Ini Alasan Danau Toba Jadi Destinasi Super Prioritas Kelas Dunia oleh Kemenpar
pada tanggal
14 Februari 2021
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Danau Toba merupakan salah satu destinasi super prioritas yang ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Ikon wisata Sumatera Barat itu dipilih tentu bukan tanpa alasan.
Danau Toba yang memiliki luas lebih kurang 1.145 kilometer persegi,lbdan kedalaman 450 meter. Destinasi wisata alam ini sebenarnya lebih mirip dengan lautan. Tak heran karena Danau Toba adalah danau terbesar di Asia Tenggara dan salah satu danau terdalam di dunia.
Di lokasi objek wisata Danau Toba ini, para pengunjung maupun wisatawan dapat menikmati kegiatan berkayak atau naik sampan dengan memilih tiga jenis rute jelajah danau Tongging-Silalahi, Tongging-Samosir atau Lingkaran Utara.
Bukan hanya menikmati wisata air, pengunjung bisa menikmati suasana udara yang dingin dan sejuk di Danau Toba lewat kegiatan glamping (kemah mewah) di The Caldera Toba Nomadic Escape yang terletak di Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir.
Alamnya yang menakjubkan juga membuat Danau Toba ditetapkan UNESCO sebagai Toba Caldera.
Demi makin memantapkan posisinya sebagai destinasi favorit, kawasan wisata itu terus dikembangkan. Pengembangan meliputi pelebaran alur Tano Ponggol dari 25 meter menjadi 80 meter, pembangunan Jembatan Tano Ponggol sepanjang 450 meter yang menghubungkan daratan Sumatera dan Pulau Samosir dan penataan kawasan tepi danau.
Pelebaran alur ini ditujukan untuk membuka akses kapal wisata yang lebih besar agar dapat mengelilingi kawasan Danau Toba.
Kepala Bidang Bina Pemasaran pada Dinas Kebudayaan Pariwisata Sumatera Utara Muchlis mengatakan Danau Toba yang telah ditetapkan pemerintah sebagai destinasi super prioritas pembangunan pariwisata nasional dan Toba Caldera UNESCO Global Geopark mengatakan selain perbaikan infrstruktur, pengembangannya perlu dalam aspek kualitas SDM pariwisata.
"Bisa dengan membangun sekolah kejuruan pariwisata di setiap kabupaten sebagai sumber tenaga kerja ke depan maupun melakukan pelatihan dan sertifikasi bagi pelaku dan usaha pariwisata," kata Muchlis.(tempo)