Menderita Diatas Kapal, Penumpang KM Sabuk Nusantara 34 Minta Lakukan Karantina di Darat
pada tanggal
04 September 2020
SAUMLAKI, LELEMUKU.COM - 223 penumpang KMP Sabuk Nusantara (Sanus) meminta pemerintah Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku agar dapat melakukan karantina di darat, pasca mereka dilarang turun dari atas kapal yang telah bersandar di Dermaga Pelabuhan Ferry, Saumlaki.
Menurut salah satu penumpang bernama Samuel Masela, melalui videonya di media sosial, mereka merasa menderita akibat kapal yang mereka tumpangi telah dilarang untuk menurunkan penumpang pasca seorang penumpang atas nama AS dinyatakan positif COVID-19 berdasarkan hasil tes usap oleh tim medis di Ambon pada 19 Agustus 2020.
Mereka mengharapkan agar pola karantina yang dilakukan pemerintah terhadap 123 penumpang yang akan turun di Saumlaki dan 101 penumpang yang turun di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) dapat sesuai dengan protokol kesehatan dengan menurunkan para penumpang dan menempatkan mereka di lokasi yang telah disiapkan Gugus Tugas COVID-19 Tanimbar, sehingga tidak ada lagi korban akibat covid di kapal tersebut.
"Kami hanya ingin dikarantina di darat," ujarnya seperti dikutip pada Jumat 4 September 2020.
Ia juga menunjukkan kondisi para penumpang yang mengeluhkan upaya penanganan COVID-19 di Tanimbar yang tidak memperhatikan kondisi kesehatan dan kebersihan diatas kapal tersebut.
"Ada ibu hamil dan anak-anak diatas kapal ini, mereka menangis karena kondisi kapal yang panas dan penuh dengan banyak orang," ujar Masela.
Kapal tersebut tertahan lantaran satu penumpang yang berlayar dari Ambon menuju Saumlaki sesuai hasil pemeriksaan Pollymerase Chain Reaction (PCR) COVID-19 dikeluarkan oleh Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit (BTKL PP) kelas II Ambon menyatakan pasien AS (28) positiv SARS CoV-2.
Sebelumnya koordinator Bidang Administrasi gugus tugas penanganan dan pencegahan COVID-19 Tanimbar, dr. Theodorus Resiloy membenarkan saat ini pasien tersebut beserta dua orang saudaranya telah diisolasi di Puskesmas Lorulun. Langkah itu diambil gustu setempat, pasca mendapat hasil pemeriksaan yang dikeluarkan oleh laboratorium kesehatan di Ambon.
"Hasil swabnya telah keluar tanggal 25 Agustus kemarin. Sedangkan bersangkutan sudah berada di kapal dan sementara melakukan perjalanan laut ke Saumlaki," tandas dia di ruang kerjanya pada Kamis 3 September 2020.
Gustu Tanimbar pun rapat dan mengambil keputusan bersama untuk tidak mengijinkan para penumpang tersebut turun dari kapal. Kemudian, gustu juga melakukan koordinasi cepat dengan Pemerintah Provinsi Maluku agar mendatangkan tenaga medis khusus untuk melakukan Swab terhadap 223 penumpang yang sementara berada di kapal.
"Kami mengambil keputusan ini dengan mempertimbangkan faktor kemanusiaannya. Karena pemprov juga tidak bersedia menerima penumpang kapal ini jika harus kembali ke Ambon. Sehingga tidak ada cara lain, hanya dengan datangkan petugas untuk ambil Swab mereka," ungkap Resiloy.
Empat orang tenaga medis dari provinsi telah melakukan pengambilan Swab bagi ratusan penumpang tersebut di kapal hingga Kamis (03/09/2020). Dengan demikian, diperkirakan hasil Swab bagi ratusan orang tersebut barulah keluar pada pekan depan, Senin (07/09/2020).
Dokter Theo yang juga menjabat Sekretaris Dinas Kesehatan ini mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan menunggu hasil swab-nya diumumkan. Jika terjadi penambahan hasil yang positif, maka gustu telah menyiapkan protab penanganannya. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) PP Magrety telah siap menampung pasien positif COVID-19 sebagai rumah sakit rujukan. (Albert Batlayeri)
Menurut salah satu penumpang bernama Samuel Masela, melalui videonya di media sosial, mereka merasa menderita akibat kapal yang mereka tumpangi telah dilarang untuk menurunkan penumpang pasca seorang penumpang atas nama AS dinyatakan positif COVID-19 berdasarkan hasil tes usap oleh tim medis di Ambon pada 19 Agustus 2020.
Mereka mengharapkan agar pola karantina yang dilakukan pemerintah terhadap 123 penumpang yang akan turun di Saumlaki dan 101 penumpang yang turun di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) dapat sesuai dengan protokol kesehatan dengan menurunkan para penumpang dan menempatkan mereka di lokasi yang telah disiapkan Gugus Tugas COVID-19 Tanimbar, sehingga tidak ada lagi korban akibat covid di kapal tersebut.
"Kami hanya ingin dikarantina di darat," ujarnya seperti dikutip pada Jumat 4 September 2020.
Ia juga menunjukkan kondisi para penumpang yang mengeluhkan upaya penanganan COVID-19 di Tanimbar yang tidak memperhatikan kondisi kesehatan dan kebersihan diatas kapal tersebut.
"Ada ibu hamil dan anak-anak diatas kapal ini, mereka menangis karena kondisi kapal yang panas dan penuh dengan banyak orang," ujar Masela.
Kapal tersebut tertahan lantaran satu penumpang yang berlayar dari Ambon menuju Saumlaki sesuai hasil pemeriksaan Pollymerase Chain Reaction (PCR) COVID-19 dikeluarkan oleh Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit (BTKL PP) kelas II Ambon menyatakan pasien AS (28) positiv SARS CoV-2.
Sebelumnya koordinator Bidang Administrasi gugus tugas penanganan dan pencegahan COVID-19 Tanimbar, dr. Theodorus Resiloy membenarkan saat ini pasien tersebut beserta dua orang saudaranya telah diisolasi di Puskesmas Lorulun. Langkah itu diambil gustu setempat, pasca mendapat hasil pemeriksaan yang dikeluarkan oleh laboratorium kesehatan di Ambon.
"Hasil swabnya telah keluar tanggal 25 Agustus kemarin. Sedangkan bersangkutan sudah berada di kapal dan sementara melakukan perjalanan laut ke Saumlaki," tandas dia di ruang kerjanya pada Kamis 3 September 2020.
Gustu Tanimbar pun rapat dan mengambil keputusan bersama untuk tidak mengijinkan para penumpang tersebut turun dari kapal. Kemudian, gustu juga melakukan koordinasi cepat dengan Pemerintah Provinsi Maluku agar mendatangkan tenaga medis khusus untuk melakukan Swab terhadap 223 penumpang yang sementara berada di kapal.
"Kami mengambil keputusan ini dengan mempertimbangkan faktor kemanusiaannya. Karena pemprov juga tidak bersedia menerima penumpang kapal ini jika harus kembali ke Ambon. Sehingga tidak ada cara lain, hanya dengan datangkan petugas untuk ambil Swab mereka," ungkap Resiloy.
Empat orang tenaga medis dari provinsi telah melakukan pengambilan Swab bagi ratusan penumpang tersebut di kapal hingga Kamis (03/09/2020). Dengan demikian, diperkirakan hasil Swab bagi ratusan orang tersebut barulah keluar pada pekan depan, Senin (07/09/2020).
Dokter Theo yang juga menjabat Sekretaris Dinas Kesehatan ini mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan menunggu hasil swab-nya diumumkan. Jika terjadi penambahan hasil yang positif, maka gustu telah menyiapkan protab penanganannya. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) PP Magrety telah siap menampung pasien positif COVID-19 sebagai rumah sakit rujukan. (Albert Batlayeri)