Janji Karantina di Darat Tidak Dipenuhi, Puluhan Penumpang Kapal Sabuk Nusantara 34 Lompat dari Kapal
pada tanggal
05 September 2020
SAUMLAKI, LELEMUKU.COM - Akibat tidak terpenuhinya janji Sekda Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, Ruben Benharvioto Morolkossu yang akan segera melakukan karantina di darat setelah pihak kesehatan dari Ambon melakukan tes swab kepada para penumpang KM Sabuk Nusantara (Sanus) 34 saat kapal tersebut ditandu dari laut ke pelabuhan Ferry Saumlaki, sekitar 30 lebih orang melompat dari atas kapal.
Aksi yang terjadi pada Jumat 4 September 2020 petang hingga malam hari ini dilakukan secara bergiliran oleh puluhan pria dan anak muda yang berada di atas kapal yang telah dilarang untuk menurunkan penumpangnya sejak Rabu (2/9/2020).
Segelintir melompat ke air laut, sementara penumpang lainnya melompat ke ujung dermaga Ferry dan menunggu kedatangan para petugas yang menjaga lokasi tersebut dari kejauhan.
Menurut salah satu penumpang, Samuel Masela, aksi tersebut dilakukan karena mereka mengeluhkan kondisi pemberlakuan karantina yang diterapkan Gugus Tugas (Gustu) COVID-19 Tanimbar yang terkesan mengabaikan protokol kesehatan, sebab para penumpang dibiarkan tinggal diatas kapal yang tidak layak untuk dijadikan sebagai lokasi karantina dan tidak ada ruang untuk menjaga jarak.
"Sementara kondisi diatas kapal tidak layak untuk ditempati. Kami tidur saja berdesakan, dan dalam kondisi kepanasan dan terkena angin laut, bagaimana kami bisa sehat dalam kondisi seperti ini," ujar dia pada Jumat (4/8/2020).
Ia juga mengatakan para penumpang mengeluhkan upaya penanganan COVID-19 di Tanimbar yang tidak memperhatikan kondisi kesehatan dan kebersihan diatas kapal tersebut.
"Ada ibu hamil dan anak-anak diatas kapal ini, mereka menangis karena kondisi kapal yang panas dan penuh dengan banyak orang," ujar Masela.
Menurut penumpang lainnya, Helmy aksi turun ini dilakukan agar pemerintah dapat memberikan perhatian terhadap kondisi kesehatan para penumpang yang dikarantina diatas kapal tersebut.
"Kami lakukan aksi dengan turun ke pelabuhan karena kami sebagai penumpang sudah sangaat merasa sengsara dikarantinakan diatas kapal. Janji wakil gugus tugas kepulauan tanimbar bahwa hari ini penumpang boleh diturunkan dan penumpang lanjutan boleh lanjutkan perjalanan. Nyatanya sampai hari ini kami terombang-ambing tanpa kepastian, kami hanya minta dipulangkan ke daerah kami," tutur dia.
Selanjutnya keluhan lainnya diungkapkan Ode, penumpang lainnya, dikatakan bantuan dari Pemkab Tanimbar kepada para penumpang diatas kapal sendiri dinilai tidak maksimal. Meski mereka diberikan cukup makan berupa Nasi Ayam sebanyak 3 kali sehari, namun mereka tidak disediakan air minum mineral yang cukup.
Selain itu jatah air pasokan dari 16 truk yang disuplai ke kapal tersebut sejak 3 hari yang lalu tidak dapat memenuhi kebutuhan seluruh penumpang.
"Sebagian besar penumpang tidak dapat mandi dan buang air. Mereka harus lama mengantri, sebab air dijatah dan sedikit sekali air mengalir. Akhirnya toilet penuh dengan kotoran yang tidak dapat dibersihkan," ujar dia.
Sementara itu orang tua lanjut usia dan anak-anak juga masih berada diatas kapal tersebut. Banyak dari mereka yang alami batuk dan panas karena kondisi kapal yang pengap dan panas.
Sebelumnya pada Rabu 2 September 2020 para petugas kesehatan dan petugas di kapal memastikan bahwa para penumpang dapat turun dan dikarantina didarat setelah kapal bersandar di pelabuhan Saumlaki Mereka menyatakan mereka telah diberitahu oleh pemerintah daerah bahwa mereka tidak akan dibiarkan berada diatas kapal.
Selanjutnya pada Kamis 3 September 2020 siang, Plt Sekda Tanimbar, Ruben Moriolkosu menyatakan pemerintah telah menyiapkan tempat karantina dan akan melakukan pemindahan penumpang pada hari Jumat 4 September.
Mereka juga akan memberikan pelayanan makan, minum dan pemeriksaan kesehatan kepada para penumpang hingga hasil tes swab keluar.
Moriolkosu juga meminta pengertian para penumpang untuk bersabar dan menahan diri sampai hasil tes swab keluar sambil Gustu mempersiapkan proses evakuasi.
"Penumpang lanjutan ke Maluku Barat Daya juga harap bersabar sebab setelah hasil swab keluar penumpang di Saumlaki akan turun dan kapal akan melanjutkan perjalanan ke MBD," kata dia.
Kapal itu sendiri tertahan lantaran satu penumpang yang berlayar dari Ambon menuju Saumlaki sesuai hasil pemeriksaan Pollymerase Chain Reaction (PCR) COVID-19 dikeluarkan oleh Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit (BTKL PP) kelas II Ambon menyatakan pasien AS (28) positiv SARS CoV-2.
Koordinator Bidang Administrasi gugus tugas penanganan dan pencegahan COVID-19 Tanimbar, dr. Theodorus Resiloy membenarkan saat ini pasien tersebut beserta dua orang saudaranya telah diisolasi di Puskesmas Lorulun. Langkah itu diambil gustu setempat, pasca mendapat hasil pemeriksaan yang dikeluarkan oleh laboratorium kesehatan di Ambon.
"Hasil swabnya telah keluar tanggal 25 Agustus kemarin. Sedangkan bersangkutan sudah berada di kapal dan sementara melakukan perjalanan laut ke Saumlaki," tandas dia di ruang kerjanya pada Kamis 3 September 2020.
Gustu Tanimbar pun rapat dan mengambil keputusan bersama untuk tidak mengijinkan para penumpang tersebut turun dari kapal. Kemudian, gustu juga melakukan koordinasi cepat dengan Pemerintah Provinsi Maluku agar mendatangkan tenaga medis khusus untuk melakukan Swab terhadap 223 penumpang yang sementara berada di kapal.
"Kami mengambil keputusan ini dengan mempertimbangkan faktor kemanusiaannya. Karena pemprov juga tidak bersedia menerima penumpang kapal ini jika harus kembali ke Ambon. Sehingga tidak ada cara lain, hanya dengan datangkan petugas untuk ambil Swab mereka," ungkap Resiloy.
Empat orang tenaga medis dari provinsi telah melakukan pengambilan Swab bagi ratusan penumpang tersebut di kapal hingga Kamis (03/09/2020). Dengan demikian, diperkirakan hasil Swab bagi ratusan orang tersebut barulah keluar pada pekan depan, Senin (07/09/2020).
Dokter Theo yang juga menjabat Sekretaris Dinas Kesehatan ini mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan menunggu hasil swab-nya diumumkan. Jika terjadi penambahan hasil yang positif, maka gustu telah menyiapkan protab penanganannya. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) PP Magrety telah siap menampung pasien positif COVID-19 sebagai rumah sakit rujukan. (Albert Batlayeri)
Aksi yang terjadi pada Jumat 4 September 2020 petang hingga malam hari ini dilakukan secara bergiliran oleh puluhan pria dan anak muda yang berada di atas kapal yang telah dilarang untuk menurunkan penumpangnya sejak Rabu (2/9/2020).
Segelintir melompat ke air laut, sementara penumpang lainnya melompat ke ujung dermaga Ferry dan menunggu kedatangan para petugas yang menjaga lokasi tersebut dari kejauhan.
Menurut salah satu penumpang, Samuel Masela, aksi tersebut dilakukan karena mereka mengeluhkan kondisi pemberlakuan karantina yang diterapkan Gugus Tugas (Gustu) COVID-19 Tanimbar yang terkesan mengabaikan protokol kesehatan, sebab para penumpang dibiarkan tinggal diatas kapal yang tidak layak untuk dijadikan sebagai lokasi karantina dan tidak ada ruang untuk menjaga jarak.
"Sementara kondisi diatas kapal tidak layak untuk ditempati. Kami tidur saja berdesakan, dan dalam kondisi kepanasan dan terkena angin laut, bagaimana kami bisa sehat dalam kondisi seperti ini," ujar dia pada Jumat (4/8/2020).
Ia juga mengatakan para penumpang mengeluhkan upaya penanganan COVID-19 di Tanimbar yang tidak memperhatikan kondisi kesehatan dan kebersihan diatas kapal tersebut.
"Ada ibu hamil dan anak-anak diatas kapal ini, mereka menangis karena kondisi kapal yang panas dan penuh dengan banyak orang," ujar Masela.
Menurut penumpang lainnya, Helmy aksi turun ini dilakukan agar pemerintah dapat memberikan perhatian terhadap kondisi kesehatan para penumpang yang dikarantina diatas kapal tersebut.
"Kami lakukan aksi dengan turun ke pelabuhan karena kami sebagai penumpang sudah sangaat merasa sengsara dikarantinakan diatas kapal. Janji wakil gugus tugas kepulauan tanimbar bahwa hari ini penumpang boleh diturunkan dan penumpang lanjutan boleh lanjutkan perjalanan. Nyatanya sampai hari ini kami terombang-ambing tanpa kepastian, kami hanya minta dipulangkan ke daerah kami," tutur dia.
Selanjutnya keluhan lainnya diungkapkan Ode, penumpang lainnya, dikatakan bantuan dari Pemkab Tanimbar kepada para penumpang diatas kapal sendiri dinilai tidak maksimal. Meski mereka diberikan cukup makan berupa Nasi Ayam sebanyak 3 kali sehari, namun mereka tidak disediakan air minum mineral yang cukup.
Selain itu jatah air pasokan dari 16 truk yang disuplai ke kapal tersebut sejak 3 hari yang lalu tidak dapat memenuhi kebutuhan seluruh penumpang.
"Sebagian besar penumpang tidak dapat mandi dan buang air. Mereka harus lama mengantri, sebab air dijatah dan sedikit sekali air mengalir. Akhirnya toilet penuh dengan kotoran yang tidak dapat dibersihkan," ujar dia.
Sementara itu orang tua lanjut usia dan anak-anak juga masih berada diatas kapal tersebut. Banyak dari mereka yang alami batuk dan panas karena kondisi kapal yang pengap dan panas.
Sebelumnya pada Rabu 2 September 2020 para petugas kesehatan dan petugas di kapal memastikan bahwa para penumpang dapat turun dan dikarantina didarat setelah kapal bersandar di pelabuhan Saumlaki Mereka menyatakan mereka telah diberitahu oleh pemerintah daerah bahwa mereka tidak akan dibiarkan berada diatas kapal.
Selanjutnya pada Kamis 3 September 2020 siang, Plt Sekda Tanimbar, Ruben Moriolkosu menyatakan pemerintah telah menyiapkan tempat karantina dan akan melakukan pemindahan penumpang pada hari Jumat 4 September.
Mereka juga akan memberikan pelayanan makan, minum dan pemeriksaan kesehatan kepada para penumpang hingga hasil tes swab keluar.
Moriolkosu juga meminta pengertian para penumpang untuk bersabar dan menahan diri sampai hasil tes swab keluar sambil Gustu mempersiapkan proses evakuasi.
"Penumpang lanjutan ke Maluku Barat Daya juga harap bersabar sebab setelah hasil swab keluar penumpang di Saumlaki akan turun dan kapal akan melanjutkan perjalanan ke MBD," kata dia.
Kapal itu sendiri tertahan lantaran satu penumpang yang berlayar dari Ambon menuju Saumlaki sesuai hasil pemeriksaan Pollymerase Chain Reaction (PCR) COVID-19 dikeluarkan oleh Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit (BTKL PP) kelas II Ambon menyatakan pasien AS (28) positiv SARS CoV-2.
Koordinator Bidang Administrasi gugus tugas penanganan dan pencegahan COVID-19 Tanimbar, dr. Theodorus Resiloy membenarkan saat ini pasien tersebut beserta dua orang saudaranya telah diisolasi di Puskesmas Lorulun. Langkah itu diambil gustu setempat, pasca mendapat hasil pemeriksaan yang dikeluarkan oleh laboratorium kesehatan di Ambon.
"Hasil swabnya telah keluar tanggal 25 Agustus kemarin. Sedangkan bersangkutan sudah berada di kapal dan sementara melakukan perjalanan laut ke Saumlaki," tandas dia di ruang kerjanya pada Kamis 3 September 2020.
Gustu Tanimbar pun rapat dan mengambil keputusan bersama untuk tidak mengijinkan para penumpang tersebut turun dari kapal. Kemudian, gustu juga melakukan koordinasi cepat dengan Pemerintah Provinsi Maluku agar mendatangkan tenaga medis khusus untuk melakukan Swab terhadap 223 penumpang yang sementara berada di kapal.
"Kami mengambil keputusan ini dengan mempertimbangkan faktor kemanusiaannya. Karena pemprov juga tidak bersedia menerima penumpang kapal ini jika harus kembali ke Ambon. Sehingga tidak ada cara lain, hanya dengan datangkan petugas untuk ambil Swab mereka," ungkap Resiloy.
Empat orang tenaga medis dari provinsi telah melakukan pengambilan Swab bagi ratusan penumpang tersebut di kapal hingga Kamis (03/09/2020). Dengan demikian, diperkirakan hasil Swab bagi ratusan orang tersebut barulah keluar pada pekan depan, Senin (07/09/2020).
Dokter Theo yang juga menjabat Sekretaris Dinas Kesehatan ini mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan menunggu hasil swab-nya diumumkan. Jika terjadi penambahan hasil yang positif, maka gustu telah menyiapkan protab penanganannya. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) PP Magrety telah siap menampung pasien positif COVID-19 sebagai rumah sakit rujukan. (Albert Batlayeri)