, termasuk juga membangun masjid di ketiga negeri.
“Jika mereka tidak lagi ribut, kita akan bangun sekolah, rumah yang terbakar akibat konflik, termasuk masjid,” kata Gubernur.
Dia menegaskan, andai proses pembangunan ketiga fasilitas publik itu sedang dilakukan, lalu kembali terjadi konflik, pemerintah tidak segan-segan menghentikan proses pengerjaan.
“Kalau sementara kita bangun, mereka masih bakalai (berkelahi, red) , kita berhentikan,” tegasnya.
Mengenai pembangunan tiga masjid di tiga desa yang pernah bertikai akan dibangun sama persis.
“Kita akan bangun ketiga masjid ini sama
persis modelnya. Tujuannya agar kedepan menjadi percontohan untuk daerah-daerah lain,” terang Gubernur.
Mantan Komandan Korps Brimob Polri ini mengaku, akan melibatkan konsultan gambar dalam merancang pembangunan masjid tersebut. Pihaknya juga akan memperbaiki gedung sekolah yang terletak di Tomalehu serta rumah warga yang terbakar serta mengalami kerusakan.
Untuk pembangunan, Gubernur mengaku akan dianggarkan melalui Balai dan Pemerintah Provinsi Maluku.
“Itu nanti akan dibiayai melalui bantuan langsung dari Balai dan Provinsi.
Kita tidak tunggu APBD Pemkab SBB karena terlalu lama, jadi kita segera selesaikan,” tandasnya. (HumasMaluku)