Jeruk Organik ‘Muda Ranminat’ Fordata Banyak Diminati Warga Saumlaki
pada tanggal
05 September 2020
SAUMLAKI, LELEMUKU.COM – Salah satu penjual buah jeruk manis organik yang dalam bahasa Fordata disebut ‘Muda Ranminat’, Semmy Warwuru mengatakan dagangannya tersebut sangat diminati warga Saumlaki di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku.
“Saat ini memang waktunya panen jeruk lemon manis ini, hampir semua orang satu Pulau Fordata saat ini yang jualan jeruk di Saumlaki karena cuma di Fordata saja yang punya jeruk. Kami banyak yang jualan, ada yang jual di depan satos dan pertokoan,” kata dia sambil mendagangkan jualan depan Pelabuhan Saumlaki, Kecamatan Tanimbar Selatan (Tansel) kepada Lelemuku.com pada Jumat (05/09/2020).
Warwuru yang merupakan warga Desa Adodo, Kecamatan Fordata itu mengungkapkan jika dirinya bersama keluarga mempunyai sekitar 15 pohon jeruk dan satu pohon jeruk bisa menghasilkan 8 keranjang.
Kedatangannya ke Saumlaki adalah kali kedua untuk menjual dengan membawa 67 keranjang. Sebelumnya di bulan Agustus lalu dirinya sudah berhasil menjual sebanyak 30 keranjang. Ia menjual jeruk dengan harga Rp10 ribu per tumbuk jumlah empat buah dan Rp300 ribu per keranjang.
Ia menyebutkan untuk menanam buah tersebut masyarakat Fordata sama sekali tidak menggunakan pupuk kimia, sehingga terasa sangat manis alami dan segar saat dimakan.
“Ini sudah hari ketiga kami berjualan, sebelumnya karena kampung kami jauh, kami harus membawa jeruk ini dengan menyeberang lautan menggunakan motor laut ke Larat. Kemudian dari Larat ke Saumlaki mencarter mobil dengan biaya Rp.1.500.000,” ungkapnya.
Warwuru menambahkan sesuai siklus tumbuhnya pada bulan Desember jeruk akan mulai berbunga hingga April sudah mulai berbuah. Selanjutnya bulan Agustus dan September adalah waktunya untuk dipanen.
Ia mengajak seluruh warga Saumlaki untuk membeli dagangannya bersama penjual jeruk lainnya. Buah jeruk dagangannya saat ini sebanyak 10 keranjang.
“Mari pemerintah dan masyarakat Tanimbar bisa datang dan beli untuk membantu kami, karena bulan-bulan ini memang musimnya. Mari kita sama-sama menikmati buah jeruk asli dari Tanimbar tanpa beli dari luar daerah lagi,” Ajak dia. (Laura Sobuber)
“Saat ini memang waktunya panen jeruk lemon manis ini, hampir semua orang satu Pulau Fordata saat ini yang jualan jeruk di Saumlaki karena cuma di Fordata saja yang punya jeruk. Kami banyak yang jualan, ada yang jual di depan satos dan pertokoan,” kata dia sambil mendagangkan jualan depan Pelabuhan Saumlaki, Kecamatan Tanimbar Selatan (Tansel) kepada Lelemuku.com pada Jumat (05/09/2020).
Warwuru yang merupakan warga Desa Adodo, Kecamatan Fordata itu mengungkapkan jika dirinya bersama keluarga mempunyai sekitar 15 pohon jeruk dan satu pohon jeruk bisa menghasilkan 8 keranjang.
Kedatangannya ke Saumlaki adalah kali kedua untuk menjual dengan membawa 67 keranjang. Sebelumnya di bulan Agustus lalu dirinya sudah berhasil menjual sebanyak 30 keranjang. Ia menjual jeruk dengan harga Rp10 ribu per tumbuk jumlah empat buah dan Rp300 ribu per keranjang.
Ia menyebutkan untuk menanam buah tersebut masyarakat Fordata sama sekali tidak menggunakan pupuk kimia, sehingga terasa sangat manis alami dan segar saat dimakan.
“Ini sudah hari ketiga kami berjualan, sebelumnya karena kampung kami jauh, kami harus membawa jeruk ini dengan menyeberang lautan menggunakan motor laut ke Larat. Kemudian dari Larat ke Saumlaki mencarter mobil dengan biaya Rp.1.500.000,” ungkapnya.
Warwuru menambahkan sesuai siklus tumbuhnya pada bulan Desember jeruk akan mulai berbunga hingga April sudah mulai berbuah. Selanjutnya bulan Agustus dan September adalah waktunya untuk dipanen.
Ia mengajak seluruh warga Saumlaki untuk membeli dagangannya bersama penjual jeruk lainnya. Buah jeruk dagangannya saat ini sebanyak 10 keranjang.
“Mari pemerintah dan masyarakat Tanimbar bisa datang dan beli untuk membantu kami, karena bulan-bulan ini memang musimnya. Mari kita sama-sama menikmati buah jeruk asli dari Tanimbar tanpa beli dari luar daerah lagi,” Ajak dia. (Laura Sobuber)