Djauhari Oratmangun Ungkap Potensi Indonesia pada Konferensi Sarang Burung Walet China di Xiamen
Dubes Djauhari menyatakan pihaknya diundang oleh China Agricultural Wholesale Market Association (CAWA) untuk berikan keynote speech sekaligus promosikan Sarang Burung Walet Indonesia.
“Saat ini, Indonesia merupakan produsen sarang burung walet terbesar di dunia. Tiongkok merupakan konsumen sarang burung walet terbesar di dunia. Dari Januari hingga Agustus 2020, Tiongkok mengimpor USD 275,7 juta, dimana 73,7 persen impor Tiongkok berasal dari Indonesia dengan total nilai impor sebesar USD 203 juta,” ungkap Djauhari dalam siaran persnya pada Kamis, 29 Oktober 2020.
Sambil menunjukkan gambar sarang burung walet asal Indonesia, ia memaparkan perkembangan industri sarang burung walet serta potensi kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok dihadapan lebih dari 300 peserta acara puncak kegiatan konferensi tahunan tersebut.
"Meningkat 90,3 persen dibandingkan dengan impor sarang burung walet Tiongkok dari Indonesia pada tahun 2019 dalam periode yang sama, saya berharap kerja sama ini dapat terus kita tingkatkan. Karena saya percaya, masyarakat Tiongkok sangat menyukai the Caviar of the East dari Indonesia ini!," ungkapnya.
Dubes Djauhari bersama rombongan juga mengunjungi dua pabrik importir dan pengolahan sarang burung walet Indonesia yang besar di Tiongkok, yakni, Da Zhou Xin Yan (Xiamen) Bio-tech Co., Ltd, yang menggunakan 90 persen produk olahannya dari sarang burung walet asal Indonesia, serta Xiamen Yan Palace Seelong Food Co., Ltd, yang menggunakan 100 persen produk olahannya dari sarang burung walet asal Indonesia.
Dalam kunjungannya ke Xiamen Yan Palace Seelong Food Co., Ltd., Dubes Djauhari bersama dengan Huang Jian, Chairman dari perusahaan dimaksud menyaksikan penandatanganan Letter of Intent for Purchase (LOI), antara General Manager of Production Center, Huang Danyan dengan Atase Perdagangan KBRI Beijing, Marina Novira Anggraini.
Dalam LOI, disebutkan bahwa perusahaan ini akan mengimpor sebanyak 80 ton sarang burung walet Indonesia dengan total value sebesar USD 150 juta atau senilai dengan sekitar 2,2 triliun rupiah pada tahun 2021.
“Saat ini baru 23 perusahaan sarang burung walet yang terdaftar di China Custom dan secara resmi dapat mengekspor ke Tiongkok, kami masih membahas secara intens dengan pemerintah Tiongkok, agar penambahan 13 perusahaan yang telah di inspeksi oleh mereka pada Desember tahun lalu serta permohonan izin peningkatan kapasitas volume ekspor dari seluruh perusahaan terdaftar dapat segera selesai, sehingga nilai ekspor produk sarang burung walet dapat bertambah, mengingat demand yang sangat sigifikan di Tiongkok,” pungkas Marina.
Selain menyampaikan gagasan upaya peningkatan kerja sama antara dua negara di bidang ekspor sarang burung walet, dalam paparannya, Dubes Djauhari juga mengajak seluruh peserta konferensi dan anggota CAWA untuk mengikuti Trade Expo Indonesia Virtual Exhibition 2020 (TEI – VE 2020) yang akan berlangsung tanggal 10 – 16 November 2020 secara online.
Bersama influencer yang dipekerjakan khusus oleh dua importir besar Tiongkok tersebut, Dubes Djauhari Oratmangun juga melakukan live selling melalui beberapa platform besar di Tiongkok seperti Pinduoduo, TikTok, Tmall dan Taobao, untuk mempromosikan berbagai macam produk yang berbahan baku sarang burung walet asal Indonesia.(KBRIBeijing)