Inilah Pidato Presiden Guinea-Bissau, Úmaro Sissoco Embaló di Debat Umum PBB ke 75
pada tanggal
25 September 2020
NEW YORK, LELEMUKU.COM - Úmaro Sissoco Embaló, Presiden Republik Guinea-Bissau saat berbicara dalam sesi ke-75 Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Kamis, 24 September 2020, di markas besar PBB di New York mengatakan penanganan pandemi oleh semua pihak di seluruh dunia berfungsi sebagai seruan untuk membangunkan global, yang menunjukkan bahwa pendekatan kolektif sangat diperlukan.
"Dengan peringatan tujuh puluh lima tahun berdirinya Perserikatan Bangsa-Bangsa, Negara-negara sekarang harus bekerja untuk menghidupkan kembali nilai-nilainya guna mewujudkan Organisasi yang sesuai untuk menghadapi tantangan global," kata dia dengan mengatakan pendekatan kolektif ini termasuk juga dalam mencapai tujuan Agenda 2030.
Selanjutnya ia menyatakan kemerdekaan Guinea ‑ Bissau pada 46 tahun yang lalu adalah satu dengan pengorbanan besar, dan sejak itu negaranya telah bekerja dengan mitra untuk mengatasi tantangan nasional. Namun, karena mandat Kantor Pembangunan Perdamaian Terpadu Perserikatan Bangsa-Bangsa di Guinea ‑ Bissau (UNIOGBIS) akan segera berakhir, dia mengatakan dukungan berkelanjutan sangat penting untuk terus memajukan pencapaian demi kepentingan penduduk.
"Pemerintah sedang bekerja untuk membangun kembali Guinea ‑ Bissau untuk menjamin masa depan yang lebih baik bagi generasi berikutnya. Namun, negara-negara yang rapuh lainnya seperti menghadapi masalah unik yang diperburuk oleh pandemi," kata dia.
Sebagai cerminan dari lanskap perdagangan global, dia mengatakan ekonomi Guinea ‑ Bissau telah merasakan dampaknya, termasuk ekspor kacang mete yang sangat terpengaruh.
Menyoroti perhatian dan pencapaian nasional lainnya, dia mengatakan Guinea ‑ Bissau bekerja untuk mengurangi gas rumah kaca dan merupakan mitra aktif dalam mengatasi masalah perubahan iklim.
"Upaya juga sedang dilakukan untuk mengatasi ketidaksetaraan gender, dengan banyak perempuan sekarang memainkan peran kunci dalam pembangunan perdamaian. Pemuda juga terlibat dalam proses perdamaian dan mendapatkan keuntungan dari investasi dalam pendidikan," kata dia.
Beralih ke masalah global, dia mengatakan embargo di negara tertentu tidak membantu. Mengutip banyak upaya internasional Kuba untuk memberikan bantuan selama pandemi, dia meminta Amerika Serikat untuk mencabut embargo terhadap negara tersebut.
Di Timur Tengah, dia berharap masalah Palestina bisa diselesaikan dengan damai, dengan rakyat Palestina memiliki Negara sendiri, berdasarkan perbatasan yang disepakati.
Dalam hal multilateralisme, dia mengatakan Negara harus bekerja sama untuk memajukan kesejahteraan dan kemajuan semua bangsa dan semua orang, katanya, menyelaraskan delegasinya dengan posisi "Kelompok 77" negara berkembang dan China. (PBB)