Setya Utama Ungkap Alasan Panitia HUt RI Ubah Rencana Peringatan Kemerdekaan RI Tahun 2020
pada tanggal
06 Agustus 2020
JAKARTA PUSAT, LELEMUKU.COM - Rangkaian acara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia selalu dinantikan oleh seluruh bangsa Indonesia, tak terkecuali tahun ini di usia ke-75 tahun. Jauh sebelum pandemi Covid-19, pemerintah pun telah menyiapkan kemeriahan pada ajang besar HUT ke-75 RI ini.
Dalam acara Konferensi Pers Terkait Peringatan HUT ke-75 Republik Indonesia yang digelar di Kantor Presiden, Jakarta, pada Kamis, 6 Agustus 2020, Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara Setya Utama menyebut bahwa pandemi Covid-19 membuat panitia mengubah rencana peringatan HUT ke-75 kemerdekaan RI.
"Saya ingin menyampaikan bahwa sebetulnya jauh-jauh hari sebelum pandemi Covid-19 ini kita sudah menyiapkan sebuah acara besar di event besar 75 tahun kemerdekaan Republik Indonesia ini, lebih dari biasanya, dan juga kami akan mengadakan karnaval di minggu berikutnya setelah acara di Istana pada tanggal 17 yang akan dihadiri oleh puluhan negara-negara sahabat waktu itu," ujar Setya Utama.
"Tapi kemudian malang tidak dapat kita tolak, sehingga kita harus mengganti rencana itu dengan rencana lain yang kita sesuaikan dengan suasana saat ini, yaitu masih adanya pandemi Covid-19 ini," tambahnya.
Panitia penyelenggara HUT ke-75 RI pun bersepakat untuk melakukan acara dengan lebih banyak dilakukan secara daring (online). Meskipun demikian, upacara peringatan detik-detik proklamasi akan tetap dilakukan di Istana secara sangat terbatas.
"Pertama akan tetap ada peringatan 17 Agustus di Istana yang diikuti oleh kementerian/lembaga dan juga daerah serta perwakilan Indonesia di luar negeri melalui online dan juga akan ada event-event kreatif. Untuk event-event kreatif ini nanti akan ada di media-media massa dan media-media online yang akan dipimpin oleh Pak Menpar," paparnya.
Untuk pemerintah daerah dan kementerian/lembaga, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menambahkan bahwa upacara peringatan HUT kemerdekaan tahun ini dilakukan sedikit berbeda bagi daerah. Selain tetap melaksanakan upacara secara fisik di tempatnya masing-masing, tiap kepala daerah juga wajib mengikuti upacara di Istana secara daring.
"Memang agak berbeda kali ini, di mana para menteri, gubernur, wali kota, dan bupati melakukan upacara masing-masing di kantornya masing-masing seperti biasa tahun lalu, tetapi menyesuaikan dengan kondisi Covid-19, artinya sangat terbatas. Ditambah beliau-beliau ini wajib mengikuti upacara yang dilaksanakan di Istana. Jadi kalau kalimat sederhananya beliau dua kali melakukan upacara," jelas Heru.
Dengan mengusung tema besar "Indonesia Maju", Setya Utama berharap di usia yang ke 75 tahun ini Indonesia sudah menjadi negara maju dari sisi ekonomi, sosial, politik, dan lain-lain. Meskipun tidak dapat melakukan upacara peringatan seperti tahun-tahun sebelumnya, Setya Utama berharap peringatan HUT ke-75 RI ini bisa tetap terasa kemeriahan dan kekhidmatannya.
"Meskipun kita tidak dapat mengadakan peringatan secara offline, tetapi secara online dengan melalui media yang ada, kita optimalkan supaya tetap meriah, sederhana karena dalam suasana seperti ini, tapi bisa dirasakan kekhidmatannya, kemeriahannya, dan pesan-pesan tentang patriotisme dari pendahulu-pendahulu kita yang telah berjuang untuk menegakkan dan mencapai kemerdekaan. Saya kira kita tetap harus ke sana," pungkas Setya Utama. (Kemensetneg)
Dalam acara Konferensi Pers Terkait Peringatan HUT ke-75 Republik Indonesia yang digelar di Kantor Presiden, Jakarta, pada Kamis, 6 Agustus 2020, Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara Setya Utama menyebut bahwa pandemi Covid-19 membuat panitia mengubah rencana peringatan HUT ke-75 kemerdekaan RI.
"Saya ingin menyampaikan bahwa sebetulnya jauh-jauh hari sebelum pandemi Covid-19 ini kita sudah menyiapkan sebuah acara besar di event besar 75 tahun kemerdekaan Republik Indonesia ini, lebih dari biasanya, dan juga kami akan mengadakan karnaval di minggu berikutnya setelah acara di Istana pada tanggal 17 yang akan dihadiri oleh puluhan negara-negara sahabat waktu itu," ujar Setya Utama.
"Tapi kemudian malang tidak dapat kita tolak, sehingga kita harus mengganti rencana itu dengan rencana lain yang kita sesuaikan dengan suasana saat ini, yaitu masih adanya pandemi Covid-19 ini," tambahnya.
Panitia penyelenggara HUT ke-75 RI pun bersepakat untuk melakukan acara dengan lebih banyak dilakukan secara daring (online). Meskipun demikian, upacara peringatan detik-detik proklamasi akan tetap dilakukan di Istana secara sangat terbatas.
"Pertama akan tetap ada peringatan 17 Agustus di Istana yang diikuti oleh kementerian/lembaga dan juga daerah serta perwakilan Indonesia di luar negeri melalui online dan juga akan ada event-event kreatif. Untuk event-event kreatif ini nanti akan ada di media-media massa dan media-media online yang akan dipimpin oleh Pak Menpar," paparnya.
Untuk pemerintah daerah dan kementerian/lembaga, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menambahkan bahwa upacara peringatan HUT kemerdekaan tahun ini dilakukan sedikit berbeda bagi daerah. Selain tetap melaksanakan upacara secara fisik di tempatnya masing-masing, tiap kepala daerah juga wajib mengikuti upacara di Istana secara daring.
"Memang agak berbeda kali ini, di mana para menteri, gubernur, wali kota, dan bupati melakukan upacara masing-masing di kantornya masing-masing seperti biasa tahun lalu, tetapi menyesuaikan dengan kondisi Covid-19, artinya sangat terbatas. Ditambah beliau-beliau ini wajib mengikuti upacara yang dilaksanakan di Istana. Jadi kalau kalimat sederhananya beliau dua kali melakukan upacara," jelas Heru.
Dengan mengusung tema besar "Indonesia Maju", Setya Utama berharap di usia yang ke 75 tahun ini Indonesia sudah menjadi negara maju dari sisi ekonomi, sosial, politik, dan lain-lain. Meskipun tidak dapat melakukan upacara peringatan seperti tahun-tahun sebelumnya, Setya Utama berharap peringatan HUT ke-75 RI ini bisa tetap terasa kemeriahan dan kekhidmatannya.
"Meskipun kita tidak dapat mengadakan peringatan secara offline, tetapi secara online dengan melalui media yang ada, kita optimalkan supaya tetap meriah, sederhana karena dalam suasana seperti ini, tapi bisa dirasakan kekhidmatannya, kemeriahannya, dan pesan-pesan tentang patriotisme dari pendahulu-pendahulu kita yang telah berjuang untuk menegakkan dan mencapai kemerdekaan. Saya kira kita tetap harus ke sana," pungkas Setya Utama. (Kemensetneg)