BMKG Pastikan Gempa Bumi 5,6 di Utara MBD dan Tanimbar Tidak Berpotensi Tsunami
pada tanggal
17 September 2020
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat memastikan gempa bumi tektonik yang terjadi pada Kamis, 17 September 2020 pukul 17.32.26 WIB wilayah Laut Banda, tidak berpotensi tsunami.
Menurut rilis yang diterima, hasil analisis BMKG menyatakan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo Mw=5,7. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 6,96 LS dan 129,55 BT , atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 232 km arah Barat Laut Kota Saumlaki, Maluku pada kedalaman 197 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi di Lempeng Laut Banda. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan sesar naik atau Thrust Fault.
Guncangan gempabumi ini dirasakan di daerah Saumlaki II MMI yang dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Meski demikian hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.
BMKG juga menyatakan, berdasar pada hasil monitoring selanjutnya, belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan atau aftershock di kawasan Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) dan Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku.
"Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah," tulis rilis tersebut. (Laura Sobuber)
Menurut rilis yang diterima, hasil analisis BMKG menyatakan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo Mw=5,7. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 6,96 LS dan 129,55 BT , atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 232 km arah Barat Laut Kota Saumlaki, Maluku pada kedalaman 197 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi di Lempeng Laut Banda. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan sesar naik atau Thrust Fault.
Guncangan gempabumi ini dirasakan di daerah Saumlaki II MMI yang dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Meski demikian hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.
BMKG juga menyatakan, berdasar pada hasil monitoring selanjutnya, belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan atau aftershock di kawasan Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) dan Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku.
"Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah," tulis rilis tersebut. (Laura Sobuber)