Basarnas Ambon Berhasil Evakuasi Warga Flores Timur yang 3 Minggu Hilang di Laut
pada tanggal
30 Desember 2020
SAUMLAKI, LELEMUKU.COM - Badan SAR Nasional (Basarnas) Provinsi Maluku berhasil mengevakuasi seorang nelayan dari Larantuka, Kabupaten Flores Timur (Flotim), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dilaporkan telah hilang dilaut selama 3 minggu.
Menurut Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Ambon, Djunaidi S.Sos, MM upaya pertolongan dan evakuasi terhadap Antonius Raja Tobi ini dilakukan setelah pihaknya mendapatkan informasi adanya warga Indonesia yang ditemukan aparat keamanan Laut Australia pada 23 Desember 2020.
Hal ini ditindaklanjuti dengan pengerahan Kapal Penyelamat atau Rescue Boat KN SAR 242 Bharata dari Tual ke Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar.
"Kami mendapat informasi itu pada tanggal 23 Desember pada pukul 22.06 WIT dari Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kupang bahwa di wilayah Ambon ada satu nelayan hilang dengan kapalnya yang sudah dicari. Ia sudah terapung-apung selama 3 minggu," ujar dia.
Pelaksanaan operasi SAR bersama Lanal Saumlaki dan Bakamla, ungkapnya dimulai pada 24 Desember 2020 hingga tanggal 29 Desember saat korban ditemukan selamat dan sehat.
"Operasi dan hari ini adalah hari yang ke tiga pelaksanaan. Di hari ini pada pukul 05.15 wit kapal tersebut kita temukan dengan menggunakan armada laut dari SAR dan Bakamla," ujar dia.
Ia menyatakan upaya penyelamatan tersebut berhasil dilakukan dengan kerjasama semua pihak termasuk pemerintah Australia yang memberikan ijin kepada Basarnas guna memasuki wilayah negara tersebut dengan alasan darurat yang dimaklumkan.
Usai menjalani pemeriksaan kesehatan dari para petugas, Antonius Raja Tobi menyatakan dirinya berusaha bertahan hidup ditengah laut dengan memakan rumput dan gulma laut yang terapung dan meminum air hujan.
Pria asal Desa Pante Oa, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flotim itu menyatakan dirinya bertahan hidup meski tidak dapat mengoperasikan kapal layar motor KMP Trasida Mulia.
Ia menyatakan, kapal berbobot GT19 yang dimiliki oleh Antonius Herman, warga Tanjung Periuk, Jakarta tersebut hanya membawa dirinya sejak tanggal 10 Desember 2020.
Sementara 3 rekannya yang lain diantaranya Jo Temu, Stefanus Huwu dan Kenatius Tobi telah menyelamatkan diri saat kapal tersebut terbawa arus laut dari Laut Sawu ke Arafura.
Ketiganya kata Raja Tobi, telah diselamatkan oleh nelayan yang ada, sementara dirinya berusaha untuk bertahan hidup diatas kapal tersebut.
Selanjutnya pria berumur 45 tahun itu juga mengaku jika ia tidak dapat mengoperasikan kapal tersebut, meski sudah diberikan bantuan berupa telepon satelit, kompas,solar, radio beacon serta bahan makanan serta peralatan pendukung dari Badan SAR Australia atau Australian Maritime Safety Authority yang bergerak dari Darwin, Northern Territory.
Dia juga mengungkapkan bahwa mesin kapal tersebut telah mati total sejak terlepas dari daratan. Sehingga secara perlahan, kapal tersebut tenggelam dan selama perjalanannya ia hanya berharap agar diberikan mujizat serta pertolongan. (Albert Batlayeri)