Inilah Pidato Presiden Indonesia, Joko Widodo Saat Berbicara di Debat Umum PBB ke 75
pada tanggal
23 September 2020
NEW YORK, LELEMUKU.COM - Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia, memberikan sambutan dalam debat umum Sidang ke-75 Sidang Umum PBB di New York, Selasa 23 September 2020 waktu setempat.
Presiden Joko Widodo menyerukan agar PBB senantiasa berbenah diri, melakukan reformasi, revitalisasi, dan efisiensi. Menurutnya, PBB harus dapat membuktikan bahwa multilateralisme itu menghasilkan, termasuk pada saat terjadinya krisis.
"PBB harus lebih responsif dan efektif dalam menyelesaikan berbagai tantangan global. Dan kita semua memiliki tanggung jawab untuk terus memperkuat PBB agar PBB tetap relevan dan semakin kontributif, sejalan dengan tantangan zaman," kata Presiden
"PBB bukanlah sekadar sebuah gedung di kota New York, tapi sebuah cita-cita dan komitmen bersama seluruh bangsa untuk mencapai perdamaian dunia dan kesejahteraan bagi generasi penerus. Indonesia memiliki keyakinan yang tidak tergoyahkan terhadap PBB dan multilateralisme. Multilateralisme adalah satu-satunya jalan yang dapat memberikan kesetaraan,"
Ia mendorong agar kepemimpinan global kolektif harus diperkuat. Dalam hubungan antarnegara dan internasional, setiap negara selalu memperjuangkan kepentingan nasionalnya. Namun, Presiden Jokowi mengingatkan bahwa semua negara memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi menjadi bagian dari solusi bagi perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan dunia.
"Kita harus bekerja sama untuk memastikan bahwa semua negara mendapatkan akses setara terhadap vaksin yang aman dan dengan harga terjangkau. Untuk jangka yang lebih panjang, tata kelola ketahanan kesehatan dunia harus lebih diperkuat. Ketahanan kesehatan dunia yang berbasis pada ketahanan kesehatan nasional akan menjadi penentu masa depan dunia," paparnya.
Dari sisi ekonomi, Presiden Joko Widodo memandang bahwa reaktivasi kegiatan ekonomi secara bertahap harus mulai dilakukan dengan melakukan koreksi terhadap kelemahan-kelemahan global supply chain yang ada saat ini. Aktivasi ekonomi harus memprioritaskan kesehatan warga dunia.
Jokowi mengatakan konflik, kemiskinan, dan kelaparan yang dirasakan di berbagai belahan dunia tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Piagam PBB dan hukum internasional, termasuk penghormatan terhadap integritas wilayah.
"Indonesia akan terus memainkan peran sebagai bagian dari solusi. Spirit kerja sama akan selalu dikedepankan Indonesia, spirit yang menguntungkan semua pihak tanpa meninggalkan satu negara pun. No one, no country should be left behind. Palestina adalah satu-satunya negara yang hadir di Konferensi Bandung yang sampai sekarang belum menikmati kemerdekaannya. Indonesia terus konsisten memberikan dukungan bagi Palestina untuk mendapatkan hak-haknya," ungkapnya.
Pernyataan tersebut disampaikan dengan mengacu pada Dasa Sila Bandung yang merupakan hasil pertemuan Konferensi Asia Afrika.
"Hingga kini prinsip Dasa Sila Bandung masih sangat relevan, termasuk penyelesaian perselisihan secara damai, pemajuan kerja sama dan penghormatan terhadap hukum internasional. Di kawasan kami sendiri, bersama negara ASEAN lainnya, Indonesia akan terus menjaga Asia Tenggara... sebagai kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera." (PBB)