Jumlah Pengangguran Amerika Serikat Alami Penurunan, Eropa Alami Kenaikan
WASHINGTON, LELEMUKU.COM - Jumlah orang Amerika yang mendaftarkan untuk mendapat tunjangan pengangguran turun pekan lalu, namun tetap cukup tinggi, 837.000, membuktikan bahwa ekonomi masih berjuang untuk pulih sejak musim panas lalu.
Laporan Departemen Tenaga Kerja AS yang dirilis Kamis menunjukkan, perusahaan-perusahaan masih mengurangi sejumlah besar pekerjaan, meskipun angka mingguan kurang dapat diandalkan karena negara-negara bagian berupaya menghentikan klaim-klaim palsu (untuk mendapat tunjangan pengangguran) dan memroses pendaftaran yang sebelumnya menumpuk.
Contohnya California, yang mencatat lebih dari seperempat pendaftar tunjangan dari pemerintah, pekan ini melaporkan angka yang sama seperti minggu sebelumnya. Itu disebabkan negara bagian itu berhenti menerima klaim pengangguran baru selama dua minggu, supaya teknologi anti-penipuan dapat diterapkan, dan menanggapi 600.000 pendaftaran yang menumpuk dan diterima lebih dari tiga minggu lalu.
Sementara itu, pengangguran di Eropa naik dalam lima bulan berturut-turut pada Agustus dan diperkirakan akan semakin naik di tengah kekhawatiran program bantuan pemerintah yang ekstensif tidak akan membantu bisnis yang terkena pembatasan virus corona untuk bisa bertahan selamanya.
Tingkat pengangguran naik menjadi 8,1% dari 8,0% pada Juli di 19 negara yang menggunakan mata uang Euro, menurut statistik resmi hari Kamis. Jumlah pengangguran naik 251.000 dalam sebulan menjadi 13,2 juta.
Sementara tingkat pengangguran di Eropa masih rendah dibandingkan dengan lonjakan di banyak negara lain, para ekonom memperkirakan angka itu bisa mencapai lebih dari sepuluh persen dalam beberapa bulan mendatang ketika program bantuan gaji berakhir.
Negara-negara Eropa menyetujui bantuan bernilai triliyunan Euro untuk membantu bisnis, menyiapkan atau mendukung program agar para pekerja tetap digaji. Sekitar 3,7 juta orang di Jerman, negara dengan ekonomi terbesar di wilayah itu, masih memiliki program bantuan bagi yang di-PHK. Dengan ketidak-pastian kapan pandemi berakhir, pemerintah telah memperpanjang program bantuan itu hingga akhir 2021. Program ini membayarkan lebih dari 70% gaji untuk pegawai yang bekerja dengan jam kerja pendek atau tanpa jam kerja. Bank Sentral Eropa menyuntikkan dana 1,35 trilyun Euro ($ 1,57 triliun).
Tetapi sementara bantuan semacam itu telah memperlambat arus pengangguran, pekerjaan terus menghilang. Perusahaan-perusahaan di industri yang paling terpukul seperti pariwisata, perjalanan dan restoran memperkirakan akan menghadapi pemulihan yang lemah untuk jangka yang panjang dan PHK. (VOA)