Noviarsano Manullang Buka Pengaruh COVID-19 Bagi Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2020 di Maluku
pada tanggal
11 Agustus 2020
AMBON, LELEMUKU.COM - Pandemi
COVID-19 menekan pertumbuhan ekonomi Maluku triwulan II-2020. Pertumbuhan
ekonomi Maluku triwulan II 2020 tercatat negatif 0,92% (yoy), turun dalam
dibandingkan dengan capaian triwulan I 2020 sebesar 4,01% (yoy). Perkembangan
ini tidak terlepas dari menurunnya aktivitas ekonomi di Provinsi Maluku sebagai
dampak kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah
penyebaran pandemi COVID-19. Namun demikian, kontraksi ekonomi Maluku pada
triwulan II 2020 masih lebih baik dibandingkan dengan kontraksi ekonomi
nasional yang sebesar negatif 5,32% (yoy).
Menurut Kepala Perwakilan Bank
Indonesia di Maluku, Noviarsano Manullang dari sisi pengeluaran, kontraksi
ekonomi Maluku utamanya disebabkan oleh kontraksi konsumsi. Konsumsi pemerintah
pada triwulan II 2020 mengalami kontraksi sebesar negatif 4,55% (yoy), jauh
lebih rendah dibandingkan dengan kinerja triwulan I 2020 sebesar 3,36% (yoy).
Kontraksi tersebut disebabkan oleh tertundanya realisasi belanja modal
Pemerintah Daerah di tengah pandemi COVID-19.
Dalam Triwulan II tersebut,
Pemerintah Daerah fokus dalam merealisasikan anggaran operasional dan realokasi
anggaran belanja antara lain untuk penguatan jaring keamanan sosial, pemberian
bantuan sosial, serta pembayaran biaya kesehatan untuk perawatan pasien
COVID-19.
Selanjutnya, konsumsi RT dan
konsumsi LNPRT juga mengalami kontraksi, masing-masing sebesar negatif 1,90%
(yoy) dan negatif 0,06% (yoy). Meluasnya penularan COVID-19 di Maluku serta
pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Ambon memberikan
andil terbesar terhadap turunnya permintaan masyarakat.
Selanjutnya, turunnya pendapatan
masyarakat menjadi faktor lain yang membatasi konsumsi masyarakat. Sementara,
kontraksi pada konsumsi LNPRT diakibatkan adanya pembatasan aktivitas sosial
dan keagamaan sepanjang triwulan II 2020.
Namun demikian, kinerja ekspor
luar negeri Maluku masih mencatatkan kinerja positif, yaitu tumbuh sebesar
1,57% (yoy). Tumbuhnya kinerja ekspor luar negeri Maluku pada triwulan II 2020
ditopang oleh tingginya ekspor hasil laut Maluku, yaitu komoditas udang,
mutiara dan ikan olahan. Ekspor udang dari Maluku terpantau terus mengalami
peningkatan yang signifikan seiring dengan meningkatnya permintaan dari
Tiongkok.
Dari sisi Lapangan Usaha (LU),
kontraksi ekonomi Maluku utamanya disebabkan oleh kontraksi pada LU
transportasi dan pergudangan; LU penyediaan akomodasi, makanan, dan minuman;
serta LU perdagangan. LU transportasi dan pergudangan tercatat mengalami
kontraksi sebesar negatif 17,97% (yoy), sejalan dengan turunnya permintaan
masyarakat terhadap jasa transportasi akibat pemberlakukan pembatasan sosial di
Maluku.
Kemudian, pembatasan sosial juga
menyebabkan turunnya jumlah wisatawan asing dan wisatawan domestik ke Maluku,
dan menyebabkan LU penyediaan akomodasi, makanan, dan minuman mengalami
kontraksi sebesar negatif 11,88% (yoy).
Beberapa pelaku usaha akomodasi
perhotelan dan rumah makan memutuskan untuk menghentikan aktivitas bisnisnya
akibat rendahnya permintaan. LU perdagangan turut mengalami kontraksi sebesar
negatif 4,23% (yoy) akibat menurunnya permintaan masyarakat pada triwulan II
2020. Selama masa pandemi COVID-19, sebagian besar masyarakat cenderung
membatasi konsumsi hanya pada kebutuhan pokok saja.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Maluku memprakirakan ekonomi Maluku akan segera membaik seiring dengan
upaya Pemerintah Daerah dan stakeholder terkait untuk menangani pandemi
COVID-19. Ekonomi Maluku pada triwulan III 2020 diperkirakan mulai membaik,
meskipun masih akan dibayangi oleh dampak COVID-19 yang membatasi konsumsi
masyarakat. (BIMaluku)